o5. Bekal

2.7K 522 138
                                    

Yeongue tidak bisa tidur.

Sedari tadi yang dia lakukan hanya berguling kekanan dan kekiri sambil memeluk boneka pohon pinus pemberian Yoonbin di bulan kedua mereka berpacaran. Perkataan Yoonbin tadi ketika mengantarnya pulang terngiang-ngiang di kepalanya, sampai sekarang. Dan mengakibatkan Yeongue yang tidak bisa tidur.

Nyebelin emang, mana Yoonbin ngomong gitu gampang banget. Tanpa beban sama sekali, wajahnya lugu dan tatapannya datar seperti biasa.

"Kamu jangan ninggalin saya ya, nanti saya sedih. Saya cuman punya kamu." Ujar Yoonbin sebelum benar-benar pergi dari hadapan Yeongue.

Kalo gitu ceritanya, Yeongue juga gak bakalan ninggalin Yoonbin gitu aja. Mungkin kepikiran aja gak bakalan, Yeongue merasa dunia ini terlalu kejam buat seorang Ha Yoonbin. Bisa aja dia membalikan keadaan menjadi Yeongue yang melindungi Yoonbin bukan sebaliknya.

Tapi gak papa juga deng kalo gitu, Ha Yoonbin itu luarnya aja kaya keliatan galak, gak bisa di sentuh, kaya ada tembok yang ngalangin dunia luar sama zona nyamannya. Padahal kenyataannya gak gitu, Ha Yoonbin itu cuman remaja akhir yang butuh perhatian dan kasih sayang dari sekitarnya.

Yoonbin perlu di rangkul, apalagi bentar lagi dia lulus sekolah dan kerasnya kehidupan yang sebenarnya bakal dia rasain. Duh, Yeongue makin kepikiran sama pacarnya.

Guling kanan lagi, Yeongue menatap tembok biru itu dengan tatapan menerawang. Kak Yoonbin udah tidur belum ya? Sendirian gak ya? Udah minum susu-- eh, emangnya Yoonbin itu kaya dia!? Yang sebelum tidur aja harus banget minum susu putih.

Balik posisi menjadi ke kiri, Yeongue mencoba tertidur dengan posisi bantal yang menutup kepalanya. Dia harus bangun pagi masalahnya, memasak bekal untuk Yoonbin dan berangkat kesekolah. Dengan harapan terakhir, Yeongue mencoba terlelap dengan iringan musik lembut yang sengaja dia pasang.

□□□

"Bentar lagi TO, kakak udah belajar?"

Di pagi yang agak mendung itu, Yeongue jalan di samping Yoonbin yang lagi mainin ponselnya. Dia agak takjub juga sama Yoonbin, pasalnya dari parkiran sepedah doi mainan ponsel tapi jalannya aman-aman aja. Gak oleng ataupun nabrak pilar sekolah, jalannya lurus selurus orang biasa.

Coba kalo Yeongue, mungkin dari tadi jalannya udah lambat dan sering nabrak bahu orang yang lewat di sampingnya.

"Udah, tapi lagi rehat. Pusing." Ujar cowok jangkung itu, ponsel apel kroak X udah masuk kesaku celana sekolahnya.

Yeongue mengangguk paham, dia sedikit melompat untuk melewati kubangan air di depannya. Keduanya sengaja memotong jalan melewati lapangan yang di penuhi anak basket yang entah kenapa pagi-pagi begini sudah pemanasan, kelas mereka hanya berbeda lantai. Yeongue di lantai satu, serta Yoonbin di lantai dua.

Sesekali anak basket yang ada di tengah lapang menyapa Yoonbin, sekedar say hi yang di balas anggukan singkat oleh sang pemuda. Tidak aneh juga sih, Yoonbin itu mantan ketua eskul basket, tapi sekarang sudah turun jabatan di karenakan sebentar lagi ujian dan posisinya di gantikan oleh anak kelas XI-IPA 6. Namanya Yedam kalau tidak salah.

"Kamu jadi bawa bekel?" tanya Yoonbin tanpa ekspresi seraya menunduk kearah Yeongue di sampingnya.

"Iya!" Yeongue mengangguk senang. "Aku bawa nasi sama telor gulung, aku gak jamin rasanya enak tapi aku yakin itu enak. Mau di makan--"

"Awas!"

Omongan Yeongue terpotong. Secepat kilat tubuh kecilnya di tarik lalu di balik oleh Yoonbin yang sekarang setengah memeluk tubuh kecilnya.

the way you smile +hyb.kyg ✔Where stories live. Discover now