[13] Ucha sadar?

3.9K 240 28
                                    

Ucha masih tetap nyaman dengan tidurnya. Mereka semuanya pun tak berputus asa untuk selalu berdoa demi kesembuhan Ucha. Semalam, sesudah Kak Iky menjenguk Ucha, Kak Iky mengajak Anneth utuk pulang bersamanya. Karena, bagaimana pun Anneth juga butuh istirahat, pikir Iky.

Hari ini mereka berkumpul kembali di depan ruang ICU. Sekarang, giliran Mama dan Papa Ucha yang melihat keadaan Ucha.

"Will, ikut gue yuk" Ucap Deven tiba-tiba. Mereka kaget, apakah Deven akan menyalahkan William lagi atau justru sebaliknya. Mereka khawatir, Deven akan emosi lagi.

"Mau kemana, Dev?" Jawab William.

"Kesana bentar. Gue mau ngomong sama lo!" Ucap Deven santai.

"Dev, biar gue temenin kalian yaaa..." Saran Alde.

"Nggak usah, de. Gue mau ngomong face to face sama William. Ayuk, Will." Ucap Deven lagi menolak saran Alde dan mengajak William lagi.

William pun mengikuti Deven untuk menjaga jarak sedikit dengan mereka. Sedangkan, mereka sudah pasrah jika terjadi apa-apa antara Deven dan William. Mereka hanya bisa melihat dari jauh saat ini, kalau mereka berdua sedang berbicara serius.

"Dev, maafin gue. Gue tahu gue salah. Gue emang nggak pantes ada di deket Ucha. Gue udah ngerusak kepercayaan lo." Jelas William menundukkan kepalanya. Ia mengakui kesalahannya, kalau Ia gagal menjaga Ucha.

"Bro, Gue emang kecewa sama lo. Tapi gue salah, kalau gue nyalahin lo. Gue tahu lo udah berusaha jagain Ucha. Tapi, rencana Tuhan kita nggak ada yang tahu. Jadi, gue juga minta maaf kalau semalam gue udah marah-marah nggak jelas sama lo." Ucap Deven tersenyum sambil mendekat ke arah William dan menepuk bahu William pelan.

"Lo serius, Dev? Jadi lo maafin gue?" Tanya William untuk meyakinkan dirinya.

"Yaiyalah gue serius. Lo akan tetap jadi sahabat gue sampai kapan pun, dan begitu juga sebaliknya." Jawab Deven dengan perasaan lega.

"Bro, makasih bangett. Lo bener-bener ya, berhasil bikin gue panik hahaha..."

Deven hanya tertawa mendengar ucapan William. Mereka pun berpelukan ala-ala cowok, menandakan masalah diantara mereka sudah selesai. Sedangkan, yang lain bernafas lega dan tersenyum melihat mereka berpelukan. Ternyata, apa yang mereka pikirkan itu tidak akan terjadi.

"Ayukk, ahh. Kenapa jadi mellow begini. Kita balik ke mereka yuk." Ajak Deven kepada William.

William pun merangkul Deven, Deven yang dirangkul hanya tertawa dan ikut merangkul William juga. Willliam dan Deven pun kembali mendekat kearah mereka.

"Kenapa kalian pada senyum-senyum coba lihatin gue sama William?" Tanya Deven ke mereka

"Iya gapapa. Masa senyum aja nggak boleh, Dev. Pelit amat lo huh." Jawab Putri

Deven pun hanya tertawa melihat wajah kesal Putri.

"Kalian berdua udah baikan?" Tanya Iden

"Lah, sejak kapan kita berantam coba?" Tanya Deven yang membuat mereka bingung. Seingatnya, bukan nya semalam Deven marah-marah sama William. Sekarang, malah nanya balik.

"Tadi tuh kelihatan dari jauh muka kalian udah kayak orang berantam tau, serius bangett." Ujar Anneth pula.

"Namanya juga face to face, Nethii. Kalau mukanya lucu, berarti kita mau stand up comedy dong." Jawab Deven.

"Deven tuh nggak seemosi dulu guys. Dia udah dewasa, jadi kalian tenang aja." Sambung William meledek Deven dan langsung mendapat jitakan dari Deven. Spontan William berteriak, dan membuat mereka semua tertawa. Karena, teriakan yang keluar dari William terkesan lucu.

I'll Never Love Again (On Going)Where stories live. Discover now