10

2.3K 360 54
                                    



Maniknya mengerjap berkali-kali, guna menyesuaikan cahaya yang begitu menyilaukan. Ranjang yang berdecit, aroma obat-obatan yang menyengat, serta tetesan cairan infus membuat gadis itu sepenuhnya telah sadar bahwa ia tengah berbaring dimana kebanyakan malaikat pencabut nyawa bekerja. Rumah sakit. Lisa kira ia telah berada di surga atau akhirat semacamnya. Tapi spekulasinya jelas salah. Mungkin tuhan masih berpihak padanya atau mungkin  dirinya lah yang belum rela jika tuhan menjemput. Masih banyak yang mesti ia korbankan untuk ditinggal. Seperti rose, jimin oppa atau lebih jelas--kim taehyung.

Tapi, apa kalian tahu mengapa lisa tiba-tiba pingsan dan berakhir disini? Apa dia shock menerima kenyataan bahwa taehyung telah memiliki benang pengikat, atau--waktunya yang perlahan berkurang didunia? Huh

Lisa menoleh ke kanan dan ke kiri. Kepalanya pusing, dan dispnea-nya seketika kambuh. Perasaan sulit bernapas, yang ditandai dengan napas pendek.

Ia berusaha menghirup udara sebanyak-banyaknya. jemarinya meremat asal apapun guna menekan rasa sakit yang menghimpit rongga dadanya.

'Tolong. Tolong aku'

Ini begitu sesak. Lisa terbatuk berulang kali tak tentu arah. Kepalanya nyaris terjatuh jika saja keseimbangan tak berpihak padanya. Gadis itu mengerang hebat, benar-benar meremat rambutnya hingga beberapa tercabut dari kulit kepala. Rontok.

Gadis itu terkejut mendapati helaian rambut panjangnya berserakan ditangan. Mustahil. Ia memang menariknya sekuat tenaga tapi, tidak semudah itu kan, rambutnya akan terlepas begitu saja.

'kau mungkin akan mengalami kebotakan akibat kemoterapi'
Di detik itu juga, ucapan yang jelas adanya terbukti.  jangan menangis.  bisikan hati yang penuh penekanan. Dirinya sendiri begitu menguatkan. Tapi kenapa takdir bertolak belakang.

"Tolong aku!!!" teriaknya.

"Lisa?"

taehyung?. Ya, pemuda bermarga kim itu sedari tadi duduk di kursi tunggu dekat pintu ruang kamar lisa. Mengenakan earphone ditelinga seraya memejamkan mata. suara lisa yang terdengar membuatnya berlalu dengan cepat seakan dikejar sesuatu. Waktu mungkin.

Seketika pandangannya meneduh sekaligus iba yang tiba menghampiri. Ikut merasakan sakit kala melihat sang gadis yang seketika terdiam dengan memegangi dadanya bersama rontokkan rambut yang terbilang cukup banyak di bantal maupun di selimut. Sekarat? Lisa berubah jadi diam. Bukan, gadis itu mencoba untuk menenangkan diri. Berusaha kuat saat taehyung berada di lingkupnya. Tapi rasa sakit itu?

'Tak apa lisa, kau harus mulai berteman dengan rasa sakit ini. Dia bagian darimu sekarang'

Ia berusaha tersenyum saat taehyung mendekat kearahnya. Sedangkan pemuda itu-- Dengan berbagai tanda tanya yang seketika mencuat kala kata-kata dokter tadi mengisi kepalanya.

"Nona lalisa kim mengidap kanker otak" Sebulir liquid bening mengalir dengan lancar begitu saja. Membuat sang gadis bertanya melalui tatapan pada pemuda itu. Ia merasa seperti dikasihani oleh orang yang ia cintai. Begitu menyakitkan.

"Aku merasa tak berdaya di depanmu. Maaf, mungkin kau sudah tahu rahasia terbesarku. Tapi bodohnya mengapa yang menerima ajakan ibumu untuk mengurus pasien yang nyaris bernasib sama denganku. Dengarkan aku kim taehyung," ia meraih jemari sang pemuda dengan tergesa

"Aku tak pernah mendoakan mu memiliki nasib seperti ku, namun bagaimana lagi aku mengelak ataupun dirimu juga mengelak tapi inilah takdir kita. Thats true bahwa kita baru saling mengenal beberapa hari yang lalu. Tapi aku tak bisa menolak saat ternyata aku juga tak sanggup jauh darimu, ak-"

"ini salahmu lisa. mengapa kau datang dan membuatku berharap lebih akan jangka waktu hidupku. Aku kira aku juga akan sembuh dan menjalani hidup normal seperti kau yang kujadikan penyemangat tapi ternyata kita sama. Astaga, takdir kenapa begitu hebatnya" Pemuda itu tersenyum miris disana. Sungguh tak habis pikir kenapa scenario tuhan sangat apik melebihi apapun. Bertemu lisa, sakit bersama, dan akan mati bersama pula

"Kau tahu, lalisa kim. Biar bagaimanapun aku merasa dibohongi, tapi tetap saja aku jatuh cinta padamu. Seperti kisah romeo dan Juliet, akupun bersedia jika harus mati bersamamu. Terserah kisah ku akan memiliki ending yang menyedihkan didunia ini. Tapi yang jelas, kita akan bahagia di surga nanti"

"dan kim taehyung. Apakah kau juga tahu, aku telah jatuh cinta padamu saat pandangan pertama. Tapi jangan coba-coba untuk mati bersamaku"

Grep

Taehyung membawa lisa dalam dekapannya. menumpahkan segala air mata yang tak lagi tertahan akibat permainan takdir ini. Segalanya terjadi terlalu dramatis hingga tak masuk diakal.

Lisa membalasnya. Memeluk erat pinggang sang pemuda yang  ia cintai. Menangis dalam diam didada taehyung seraya memejamkan mata. Gadis itu selalu berpikir, kenapa taehyung baru datang setelah ini? Kenapa tak dari dulu saja ia menyambangi hati lisa yang penuh akan kekosongan? Kenapa? Lagi-lagi lisa selalu bertanya mengapa takdir ikut mengecohnya.

Maniknya terpejam, tatakala jemari taehyung mengusap surainya dengan penuh kasih sayang. Mengecupi puncak kepala sang gadis berulang kali seraya berbisik penuh penekanan

"Ayo kita berjuang bersama untuk hidup selamanya"

TimeWhere stories live. Discover now