Penjelasan? (TERAKHIR!)

2K 159 58
                                    

"Ini minum obat lo." suruh Devano memberikan obat yang dibelinya kepada Deven.

"Ck. Ternyata dokter bisa sakit juga ya. Terutama nyakitin hati perempuan, jago bener." sindir Devano lagi yang membuat Deven hanya menghela nafasnya pelan.

"Kesini mau ngelihat Rega atau mau ngenyinyirin gue?"

"Iya mau lihat keponakan gue lah. Itu gue dipaksa sama dia untuk bawain lo obat, sebenarnya gue mah ogah, tapi karena dianya mohon, makanya gue mau. Perempuan yang begitu lo sakitin? Ogeb banget dah lo!" ungkap Devano frontal yang membuat Deven tersenyum miris.

"Udah ah jangan begitu." sahut Naura pelan menyenggol lengan Devano.

"Biarin. Biar dia nyadar, kalau dia salah. Rega mana?"

"Tidur di kamar." balas Deven singkat.

"Kalau gitu aku lihat Rega ya. Kamu disini aja temenin Deven. Ingat, kamu nggak bisa bersikap seperti itu ke Deven, karena kita juga nggak tahu kejadian yang sebenarnya gimana." kata Naura memperingati pacarnya itu.

"Aku tahu. Intinya dia udah nyakitin kakak sepupu aku, dan udah nyakitin sahabat aku." balas Devano.

"Udah ah, terserah kamu aja. Eh iya, gue izin ke kamar Rega ya, Dev."

Deven mengangguk, "Makasih ya, Nau."

Naura tersenyum dan langsung pergi dari hadapan dua lelaki itu.

"Gimana ceritanya lo bisa kenal Raya dan tiba-tiba lo pulang kesini barengan sama Rega? Cerita ke gue sekarang!" pinta Devano dengan tatapan yang sulit diartikan.

Deven menghela nafasnya pelan, dirinya harus sabar dan tidak boleh emosi, karena sifatnya Devano yang kelihatan menjengkelkan sekali baginya.

"Raya itu kakak tingkatan gue di kampus. Gue kenal dia sewaktu awal gue disana, dialah yang nemenin gue dan mengenalkan semua tentang London ke gue. Selama hampir dua tahun kenal Raya, gue nggak tahu kalau dia udah menikah diam-diam dan dia udah punya Rega. Selama itu juga gue nggak boleh tahu alamat dia dimana, dia tinggal dimana, karena dia takut kalau gue tahu dia udah punya anak."

"Dia jujur semuanya ke gue semenjak setahun lalu, dimana dia divonis kena kanker serviks stadium akhir. Disitu dia jujur semuanya ke gue termasuk mengenai suami yang udah ninggalin dia semenjak dia hamil Rega. Setelah ditinggalin dan ternyata Raya tahu kalau dirinya berbadan dua, dia langsung ambil cuti dari kampus, dia kerja untuk menghidupi Rega, dia harus terlambat menyelesaikan kuliahnya hanya karena masalah yang dia buat sendiri. Saat gue tahu semuanya jujur gue takut, karena gue emang udah masuk ke dalam kehidupannya terlalu dalam. Kalau lo nanya gue ada perasaan ke Raya apa nggak? Jawabannya nggak!"

"Setahun belakangan ini gue menghilang karena gue harus fokus menyelesaikan kuliah gue, gue juga harus jaga Raya sama Rega. Makanya gue mutusin untuk memutuskan komunikasi gue sama Anneth, karena gue takut nantinya nyakitin dia."

"Dan saat itu Raya minta gue untuk jaga Rega, ngedidik Rega sampai dewasa, lindungin Rega disaat dia nggak ada. Ternyata karena penyakit itu, Raya dipanggil sama Tuhan secepat itu. Kakak sepupu lo nyerah sama penyakitnya. Dia meninggal setengah tahun lalu, meninggalkan Rega sama gue, dan maka dari itu Rega bisa ada sama gue sekarang."

"Terserah lo mau percaya apa nggak, yang pasti gue udah ceritain semuanya. Kalau lo ragu, lo bisa tanya sama orang tuanya Raya. Mereka ada disana saat itu."

"Gue nggak pernah ada sedikitpun niat untuk nyakitin perempuan yang gue sayang. Gue nggak pernah punya niatan untuk mengkhianati atau mengingkari janji gue ke dia. Keadaan yang buat gue begini. Gue yang mau ikut merasakan apa yang Raya rasain selama ini, gue juga yang minta Raya untuk berbagi semuanya ke gue. Karena gue tahu dia nggak sekuat itu untuk menghadapi semuanya. Akhirnya dia nyerah dan meninggalkan dunia dalam waktu secepat ini."

I'll Never Love Again (On Going)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora