'•10|FG2🌷.

9.2K 558 82
                                    

|part dibuat tanggal: Selasa 29 Januari 2019.
•|part direvisi tanggal: Rabu, 24 April 2024

𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒

▪︎▪︎▪︎ Tandai kalau ada typo ▪︎▪︎▪︎

Saat ini Amora sedang dibuat kewalahan untuk menenangkan Kevin yang sedari tadi terus saja menyakiti dirinya sendiri—menonjok dinding kamar tanpa memperdulikan luka serta rasa sakit dari ulah pemuda itu sendiri.

Karna nyatanya rasa sakit pada kedua tangannya tidak seberapa ketimbang rasa sakit pada hatinya. Terdengar berlebihan memang, tapi bagi Kevin ini sungguh menyakitkan saat dirinya sadar jika kesempatan kedua yang ia berikan pada Nabilla hanya sebatas rasa kasihan saja untuk gadis itu, Nabilla tidak benar-benar mencintainnya, gadis itu masih mencintai pemuda yang sama sedari dulu—yaitu Angelo.

"Bangsat! Kalo mau mati jangan kaya gini caranya!" Gertak Galen yang langsung menarik paksa Kevin dan mendorongnya keras hingga terjatuh ke kasur.

"Cinta boleh tapi jangan tolol, sialan!" amuk Galen yang amarahnya sudah tidak bisa ditahan lagi. Memiliki dua sahabat yang rela bodoh demi cinta memang membuatnya muak.

"Kasih tau gua maksud lo apa kaya gini? Lo mau jadi bajingan tolol yang rela nyakitin diri sendiri cuman karna patah hati?" Galen bertanya dengan sarkas. Persetan dengan semuanya, Galen bisa saja ikut membantu Kevin hingga pemuda itu babak belur jika dirinya ingin.

Galen menghela napas kasar saat Kevin tak kunjung membalas ucapannya. "CUMAN KARNA ANGELO SIALAN ITU LO BERDUA RELA TOLOL? GILA EMANG!" teriaknya dengan menjambak kasar rambutnya sendiri guna melampiaskan kekesalannya.

Amora maupun Kevin dibuat bungkam oleh teriakan Galen, mereka tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. Pemuda idiot yang setiap harinya selalu terlihat menyebalkan itu kini mendadak berubah, pemuda yang kini dipenuhi oleh amarah itu seperti bukan Galen yang selama ini mereka kenal.

"Nyesel gua punya sahabat kaya dia!" geram Galen, ia sandarkan tubuhnya pada dinding dengan napas yang mengebu-gebu, emosinya belum mereda dengan kepala yang terasa seperti ingin pecah karna saking emosinya ia saat ini.

Perlahan dengan langkah gemetar Amora mendekat pada Galen, mencoba menenagkan emosi pemuda itu dengan memeluknya. Dmei tuhan, saat ini Amora merasa begitu takut pada Galen, sahabatnya itu seperti sedang kerasukan.

"Gua gak pernah suka liat lo berdua kaya gini cuman karna cinta," lirih Galen dengan penuh rasa lelah. Ia pejamkan kedua matanya unruk menenangkan emosinya, lalu tak lama tubuhhnya ditarik dalam pelukan lainnya—Kevin membawanya serta Amora ke dalam pelukan pemuda itu.

"Gua tolol dan gua minta maaf," ucap Kevin penuh rasa penyesalan.

Galen benar, tidak seharusnya ia bereaksi berlebihan seperti ini hanya karna patah hati, apalagi sampai melukai dirinya sendiri.

▪︎▪︎▪︎

Galen bilang patah hati para sahabatnya harus dirayakan dengan suka cita hingga lupa waktu. Empat jam telah mereka nikmati di tempat karaoke, bernyanyi hingga mereka merasa puas.

Mereka menikmatinya, meluapkan patah hatinya dengan bernyanyi keras dan juga tertawa bersama. Biarkan mereka seperti itu, karna setelahnya mereka harus kembali bahagia.

Bahkan Galen yang semula dipenuhi oleh emosi kini telah kembali menjadi Galen yang menyebalkan—kembali mengeluarkan kegoblokannya demi membuat Amora dan Kevin tertawa.

Merasa cukup lelah Amora pun memutuskan untuk memisahkan diri, membiarkan Galen dan Kevin yang masih bernyanyi sambil menaiki meja itu.

Seperti melupakan sesuatu, Amora langsung saja mengecek ponselnya yang sengaja ia matikan itu. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat banyakanya pesan serta panggilan tak terjawab dari Dava, dirinya benar-benar melupakan pemuda itu.

𝐅𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 𝐆𝐨𝐚𝐥𝐬 𝟐. [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang