Surat ketujuh

66 5 0
                                    

wahai para pengelana, inilah aku penunjuk jalanmu. aku tidak ingin mengirim surat ini kepada semesta, namun aku ingin surat ini dibaca oleh  sang materi-materi pengelana. ya, itulah engkau sang waktu, ruang, takdir, jiwa, raga, tiap unsur dalam semesta, cosmos, chaos, foton,  dan kamu, manusia. 

aku telah membimbing dalam tiap langkah hidupmu. para pelaut menyebutku sang polaris. sebuah bintang utara yang tetap pada posisinya selama miliaran tahun. sejak waktu tercipta, takdir menunjukku sebagai penunjuk jalan dan takdir menuliskan sesuatu dalam jiwaku. bahwa aku akan membimbing tiap insan menuju jalan semesta yang elok. jalan semesta itu kalian sebut kehidupan.

disini aku hanya ingin mengatakan, terimakasih telah menaruh hati pada petunjukku. petunjuk itu aku berikan karena semesta sedang buta. buta oleh kuasanya dan kebesarannya. suatu saat, aku ingin kalian manusia yang menyadarkannya. bawalah dia kembali pada kami para bintang.

dan mengenai diriku, mungkin sekarang kau hanya melihat "hantu" diriku. karena aku telah mengalami supernova ketika surat ini tiba padamu. kau tidak perlu takut, manusia. akan ada polaris lain yang menuntunmu. dan bahkan kau bisa menjadikan dirimu polaris bagi dunia ini.

sekali lagi, kumohon dengan sangat, bantulah kami para bintang untuk mengembalikan semesta. kami ingin dia kembali pada senyumnya. kami ingin dia kembali pada elok dan rasanya. kami sangat amat merindukannya. 

ketika suatu saat seorang manusia berhasil mengembalikan semesta, disanalah ledakan suci yang akan mengakhiri kisah sang takdir terjadi. dan takdir baru akan dilukiskan diantara kita, bintang dan semesta. manusia akan terlahir kembali melalui materi bintang yang telah berevolusi. dan disaat itu, bintang telah bersumpah untuk menemani jiwa kalian, manusia.

atas nama kebesaran cahaya utara dari bintang di langitmu yang kelabu, sang polaris terendah ini memohon.

untuk manusia

dari polaris

Untuk Semesta dari BintangWhere stories live. Discover now