02 - Pertemuan Yang Penuh Drama

8.1K 561 9
                                    

Di dalam kamar, Satria tengah memasukkan beberapa lembar pakaian nya kedalam tas. Ketika pintu kamarnya di buka, dan suara langkah terdengar mendekat.

"Abang rencananya berapa lama di Surabaya ?" Tanya Pak Rezky, pada Satria anaknya.

"Paling lama sih seminggu, terus balik  " jawab Satria menarik resleting tas ransel nya.

  Ia kemudian bersiap mengenakan jaket nya. Lalu merapikan sedikit rambut nya dengan jemari tangan nya.

"Padahal baru seminggu kamu pulang, eh udah mau pergi lagi " ujar Rezky terdengar pasrah.

   Satria menghela napas beratnya. Ia memandang ayah tercinta nya yang sedikit terlihat kurus. Dan penampilan yang sedikit kacau. Ia bisa melihat wajah lelah ayah nya, juga tekanan di pundak pria yang paling ia bangga kan dan hormati di hidupnya.

"Cuma sebentar, " jawab Satria meraih ransel nya.

  Rezky mengangguk, ia dan anaknya berjalan keluar dari dalam kamar. Dan berjalan menuruni anak tangga.

"Kamu hati-hati, kalau ada apa-apa kabarin ayah. Oya, kalau gak salah Om Devin sama Cek Bil, lagi di Surabaya juga " ujar Rezky memberi ultimatum.

  Satria hanya mengangguk, ia kemudian menghampiri Mamanya yang duduk di ruang santai sambil menatap lurus pada sebuah pigura foto di tangan nya.

"Ma " panggil Satria, membuat Dee menoleh sedikit kaget. "Abang mau berangkat " lanjutnya sedikit menelan ludah saat melirik figura foto di tangan sang Mama.

"Kamu hati-hati, kabarin kalau sudah sampai " ujar Dee, dengan memaksa senyum nya. Namun, tidak berhasil sama sekali.

  Satria mengulum senyum maklum, ia menyalami tangan Mamanya juga memeluk beliau dengan penuh kasih sayang.

"Ma, tolong ikhlas. Jangan siksa kami lebih lama lagi " bisik nya dengan penuh harap.
Reflek, wanita itu langsung melepaskan pelukkan nya. Menatap begitu tajam pada Satria.

"Anak Mama masih hidup!! Selama Mama belum melihat jasadnya, Dia masih hidup!!" Jerit Dee dengan tertahan dan penuh kemarahan. Dan kemudian berlalu pergi ke kamarnya.

  Satria menelan ludahnya, ia menatap sedih pada sang Mama. Kemudian melirik pada Ayah nya, Rezky hanya menggeleng pertanda tidak perlu di fikirkan.

"Nanti ketinggalan kereta lho " ujar Rezky memperingatkan.

  Satria mengangguk, dan menghampiri Ayah nya untuk pamit.

"Abang jalan, dulu. Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam " jawab Rezky dengan senyum.

   Dan Satria pun langsung masuk kedalam taksi yang sudah di pesan nya sepuluh menit yang lalu.

***

  PLAK!!!

  Tamparan keras baru saja melayang ke pipi seorang gadis cantik. Membuat gadis itu terhuyung ke lantai. Dan terdengar isakan yang begitu memilukan.

  Sedangkan di sofa panjang, duduk seorang wanita paruh baya tengah menangis tersedu. Tidak bisa menghalangi, suami nya agar tidak menyakiti anak gadis nya.

"Hiks.. hiks.. Pa! Maafin Airin " ucap gadis itu dengan begitu pilu bahkan sampai memeluk kaki pria bermuka tegas dan tatapan tajam penuh kemarahan.

"MAAF!!" Bentak Lutfi, pria paruh baya yang masih menatap penuh amarah pada anak gadis satu-satu nya itu. "MAAF GAK AKAN BISA MENGUBAH APAPUN!! KAMU SUDAH MENCOREN NAMA PAPA!! "

  Di kakinya, Airin menekan seluruh rasa sakit nya. Bahkan tamparan barusan tidak lah seberapa dengan rasa sakit melihat tatapan kecewa kedua orang tuanya.

Satria Untuk AirinWhere stories live. Discover now