'•09|FG2🌷.

9.1K 518 19
                                    

•|part dibuat tanggal: Selasa, 29 Januari 2019.
•|part direvisi tanggal: Sabtu, 012 Maret 2024.

𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒

▪︎▪︎▪︎ Tandai kalau ada typo ▪︎▪︎▪︎

Setelah kepulangan Galen sore tadi, tak lama setelahnya Dava datang tanpa memberitahunya terlebih dahulu dan di sinilah dirinya sekarang, di taman belakang rumah bersama Dava, duduk berdampingan tanpa ada yang berbicara, keduanya malah diam dan larut dalam piliran masing-masing.

Langit sore yang berwarna jingga itu terlihat indah, seharusnya saat ini menjadi momen manis pada keduanya, bukan malah saling diam seperti ini. Amora yang mulai merasa bosan pun kini menghela napas kasar dan setelahnya berbicara. "Dava, lo suka sore atau pagi?" tanyanya yang membuat Dava menoleh menjadi menatap padanya.

"Pertanyaan yang gak guna," jawab Dava yang membuat Amora menatapnya binggung. "Kenapa?" tanya Amora

"Gua gak suka keduanya." Setelah mengatakan itu Dava menegakkan tubuhnya dengan pandangan yang kini menatap pada Amora, "tapi gua suka saat lo dan gua ada di antara keduanya," tambah Dava seraya tersenyum dengan lesung pipi pemuda itu yang kini terlihat jelas.

Seketika Amora ikut tersenyum dengan raut wajah yang kini terlihat bahagia, bahkan kedua pipinya pun seketika memerah karna ucapan Dava barusan, berhasil membuat jantungnya berdebar dengan kencang.

Dava merubah posisi duduknya menjadi didepan Amora, Dava menggenggam kedua tangan Amora dengan pandangan tertuju pada Amora, suasananya berubah menjadi serius membuat Amora benar-benar panas-dingin.

"Mor apa lo ngerasin hal yang aneh selama ini? Termasuk sekarang?" tanya Dava dengan raut wajah serius.

"Mora, apa setiap gua bertingkah romantis, jantung lo berdetak lebih kencang dari biasanya? Apa perasaan aneh itu udah hadir di hati lo? Apa lo udah nyaman sama keberadaan gua di samping lo? Apa—apa lo udah jatuh cinta sama gua?" Pertanyaan demi pertanyaan Dava lontarkan dengan Cepat, sedari tadi dirinya menahan diri agar tidak gugup, Dava hanya takut jika Amora kini menolaknya bukan untuk meminta kesempatan lagi.

"Apa gua harus jawab satu persatu pertanyaan lo, atau gua harus langsung jawab semuanya?" Amora balik bertanya dengan jantung yang berdebar hebat.

"Mora!" panggil Dava.

"Lo udah tau jawabannya Dava, lo udah tau!" kata Amora sambil tersenyum, membuat Dava yang sempat merasa takut kini berubah menjadi sangat bahagia.

"Apa lo mau nerima gua?" tanya Dava dengan raut wajah yang terlihat begitu bahagia.

"Gua gak punya alasan buat nolak lo, gua bener-bener ngerasa nyaman sama lo, lo adalah orang yang udah bikin gua berpindah hati dari hati yang dari dulu sampai sekarang gak pernah mau nerima gua. Gua bener-bener bahagia karna udah dipertemukan sama orang kaya lo," jelas Amora dengan terus terang hingga membuatnya kini memangis karna saking bahagianya.

Bahkan Dava yang sama bahagianya pun dengan cepat langsung menarik tubuh Amora ke dalam pelukannya, memeluknya dengan erat.

"Jangan nangis. Gua janji gak bakal bikin lo ngerasa sedih lagi, gua akan bikin lo ngerasa bahagia di tiap harinya, itu janji gua. Mora, lo boleh hukum gua atau tampar gua lalo gua ngelangar janji gua sendiri," ucap Dava dengan terus mengusap punggung Amora yang bergetar.

Kau tau? Dulu aku benar-benar bersingkukuh dengan keinginanku, memaksa tuhan agar bisa merestui kita. Bahkan dulu aku sempat bertengkar dengan semesta ketika ia tak juga memberiku izin untuk memilikimu.

Salah ku apa? Aku hanya ingin memilikimu tapi mengapa semesta begitu tidak menyetujuinya?

Dulu aku sempat egosi, meyakini diriku sendiri jika nanti aku bisa bersamamu.
Dulu aku sangat egois, dengan terus memaksa diri agar tetap menunggumu.
Tapi tanpa aku sadari, lelah itu sudah lama telah menghampiriku, memberitahuku jika usahaku untuk memperjuanganmu harus berakhir.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬 𝟐. [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang