Dua

4.4K 775 22
                                    

Selasa itu, Mark berdiri di depan apartment tepat pukul empat sore. Mengingat Eve juga bukan tipikal yang suka mengulur-ulur janji, gadis itu membuka pintu apartment dengan setelan sweatpants panjang juga jaket sport yang nyaman. Rambut Eve diikat seadanya. Salah satu tangannya menggenggam ponsel yang sudah dipasangi earphone.

Mark menaikkan alisnya begitu mereka bertemu pandang.

"Apa?" tanya Eve merasa tersinggung.

Mark mengedikkan bahunya acuh. "Bawa ini."

Ia melemparkan sebotol cairan isotonik yang hampir saja menyentuh lantai lantaran Eve belum bersiap-siap untuk menerima lemparannya.

"Apa ini?"

"Jangan banyak tanya. Kau akan butuh itu nanti."

Bibir Eve mengerucut kesal. Kenapa Johnny bisa mengenalkannya pada orang seperti ini, sih?

Mereka mulai dengan berdiri di ujung setapak yang terbentang mengelilingi kawasan apartment. Eve mulai menggerakkan tubuhnya untuk pemanasan begitupun Mark.

"Berapa putaran aku harus mulai?"

Mark tertawa dengan nada penuh ejekan di sampingnya. Eve buru-buru menurunkan kaki yang tengah ia angkat, menatap Mark, lagi-lagi jengkel.

"Ayo mulai dengan berjalan pelan lalu berlari-lari kecil." jawab Mark usai menghentikan tawanya.

"Kenapa?" Eve mendelik kesal. Kenapa lelaki ini selalu meremehkannya, sih?

"Aku bisa langsung lari mengelilingi apartment. Jangan meremehkanku!"

Helaan nafas terdengar kemudian. Mark menatap Eve dan memiringkan kepalanya menimbang.

"Oke. Ayo mulai dengan satu putaran penuh. Tidak ada jalan, tidak ada istirahat. Jika berhasil, aku akan memberikanmu rewards. Kau boleh meminta makanan apapun yang kau mau."

"Oke. Call."

●●●●


"Aku tidak kuat lagi. Mark, berhenti!"

Eve menarik tangannya yang ditarik oleh Mark. Lelaki itu berlari-lari kecil di tempat menunggunya untuk bangun. Ia melirik kebelakang dan mendesah malas.

"Setengah jalan saja kau belum sampai. Mau lanjut atau tidak?"

Kepalang malu, Eve menggeleng. Gerakan Mark terhenti. Ia lagi-lagi melempar minuman isotonik pada Eve. Tapi kali ini Eve berterimakasih karena ia membutuhkan cairan itu untuk tubuhnya.

"Istirahat lima menit. Setelah itu berjalan satu putaran, jogging satu putaran lalu running satu putaran. Aku dibelakangmu."


●●●●




"Bagaimana?"

Eve menatap sengit Johnny yang duduk disampingnya sambil menyeruput manja sekaleng minuman bersoda, tanpa rasa bersalah. Kakaknya itu justru merebut remote dan mengganti siaran televisi tanpa repot-repot melirik ekspresi jengkel dari wajah Eve.

"Kakak mau membunuhku, ya?"

"Latihan itu gak akan bikin kamu mati, Eve. Jangan berlebihan."

"What? Berlebihan? Kak, tulang-tulangku rasanya hampir copot! Aku dipaksa berlari seharian!"

"Kamu yang setuju untuk pergi hiking, kan?"

"Kakak!"

"Olesi krim hangat dan segeralah tidur, Eve. Lusa Mark akan datang lagi."

[✔] Lakuna | Mark Lee Where stories live. Discover now