Arcturus

19.2K 2.1K 79
                                    

(*) Arcturus atau bintang Biduk (α Boo / α Boötis / Alpha Boötis) (IPA: [aɹkˈtjuɹəs]) adalah bintang paling terang di rasi Boötes, dan bintang paling terang ketiga di langit malam, dengan magnitudo tampak −0.05, setelah Sirius dan Canopus. Tetapi jika sistem bintang Alpha Centauri dianggap sebagai satu objek, maka predikat tersebut harus diberikan kepada Alpha Centauri. Sistem bintang Alpha Centauri terdiri dari dua bintang terang yang sangat berdekatan sehingga tidak dapat dipisahkan oleh mata, dan dengan demikian akan tampak lebih terang dibandingkan Arcturus.

Suasana Meeting berlangsung dengan lancar. Kecanggungan antara Senja dan Bintang tidak kentara sama sekali. Langit selalu ada di sisi Bintang. Begitupun Jingga selalu ada di sisi Senja.

"Ya, Benar. Senja tanpa Bintang akan baik-baik saja, tapi kalau tanpa Jingga sepertinya akan ada masalah." Timpal Langit sambil becanda.

Semua orang di sana tertawa. Hanya Surya, Bintang dan Senja yang diam. Langit Ashar mulai terlihat. Redup matahari mulai tampak dan tidak lama kumandang adzan Ashar pun terdengar.

Semua menghentikan obrolannya dan bergegas ke Mushola Restoran. Bintang bersama Jingga pun berjalan bersisian.

"Sejauh apa kamu mengenal Senja?" Tanyanya langsung.

"Tidak terlalu buruk." Hanya itu jawab Bintang.

"Kalian terlihat punya masalah?"

"Itu hanya perasaanmu saja." Jawab Bintang sambil pamit mengambil wudhu terlebih dahulu.

Selesai melaksanakan kewajiban mereka kembali ke kursi restoran, yang terlebih dahulu ada Senja duduk diam seorang diri. Bintang yang bergegas selesai menjadi bingung harus duduk lagi di sana atau harus menunggu yang lain.

Tapi dia memilih menghampiri  duduk di hadapan Senja dengan diam. Menunggu rekannya yang lain untuk kembali.

"Langit memang begitu luas untuk bisa menerima siapa pun." Ujar Senja kini menatap Bintang tajam.

Bintang balik menatap Senja.

"Langit memang luas. Senja yang nampak pun tak lebih indah di banding keluasan dirinya." Timpal Bintang santai.

"Ya, Bintang senang berkedip di sana. Bersisian bersama rembulan dengan Langit sebagai pendamping setia." Ujar Senja lagi.

Bintang memilih tak membalas. Dia hanya kembali diam.

"Kamu akan menikah dengannya?" Tanya Senja lagi.

Bintang berusaha tidak menjawab, Dia membuka Handponenya. Mengabaikan pertanyaan itu.

"Sudah menjadi perilakumu, Mengabaikan segala hal. Membuang mentah-mentah kepercayaan seseorang."

"Ya. Itu memang aku. Bencilah semaumu."

"Sedang aku lakukan, Seperti permintaanmu." Ujar Senja langsung meneguk air minum dimeja sekali tandas.

Bintang mengepalkan tangannya kuat-kuat. Senja terlihat kembali tenang walau raut wajahnya menjadi tak bersahabat. Ini adalah percakapan pertama setelah sekian lama.

"Senjaaaa." 

"Bintaanggg."

Sepasang remaja sedang duduk di atas bukit pada senja sore hari. Saling berteriak memanggil namanya masing-masing.

"Apa Senja dan Bintang bisa bersama?" Tanya Bintang remaja menatap Senjanya.

"Tentu saja bisa, Kita bukan bagian dari hukum alam. Kita bagian dari takdir sang pemilik alam."

BintangWhere stories live. Discover now