03 - Menikah

8K 520 0
                                    

  Setelah mendengar pengakuan yang keluar dari mulut Satria, Dan setelah Pak Lutfi melepas pria itu setelah memberi ancaman. Fikar langsung menarik Satria dengan sedikit kasar, atas perintah dari sang Papa agar membawa kekasih adik nya masuk kedalam.

"Masuk!" Fikar mendorong Satria masuk kedalam sebuah kamar. Dan kemudian hendak melayangkan tinju nya ke lelaki itu. Namun, lengan nya sudah di tahan Airin.

" Mas, jangan.. pliss. Aku mohon " ujar Airin sambil menangis.

  Satria yang tadi nya sudah siap jika Fikar memukulnya, melirik pada Airin yang sudah memeluk kakak laki-laki nya dengan isakkan hebat dan begitu memohon.

"Ai, kamu masih mau belain dia!! Dia itu cowok brengsek!! " Bentat Fikar dengan amarah.

  Airin masih menggeleng kan kepalanya. Melirik pada Satria yang menatap dirinya.

"Mas, ini cuma Sal -"

"Kamu !" Mereka bertiga langsung kaget. Dan mejoleh ke arah pintu. Pak Lutfi berdiri di ambang pintu kamar dengan tangan menunjuk pada Satria. "Hubungi orang tua kamu sekarang, dan suruh mereka kemari. Malam ini kamu akan saya nikah kan dengan Airin. !! Setelah itu, terserah kalian mau apa!! "

  Airin menunduk dengan dalam, sungguh sakit perasaan nya mendengar ucapan yang keluar dari mulut orang yang paling ia sayangi, kini telah membenci nya. Bahkan tidak lagi menginginkan nya.

Brak!

Cklek cklek

Pintu di tutup dengan kasar, dan bahkan di kunci dari luar. Menyisakan kini hanya Airin dan Satria.

  Untuk sejenak keduanya sama - sama terdiam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Mungkin sedang di sibukkan dengan fikiran masing-masing.

  Satria memicingkan matanya pada perempuan dalam balutan pakaian casual. Hanya mengenakan kaus biasa, di padu dengan celana panjang membentuk kaki jenjang Airin. Namun, terlihat begitu cantik dan sempurna.

Namun mengingat kembali semua perkataan Papanya Airin tadi, membuat nya langsung membuang mukanya. Perempuan itu hamil. Dan sekarang, dia yang harus bertanggung jawab atas apa yang tidak pernah ia lakukan ?

  "Sat, gue mohon. Cuma loe satu-satu nya yang bisa nolongin gue. Jagain Airin, gue sayang banget sama dia "

  Satria mengumpat dalam hati, kalau bukan karena Azka adalah sahabat baik dan sudah seperti saudara. Dia tidak akan mau melakukan hal terbodoh seperti ini. Menikah, dengan wanita yang sama sekali tidak bisa menjaga apa yang seharusnya ia beri untuk suami nya. Sama sekali tidak pernah terlintas dalam hidup nya. Baginya, ia lebih baik menikah dengan janda lima anak.

"Astaghfirullah lazim " gumam Satria, saat menyadari betapa picik fikiran nya sekarang. Namun, ia juga sangat membenci orang-orang yang melakukan zina. Ia sama sekali tidak ada masalah dengan orang pacaran. Bermesraan di depan nya, hanya saja mereka harus tau batasnya saja.

"Kamu beneran hamil ?" Tanya Satria dengan nada dingin dan melirik Airin dengan jengah.

   Airin tidak menjawab, ia hanya bisa menunduk. Tidak berani menatap Satria sama sekali.

"Aku gak percaya ini " gumam Satria dengan nada sedih.

  Laki-laki itu berjalan menuju tempat tidur. Dan duduk di sana, memandangi Airin lagi dengan masih tidak percaya. Namun, ada rasa sedih dan kecewa dalam dirinya.

"Kamu tau kalau Azka pergi ?" Tanya Satria lagi, masih dengan nada yang sama.

  "Kamu boleh pergi, jarak lantai dua tidak terlalu jauh. Bisa lompat lewat balkon -"

Satria Untuk AirinWhere stories live. Discover now