EPS 3 : TOPENG🎭

385 32 8
                                    

🕊🕊🕊

Semarang 2016, hari ini adalah hari terakhir Erika menjalani hari-harinya dikota ini, kota yang penuh sejuta kenangan. Esok gadis itu akan kembali kerumah nenek yang ada di Yogyakarta. Berat sekali rasanya meninggalkan kota ini, kota dimana Erika tumbuh dan dibesarkan.

Pergi meninggalkan kota ini sama halnya harus meninggalkan orang-orang yang Erika sayang, seperti; kakek-nenek, sikembar mentari dan melati, dan Saghara Mahendra Putra, pacar Erika.

Berbicara tentang Saghara, banyak hal yang Erika lalui dengannya selama setahun belakangan, cowok yang penuh karisma, cowok yang penuh keromantisan dan cowok yang penuh perhatian, mungkin bagi mereka yang belum tahu tentang Saghara akan berasumsi dia cowok yamg romantis, menjalin hubungan dengan Saghara adalah salah satu dambaan para cewek-cewek SMA Cendrawasih .

Bagi Erika dia adalah cowok yang mampu membuat terhibur dengan caranya sendiri, mampu membuat gadis itu merasa paling bahagia di muka bumi ini dan sifatnya humoris membuat Erika bisa melepaskan semua beban berat yang selama ini dipikul.

Namun entah lah, akhir-akhir ini sikap Saghara tak seperti dahulu, yang biasanya bersikap hangat. Kini, sosoknya bagaikan es dikutub, dingin tak tersentuh. Kasar. Tempramental, dan seenaknya sendiri!.

Saghara memaksa Erika untuk tinggal lama dikota ini, namun Erika tidak bisa. Erika harus ikut dengan kedua orangtua, berat memang meyakinkan dirinya untuk menjalin hubungan jarak jauh.

Enam bulan pertama Erika menjalani hubungan dengan Saghara, baik-baik saja. Namun dengan seiring waktu berjalan sikapnya nampak mulai kelihatan, seperti kemarin saat kami berjanji bertemu untuk terakhir kalinya, aku memberitahu kepadanya ketika ingin kembali ke Yogya, lai-laki itu tampak marah. Jujur, saat itu Erika sangat ketakutan, melihat Saghara menggebrak meja diwarung baso untungnya saat itu tak banyak pengunjung.

Lalu, sikap possessif nya yang akhir-akhir ini selalu menonjol yaitu menginterogasi ponsel milik Erika, tak biasanya ia melihat isi pesan. Erika selalu bilang kepada Saghara, "Kamu boleh meminjam ponselku, untuk berfoto, membuka isi galeri ponselku atau bermain game, tapi kalau kamu udah ngecek satu-persatu isi pesan oranglain sama aja kamu melanggar hak privasi orang lain. Biarkan aku tumbuh dan berkembang sesuai usiaku, bukannya kunci keberhasilan menjalin suatu hubungan didasarkan dengan rasa saling percaya satu sama lain? Tapi kalau rasa percaya aja kamu sia-sia-in bangunan yang pondasi nya kuat aja bisa runtuh."

" Alah banyak omong kamu. Bilang aja kamu balas-balasan pesan sama si Zafran ketua osis itu!. IYA KAN! HAH! JAWAB!!!" Ujar Saghara sembari menarik tangan Erika begitu kasar hingga meninggalkan bekas warna merah dipergelangan tangan.

" Ah! Sakit, Ra. Lepasin." Rintih Erika, sembari berusaha melepaskan cengkraman di pergelamgan tangan.

" Sok kecantikan banget sih kamu jadi cewek, centil. Mantanku aja banyak yang lebih cantik dari kamu tapi ga pernah centil gebet sana-sini."

" HAHAHAHA." Tawa Erika terdengar miris, "makasih ya udah repot-repot mencari perbandingan antara aku dan sederet mantan-mantan mu itu. Makasih banyak." Balas Erika sembari mengatur emosi.

Kamu tahu hal tersulit yang dialami perempuan ketika terjebak didalam situasi seperti ini? Ya, Ingin menangis namun ia juga ingin terlihat kuat dihadapan orang yang sudah menyakitinya.

" Aku heran sama isi kepalamu, apa standar kecantikan perempuan itu hanya sebatas berkulit putih bersih? Memiliki postur tubuh tinggi semampai dan body yang bagus?. semua bisa kok perempuan capai, tapi nanti kalau mereka udah mencapai keinginannya standar levelnya bukan cowok brengsek yang seenaknya menilai perempuan seperti itu, tapi yang lebih menerima perempuan itu apa adanya tanpa mebanding-bandingkan sederet mantan pacarnya itu."

PAUS & MATAHARI  [ SELESAI✔️ ]Where stories live. Discover now