Satu

7.4K 922 21
                                    


● Perihal Evelyn 



Dipertengahan Februari saat musim semi mulai datang menghalau butiran salju yang menumpuk, Eve menatap lembaran kertas di tangannya.

Sebenarnya, tumpukan kertas itu tidak begitu penting. Yang paling penting dan membuat Eve enggan memalingkan mata semenjak lima menit yang lalu adalah, lembar penilaian yang tertera pada halaman pertama.

F

Wow. Nilai yang mengesankan.

"What should we do, Eve?"

Evelyn memejamkan matanya erat mendengar pertanyaan itu. Suara Hana yang terdengar seolah putus asa membuatnya hampir meledak-ledak. Apa yang gadis itu lakukan sampai lupa mengumpulkan laporan praktikum mereka hingga terlewat satu minggu lamanya?

"Apa yang kau lakukan satu minggu ini, Hana?" tanya Eve jengkel.

"Aku pindah dari asrama dan mengurus apartment baruku, Eve. Aku benar-benar lupa. Aku.. minta maaf."

Eve menutup mata dan mengerang tipis.

"Maafmu tidak akan merubah nilaiku."

Praktikum itu dilaksanakan dalam satu tim. Eve, terpaksa menjadi teman satu tim Hana karena gadis yang terkenal ceroboh juga bertindak semaunya itu ditolak oleh hampir separuh angkatan.

Eve tidak masalah sebenarnya. Ia bisa mengerjakan ini sendirian meski harus tidak tidur berhari-hari menulis halaman demi halaman laporan praktikum. Tapi, setelah segala yang ia lakukan, ia justru mendapati nilai F tertera dalam lembar penilaiannya karena Hana. Terlambat. Mengumpulkan. Laporan.

Goddamit.

Eve bisa gila.

Ia tidak mau mengulang praktikum ini tahun depan.

Eve tidak mau mengulang malam-malam panjang tanpa tidurnya bersama Hana.

"Apa yang harus kita lakukan, Eve?"

Eve mengerang.

"Berhenti bertanya apa yang harus kita lakukan, Hana. Ini semua jelas salahmu! Kenapa juga aku harus ikut mendapat nilai F dan mengulang praktikum bersamamu tahun depan?"

Amarah Eve membuat Hana terdiam untuk sesaat. Evelyn, wanita lembut dan sopan yang pernah ia kenali tampak sangat kacau. Kedua bola matanya penuh emosi. Eve bahkan berbicara dengan intonasi satu oktaf lebih tinggi.

"Aku.. minta maaf, Eve."

Eve mengacak rambutnya kasar dan berlalu meninggalkan Hana. Ia memeluk laporan dengan tebal hampir satu rim yang sudah ia kerjakan dengan susah payah, lembar penilaian praktikumnya, juga air mata yang hampir tumpah.

"Tapi Prof, saya sudah mengerjakannya dengan serius. Setidaknya, bisakah saya mendapatkan kompromi atas keterlambatan yang bukan tanggung jawab saya?"

Dosen renta berumur lebih dari setengah abad itu menatap Eve yang berdiri didepannya lewat celah kacamata yang ia gunakan. Ia menutup jurnal yang terbuka lebar diatas meja, membuka kacamata dengan gerakan tenang.

"Jadi, kamu yang mengerjakan keseluruhan laporan ini?"

"Tidak semuanya. Tapi stidaknya saya mengerjakan hampir 75% isinya, Prof."

"Lalu Hana yang bertugas mengumpulkannya?"

Eve mengangguk.

"Dan dia terlambat?"

[✔] Lakuna | Mark Lee Where stories live. Discover now