IGMLTY 2

1.6K 80 5
                                    

Conan hanya terdiam mendengar ucapan Ai. Ia sudah bisa menebak apa yang akan terjadi jika ia membalasnya. Ai punya sejuta kata, jika mereka berdua berdebat, sudah pasti Conan yang akan kalah.

"Lagipula, kenapa kamu tidak tinggal di rumahmu sendiri? Apa karena orang itu tidak mau pergi dari rumahmu?" tanya Ai yang berkacak pinggang seraya melihat rumah asli Conan yang terlihat dari sudut jendela beranda.

"Bukan begitu, aku yang memintanya untuk tetap tinggal di sana."

"Kalau kau tidak mau menempati rumahmu sendiri, lebih baik kuledakkan rumahmu dengan bom buatanku nanti."

"Eh?" wajah Conan berubah menjadi pucat, ia lupa kalau gadis kecil ini ilmuwan, bisa saja ia benar-benar akan membuat bom dengan mengandalkan kecerdasannya.

Ai mendekatkan wajahnya sehingga kedua mata mereka beradu. "B-e-r-c-a-n-d-a!" ucapnya dengan terkikik geli, ia tak menyangka detektif hebat di depannya ini mudah sekali percaya dengan ucapannya barusan.

"Walaupun aku selalu berurusan dengan yang namanya zat kimia, tapi aku ini hanya semacam apoteker, aku tidak bisa membuat bom." Ai membalikkan tubuhnya dan kembali menuju beranda diikuti oleh Conan.

"Tapi.. Bukankah orang biasa juga mampu membuat bom? Kau juga pasti bisa."

"Ooh, jadi kau mau aku membuat bom? Baiklah, aku akan membuatnya sekarang juga." ucap Ai seraya melangkahkan kakinya meninggalkan balkon.

"Oee... Bukan itu maksudku!" seru Conan, ia mencegat pundak Ai untuk mencegahnya.

Perlahan tumbuh sebuah senyuman di bibir Ai, itu adalah senyum jahilnya ketika ia berhasil mengusili Conan. "Lagian, aku tidak akan mau membuatnya, bisa-bisa aku dan Hakase jadi korban juga." ucapnya mengejek.

"Sekarang, cepat lepaskan pundakku atau kau akan kulemparkan lagi." Ai menatap tajam Conan membuatnya melepaskan tangannya dari pundak ratu es itu.

.

.

.

|esoknya|

"Tidak terasa kita sudah mau lulus SMP ya..." ucap Mitsuhiko memulai pembicaraan saat mereka berlima pulang sekolah bersama.

"Iya, sebentar lagi kita masuk SMA." ujar Ayumi kegirangan.

"Kalian mau masuk SMA mana?" tanya Genta pada yang lain.

"Tentu saja.... SMA Teitan!!" jawab Ayumi dan Mitsuhiko serempak, namun tidak dengan duo orang dewasa bertubuh remaja itu.

"Ai-chan, Conan-kun, kalian juga mau masuk SMA Teitan kan?" tanya Ayumi dengan mata berbinar.

'Taku... Rasanya aku ingin langsung kuliah saja, daripada masuk ke sekolah itu lagi.' batin Conan, sebenarnya ia merasa sangat bosan jika harus mengulangi kembali masa SMA-nya yang dulu hilang.

"Se... Sepertinya iya." jawab Conan dengan ragu.

"Asyiiiik!!" seru Ayumi seraya memeluk Conan, Ai yang melihat kejadian itu hanya tersenyum.

"Ada apa Conan? Sepertinya kamu tidak yakin dengan jawabanmu." tanya Genta.

"Tidak, tidak ada."

"Bagaimana denganmu, Haibara-san?" kali ini Mitsuhiko bertanya pada Ai yang sedari tadi hanya terdiam.

"Aku? Sepertinya aku akan melanjutkan sekolahku ke Inggris, soalnya aku ingin kuliah di sana." ketika Ai mengakhiri kalimatnya, ia sudah bisa menebak reaksi ketiga temannya, kecuali Conan.

"Eeh?? Kok gitu?" keluh Ayumi dengan raut wajah yang kecewa karena salah seorang sahabatnya lebih memilih jalan yang berbeda daripada yang lain.

Conan menatap gadis berambut pirang itu dengan lesu, ada rasa terkejut sekaligus sedih di dalam hatinya.

𝓘 𝓖𝓲𝓿𝓮 𝓜𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 𝓣𝓸 𝓨𝓸𝓾 Where stories live. Discover now