15

1.6K 252 21
                                    


🖤

Masih ingatkah kalian mengenai  perkataan taehyung beberapa hari lalu? Tentang  "Cepatlah sembuh lalisa, aku tak mau kita terbaring bersama di ruang icu." 

Kontraksi hebat pada kanker di otak nya, begitu kuat hingga merenggut kesadaran sang gadis. Bisa dikatakan lalisa tak sadarkan diri dengan presentasi kesembuhan dibawah rata-rata, seperti jiwanya tengah berkelana kemana-mana namun raga nya tergolek lemah di ranjang.

Penyakit itu bisa disebabkan--salah-satunya atas kondisi psikis lalisa sendiri. Bertambah ganas saat penderita tengah bersedih dan tak memiliki semangat, apalagi berkaitan dengan seseorang yang penting baginya,  itu membuat kondisi lisa semakin drop dan obat-obatan yang ia konsumsi tak lagi membantu sistem imun sang gadis untuk melawan.

Yang pernah taehyung ucapkan itu, hanyalah bualan semata. Permainan takdir tanpa bisa ditebak. Buktinya, mereka benar-benar terbaring bersebelahan diranjang icu. Sejak lisa ditemukan pingsan disisi taehyung, dokter lee yang memiliki tanggung jawab atas taehyung, memerintahkan lisa untuk segera di opname diruang ICU.

"Lisa itu setengah sekarat, persis seperti keadaan taehyung sekarang. Aku tak begitu paham dengan hubungan mereka, tapi seperti tali kurasa jika satu sadar, satunya lagi pasti ikut sadar" pungkas dokter spesialis kanker itu. Ia melenggang keluar, meninggalkan roseanne park, dan jimin sesaat setelah pemeriksaan terakhir selesai.

Rose hanya-- terus-terusan menatap sahabatnya itu iba, begitu juga dengan jimin, pemuda yang berstatus sebagai kakaknya lisa, hanya diam menenangkan rose disampingnya. Bahkan, saat manik mereka menatap lisa disana, tak ada yang bisa mempengaruhi eksistensi taehyung disamping sang gadis. Karena memang, ranjang pemuda itu persis bersebelahan dengan lisa. Entahlah, aku hanya senang mengulang kata meskipun kalian sudah mengerti, bahwa taehyung dan lisa tengah sama-sama berjuang melawan penyakit mereka.

Aku tak paham juga, kenapa hanya mereka berdua yang terbaring disana, seakan-akan takdir sudah menuliskan akan kondisi mereka saat ini. Seperti romea dan Juliet yang tertidur bersama, namun kali dalam alasan berbeda. Disaat kedua tokoh terkenal itu mengharapkan cinta yang abadi di surga, taehyung dan lisa tengah berapi-api memusnahkan kata menuju surga sekarang ini.

"Jangan sedih" jiwa lisa membiarkan jemarinya mengusap air mata yang mengalir di pipi rose. Kita bisa katakan rohnya lalisa bukan, meskipun ia baru setengah meninggal, dan dapat melihat raga nya sendiri tengah berbaring dengan emergency oksigen dan pendeteksi jantung dibalik pakaiannya.

roh itu tersenyum miris, saat rose tak bisa merasakan usapan tangan lisa di pipinya. Ia berlari kesamping jimin, dan berteriak tepat ditelinga sang pemuda.

"Oppa, aku bersama kalian. Jangan sedih!!!" namun, tak ada penggubrisan sama sekali, seperti semilir angin yang berlalu dengan sekejap. Lalisa hancur seketika, ditambah maniknya yang tak sengaja melihat raga taehyung berbaring disamping raga nya tapi dalam ranjang yang terpisah. Astaga, memilukan. Roh lisa jatuh terduduk, tanpa bisa merasakan dinginnya lantai yang ia sentuh dengan tangannya.  "aku mati..."

"Tidak!"
"Taehyung?" rasa kaget menguasai lisa disana. "Kenapa kau bi..."

"Apa kau lupa kalau aku juga sepertimu, aish gadis cantik ini sangat bodoh"

"Jangan bercanda, aku bahkan merasa lucu sekarang. Bagaimana bisa kita..."

"Bagaimana bisa? Makanya seperti aku donk, meski setengah mati, aku bahkan belajar dari yang senior" sombongnya

"Senior? maksudmu mereka yang sama seperti kita?"

"Bukan..." taehyung menarik tangan lisa hingga berdiri, dan berakhir menuntunnya mendekat keranjang sang pemuda. "Agar seimbang, biarkan mereka disamping ranjangmu dan kita disamping ranjang ku"

"Kita ini sudah mati ya" lisa menatap kakinya yang transparan tanpa alas kaki

"Enak saja. Aku belum ingin mati. Aku masih ingin mencicipi bibir manismu itu lagi" senyum taehyung tercipta disana meski lisa mengeluarkan deathglarenya.

"Apa hanya aku saja yang berharap bahwa kita bisa berpacaran dan hidup setelah ini?"

"Aku bukan ingin berpacaran... Namun menikah denganmu" pungkas lisa cepat dan dibuahi sebuah pelukan dari roh taehyung. Ah manisnya. Tidak didunia, tidak disini, taehyung memang selalu sama. Pemuda yabg hangat dan penyayang.

"Senior bilang, kita ini setengah sekarat. Masih banyak yang belum mampu melepaskan kepergian kita. Jadilah roh yuan putri dan pangeran tampan ini tertahan seperti sekarang. Mengawang dan belum pasti"

"Apa masih ada kesempatan untuk hidup lagi?" dongak lisa

"Hmmm"taehyung mengangguk. "Asalkan tekad kita bulat dan para dokter itu bisa mengembalikan detak jantung kita"

"Mengembalikan detak jantung? Caranya?"

"Alasan medis tentunya. Operasi. karena aku masih muda, transplantasi sumsum tulang belakang bisa membantu dan kanker otak mu bisa diangkat atau istilahnya itu kemoradioterapi"

"Hanya itu?"
Tuk, taehyung mendorong dahi lisa hingga membuat kepalanya terbawa kebelakang. Aish gadis ini.

"mati rasa. Jarimu bahkan seperti menembus dahiku"

"Astaga...yang jelas jika operasi tak berhasil kita sepenuhnya akan mati." sarkas taehyung

"Jangan marah, aku kan tidak tahu. Hehehehe" lisa menekan-nekan pipi taehyung dengan jarinya. Sekarang giliran gadis itu yang menggodanya.

"Percuma, aku mati rasa."
Lisa menurunkan jarinya lelah. Sekali lagi, kenapa begitu sesak dan menyebalkan. Kalau boleh berharap ini mimpi, pasti nantinya ia akan terbangun dengan kepala berdenyut nyeri karena terasa panjang dan melelahkan. Mirip sekali dengan lapangan luas yang tak nampak ujungnya.

Lisa menghilang. Ia tak lagi berada disamping taehyung, melainkan keluar mengikuti rose dan jimin. Membuat pemuda itu memilih keluar menyusul lisa disana.

"Eomma, appa"
Lisa menangkapnya. Kesedihan yang terpancar dari wajah taehyung saat mengucapkan dua kata itu. Kerinduan dan rasa takut juga beradu dalam manik kelam sang pemuda. Tentang mereka yang jarang bertemu dan akhirnya taehyung melihat mereka namun dalam keadaan seperti ini. Ia merindukan mereka dan akan selalu rindu.

"Ada Jisoo, dan juga jisung. Dan Jennie?" teriak lisa


TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang