Death NotE

1.8K 251 9
                                    


🖤


"Apa kabar, bagaimana keadaanmu sekarang, lama tak berjumpa. This is a super super miracle. Bagaimana kau bisa tahu alamat rumah kami?" rose memeluk hangat pemuda didepannya itu. Berusaha tak menitikkan air mata lalu mundur kebelakang. Sudah dibilang kan, sebegitu perasanya seorang roseanne park ini.

"Aku baik-baik saja. Senang bisa berjumpa lagi denganmu. Ngomong-ngomong jimin belum pulang? Biarkan dia yang menjelaskannya nanti"

"Larut malam nanti. Duduklah dulu, akan aku buatkan teh, lalu kita makan malam bersama. Lisa dan lily tiga puluh menit lagi akan pulang" senyumnya, lalu berlalu menuju dapur.

Meninggalkan sosok pemuda itu, dengan berbagai pertanyaan yang bersarang di kepala. Namun, ia mencoba untuk memendamnya, menanti klarifikasi dari lisa secara langsung nanti. Semua. Tentang mengapa dia pergi lima tahun lalu, dan anak kecil itu! Ia tak akan berburuk sangka karena lisa tak mungkin meninggalkannya. Dirinya yakin, bahwa mereka akan bersatu lagi. maka dari itu, ia mendatangi alamat apartemen lisa setelah mengunjungi rumah sakit dimana jimin bekerja.

pemuda itu tersenyum, setelah rose meletakkan segelas cola dan sepiring potato chips di hadapannya.
"Rose, kalau boleh Tahu, dimana kamar lisa?"
"Dilantai dua. Pintu berwarna biru. lebih baik kau menunggu di kamar nya saja, aku akan buat makan malam dulu"

🖤

Kriet.

ia bergeming setelah membuka pintu itu. ekspresi tegasnya yang menyatu dengan binar kerinduan nampak terpancar setelah manik tajam nya tak sengaja menemukan sebuah foto besar lalisa yang tergantung mewah disalah satu dinding. Lisa selalu sama. Gadis itu memiliki sebuah magnet untuk  bisa menarik sang pemuda hingga jatuh kedalam Hingga berakhir jadi cinta baginya.

Kali ini, pemuda bersurai mullet itu, menjatuhkan dirinya diatas kasur sang gadis. Menyesapi aroma atmosfer lisa yang begitu terasa baginya. Ia memejamkan mata, menghembuskan napas secara tenang untuk pertama kalinya selama lima tahun belakang. Semua. Segala berubah setelah dia menatap lisa kemarin. Beban dipundaknya seakan
Terangkat dengan mudah. Janji nya mengenai hidup bersama, sebentar lagi akan menjadi nyata. Takdir dan waktu memang saling bersisihan.
Waktu tiba saat takdir mengatakan iya. Dan ini adalah timing yang tepat. Menggapai lisa yang telah digariskan untuk pemuda itu.

ia meraih sesuatu, terasa mengganjal dipunggungnya karena tak sengaja tertindih. Sebuah benda berlembar dengan sampul hitam. Serta judul yang terdiri dari dua kata, nampak amat singkat namun memiliki beribu makna. Tempat pengakuan lisa yang pernah ia bawakan untuk gadis itu saat dia dirawat dirumah sakit. Death note. Sebenarnya, tak ada niatan untuk membuka itu, namun karena dorongan hatinya, sang pemuda mulai meraih lembar pertama untuk memulai.

lembar pertama: DEATH NOTE
Aku menghitung hari untuk diriku sendiri, setelah satu tahun kedepan aku harap hati ini tak pernah ada yang melabuhi tapi ternyata salah. Dia kim taehyung, sama sepertiku hanya saja umurnya lebih panjang 3 tahun. Miris sekali, aku seorang suster dan dia pasienku berlomba lomba memendekkan umur. Huhhh, fighting lalisa. Aku belum ingin mati.

love at the first sight, kim taehyung💜

Pemuda itu mengulum senyum dalam diam. mengetuk sekitar tiga kali dengan jemari kanan tepat pada kalimat pada baris terakhir. Ia tak pernah memprediksi, bahwa lisa akan jatuh hati terhadapnya sejak pandangan pertama. Dia melanjutkan, membuka lembar kedua dengan tatapan penasaran.

Lembar kedua: DEATH NOTE
Jika ini takdir ku, itu tak masalah. Hanya saja jangan biarkan orang orang yang ku sayangi khawatir. Gadis ini akan segera pergi jadi jangan terlalu mencemaskan ku.
Jimin oppa, Rossie💜
Note: gejala itu datang. Darah yang terus mengalir dengan detak jantungku yang terasa memburu.

TimeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora