#03

3.8K 485 75
                                    








***

Jimin melangkah pelan di trotoar dengan tatapan mata kosong. Ia terhenyak kala kantung belanjanya di ambil alih oleh seseorang yang sejak tadi mengikutinya dari belakang.

Jeon Jungkook, tanpa banyak bicara berjalan cepat mendahului Jimin, mengabaikan seruan dari si mungil yang perlahan mengikuti langkahnya.

Jungkook masuk lebih dulu ke dalam lift, ia mundur satu langkah, membiarkan Jimin berdiri di depannya.

Suasana hening dan canggung mendominasi selagi mereka menunggu untuk tiba di lantai tujuan.

Jimin melirik kecil ke samping, dimana Jungkook berdiri dengan senyum tipisnya yang enggan memudar.

"M-mau mampir ke tempatku?"

.

.

Dan disini lah Jungkook, di apartement milik Jimin. Pemuda itu tengah melihat-lihat perabotan selagi menunggu Jimin menyiapkan minuman untuknya.

Atensinya kemudian jatuh pada sebuah benda yang ia berikan pada Jimin waktu itu––salep pereda nyeri. senyumnya merekah untuk beberapa saat sebelum matanya menyapu beberapa sudut ruangan. Tiba-tiba keningnya mengernyit kala menemukan kerusakan pada pintu lemari, seperti bekas pukul.

"Minumlah."

Suara Jimin mengalihkan perhatiannya. Ia tersenyum tipis dan menghampiri Jimin yang lebih dulu duduk di sofa.

"Terimakasih untuk yang tadi." ujar Jimin setelah Jungkook duduk di sampingnya.

Pemuda itu menoleh sembari mengulas senyum. "Itu bukan apa-apa."

Keadaan canggung menyelimuti, pasalnya keduanya terdiam setelah obrolan singkat tadi. Jungkook yang tak tahan dengan suasana seperti ini mengambil inisiatif untuk membuka pembicaraan lebih dulu.

"Apa kau tertarik dengan fotografi?"

Jimin mengangkat wajah dan menemukan Jungkook yang tersenyum padanya.

"Tidak terlalu." jawabnya.

"Ah begitu," Jungkook mengusap-usap lututnya mencoba mengurangi rasa gugup. "Aku sangat menyukai dunia fotografi," ia lalu mengambil ponsel di saku celananya.

"Sebelum mempunyai kamera, aku dulu memotret menggunakan ponsel." Jungkook menunjukkan beberapa hasil gambarnya pada Jimin yang perlahan mendekat.

Si mungil memperhatikan dengan seksama selagi Jungkook menjelaskan.

"Aku kadang mengambil gambar tanpa persiapan lebih dulu," ia tertawa kecil sembari menggeser layar ponselnya yang menampilkan foto berbeda-beda. "Ini sebenarnya fotoku." Jungkook malu-malu mengakui yang membuat Jimin terkikik kecil.

Keduanya kembali memperhatikan ponsel Jungkook yang masih di geser oleh si empunya. Namun di detik selanjutnya, kala foto terakhir di tampilkan, baik Jungkook maupun Jimin terdiam kaku. Karna ternyata itu adalah foto Jimin yang Jungkook ambil diam-diam saat si mungil menangis sendiri di bangku taman.

Jimin perlahan mengangkat wajah begitu pun Jungkook. Tatapan mereka bersiborok sebelum Jimin memutusnya lebih dulu, mengalihkan atensinya pada gelas di tangannya sebelum menenggaknya sampai habis.

.

.

Srash!

Keran air mengalir dari wastafel selagi Jimin menarik nafas panjang. Ia memejamkan matanya beberapa detik demi mengembalikan pikiran normalnya. Jungkook sudah pulang setelah menghabiskan tehnya tadi. Tapi entah mengapa, Jimin merasa jantungnya tidak kunjung berhenti berdebar-debar.

Let Me... 'KM [END]Where stories live. Discover now