O.1

6.7K 830 48
                                    

Aku mengusap mataku dengan perlahan, kemudian mengerjapkan mataku yang memburam. Ah, mataku yang minus ini membuatku sedikit terganggu.

Aku mengambil kacamataku yang aku simpan diatas meja nakas, kemudian memakainya, kini pandanganku menjadi lebih baik.

Ku lihat jam sudah menunjukan pukul enam pagi, ku nyalakan music playerku untuk menemani pagiku yang sepi, kemudian bersiap mandi dan sarapan seadanya. Hanya satu lembar roti dengan selai dan susu siap tuang ke gelas.

Tinggal sendiri di negeri orang memang sedikit susah, ketika orang lain berbondong-bondong mencari ilmu ke negeri China, aku sendiri malah pergi ke Korea Selatan.

Dan benar-benar mengerikan. Pembullyan dimana-mana. Termasuk aku salah satu korbannya.

Ya, korban dari Park Jisung.

Aku tertawa pelan, rasanya aku ingin kembali, namun, aku tidak ingin merepotkan orang tuaku lagi. Lagipula, sebentar lagi aku akan lulus dari Sekolah menengah atas dan melanjutkan kuliah ditempat lain, menjauh dari Park Jisung adalah cita-citaku.

Setelah beberapa menit, aku pun sudah siap. Memakai sepatu dan membawa tas, juga menaiki bus sekolahku yang baru saja lewat dihalte. Aku memilih untuk duduk dibelakang supir, ku lihat Jisung berada dipaling belakang bus.

"Heh cingcong"

Yap, itu menjadi salah satu nama panggilanku. Karena aku dari China dan mereka meremehkan bahasa China.

"Berikan PRmu!" Aku memilih untuk mengabaikannya, dan memeluk tasku dengan erat. Enggan untuk memberikan PRku kepadanya.

"Sini!"

Oh sial! Park Jisung sudah menarik-narik tasku. Aku membencinya. Ku tahu, kekuatan dia memang lebih besar daripadaku namun bukan berarti aku tidak dapat melawannya.

Ku gertakan gigiku dan mendesis tajam seperti ular bahwa aku tidak mau memberikannya sebuah contekan, dan yang aku tahu, dia tidak akan peduli.

"Lepaskan, keparat!" Umpatku dengan keras. Beberapa siswa-siswi sudah memperhatikan kami, dan dia tidak peduli.

Apa mereka tidak kasihan kepadaku?

Hey! Aku sedang dibully dengan pria bernama Jisung ini!

"Kau menghalangiku"

Kami berdua berhenti untuk saling tarik-menarik tas milikku, seorang siswa berbadan gemuk pun menempatkan bokongnya disampingku, aku selamat, kemudian aku mengacungkan jari tengahku kepada Jisung yang berjalan kebelakang.

Aku tidak takut kepadanya, aku yakin aku bisa melawannya.

Aku tidak takut kepadanya, aku yakin aku bisa melawannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hutangku banyak? Ya biarkan._.💃💃💃

[√] Unpredictable Love // SungLeWhere stories live. Discover now