EPS 9 : PAUS & MATAHARI🐋🌻

218 17 6
                                    

Yogyakarta, Februari 2017.

Tak terasa sudah tujuh bulan Erika menimba ilmu di Sekolah ini, tepatnya sekarang ia duduk dikelas sebelas, semester dua.

Hari itu, Senin adalah hari dimana paling malas-malasan, tau-kan? Minggu nya udah libur, terus esoknya harus bangun pagi buat pergi kesekolah, pasti kalian yang pernah duduk dibangku sekolah pernah merasakan apa yang Erika rasakan ini.

Usai berpanas-panasan karena upacara rutin yang dilakukan di hari Senin, kami digiring memasuki kelas, namun tiba-tiba guru memberi tahu bahwasannya hari ini tidak ada pelajaran dikarenakan guru akan mengikuti rapat hingga nanti sore, namun balasannya yaitu mengerjakan tugas dan harus dikumpulkan hari itu juga.
Alhasil membuat semua murid berteriak girang, mengalahkan pasar Bringharjo, pasar terbesar yang ada di Kota Yogyakarta, sungguh surga bagi anak-anak SMA, bagi anak SMA kelas kosong adalah kebahagiaan yang paling sederhana.

Semua murid sudah beraksi masing-masing, ada yang kejar-kejaran, ada yang cabut ke KJ -Kantin Jauh, ada yang bergosip bagi cewek, sementara bagi cowo sudah bersiap dibarisan paling pojok entah bermain game atau sekedar melihat video, entahlah video apa tapi nyatanya suaranya menggema diseluruh ruangan.

" Astaga, mentang-mentang sekarang y udah ada fitur story terus orang-orang pada update jualan sesukanya, sampai titik-titik kayak semut berbaris. Belum lagi nih cewek dandan udah kek tante-tante, beuhh make-upnya menor bener. Bil, lu juga napadah upload oppa-oppa lu, kek dia kenal aja sama lu!. Alay tauuk." Celetuk Albara.

"Yeee, biarin suka-suka gue, ngapain lu ikut campur sih." Sahut Nabila, nadanya terdengar ngegas. "-Lagian, gua juga ga ngusik elu." Lanjut Nabila.

" Biasa aja dong, gausah nge-gas!." Balas Albara tak terima.

Ya, begitulah setiap hari telinga Erika selalu dipenuhi teriakan Nabila dan Albara, macam kucing dan tikus setiap hari ada aja yang diperdebatkan, seperti rebutan bolpen, ejek-ejekan satu sama lain dan kelakuan konyol lainnya yang selalu memicu pertengkaran. Namun, sebenarnya mereka saling suka satu sama lain, namun gengsi menyelimuti mereka.

Ya, Albara dan Nabila duduk tepat didepan Erika, sedangkan ia duduk sebangku bersama Ranu, gadis itu suda memaksa Ranu untuk pindah dengan Albara dan Etika duduk dengan Nabila tapi dia tetap kekeh tidak mau berpindah. Sungguh menyebalkan!, padahal kan enak kalau cewek sama cewek duduk sebangku bisa curhat sepuasnya, membahas hobbi satu sama lain, membahas hal yang lagi trending,dll.

Erika yang kala itu terganggu dengan suara mereka berdua, alhasil aku membuka suara, " diam napasi, ganggu mulu kalian berdua." Kata Erika sewot.

" Tau nih, Bara. Mulai duluan, Er." Cetus Nabila mengadu, ya kami sekarang lebih dekat, ehmm.. seperti sahabat, maybe.

" Bara, boleh pinjam gawai milik mu."

Bara nampak menimang-nimang takut kalau akan terjadi sesuatu dengan gawai nya itu, " Jangan dibanting." Balasnya sembari menyerahkan gawai nya kepada Erika.

Erika menerima gawai milik Albara, segera gadis itu membuka story yang menjadi keributan antara Albara dan Nabila.

" Kalau kamu gak suka orang update story yang menurut kamu alay, kamu tinggal geser aja, atau di skip gausah ditonton selesai, kan? Gausah diributin--"

" Kamu boleh kok gak suka cewek yang memoles wajahnya pake make-up tebel, tapi bukan berarti seenaknya kamu merendahkan cewek itu dengan sebutan tante-tante. Lagian jaman udah canggih dan maju, manfaatkan peluangnya untuk berjualan, kan orang gak tau rezeki yang dia dapat dari mana, barang kali dengan dia mempromosikan barang jualannya dapat menambah penghasilan untuk keluarganya, jangan mudah mengejudge orang, apalagi memandang dari sisi negatif. Sesekali kita juga harus melihat sisi positif dari perkembangan jaman yang sekarang sudah semakin canggih, jangan asal ngatain alay. Kalau kamu ga suka liat story milik Nabila yang isinya Oppa-oppa yaudah tinggal kamu geser atau skip, lagian juga Nabila ga ngerugiin kamu. Semakin berkembangnya teknologi yang semakin canggih dan maju, kita sebagai manusia bukankah harus mempunyai pemikiran yang maju juga,kan? Jangan menjadi manusia yang mempunyai pemikiran yang Misogini" Jelas Erika panjang lebar.

" Ya tapi tu kek gimana gitu, ganggu, Er. Gak enak dilihat." Balas Albara yang masih tak terima.

" Yasudah, kamu bisukan saja. Daripada repot-repot kamu cari masalah sama orang, gak capek sama overthinking-mu?." Sahutku yang kini malah saling berargumen dengan Albara.

Ranu hanya diam, sesekali cowok itu menepuk jidat menggunakan telapak tangan miliknya.

"Sudah-sudah, emang Bara tuh manusia paling nyebeli sedunia." Sahut Nabila.

"Kok jadi aku?." Sungut Bara tidak terima.

"Ranu, aku gak mau tau pokoknya besok pagi kamu harus pindah duduknya, biar aku sama Erika." Final Nabila.

Erika menatap Ranu, sembari memasang wajah puppy eyes.

"Yasudah, iya daripada kuping gue jebol tiap hari dengar kalian berantem mulu."

🕊️ 🕊️ 🕊️

Sore itu Erika dan Ranu duduk ditangga Sasono Hinggil Dwi Abad, lebih tepatnya di Alun-Alun Selatan Yogyakarta sembari menikmati matahari terbenam dan juga makan cimol, makanan kesukaan Erika. Entah apa yang spesial dari cimol, sampai perempuan berpipi gembul itu menyukainya. Koreksi, sangat menyukai, sangat!.

"Er, kamu tahu gak tukang sate itu." Ranu menunjuk seorang bapak-bapak yang sedang duduk disebrang jalan sembari menawarkan dagangannya, " Dia punya kapal lho."

Aku memasang ekspresi bingungg, " Mana, kok gak ada?" Kata Erika penasaran sembari mencari kapal yang dimaksud Ranu.

"Itu gerobak satenya bentuknya kapal, Er. Tapi kok yang jual pempek kapal selam kok gerobaknya gak berbentuk kapal ya, Er. Apa mereka si kembar yang tertukar?" Ranu tertawa, sedangkan Erika hanya terdiam mendengar kerecehan dari dalam dirinya. Tapi kalau dipikir-pikir iya jugasih.

" Er."

" Hmm."

"Aku suka paus."

Erika menoleh kearah cowok itu, sorot matanya tajam mengarah ke langit yang mulai bergradasi.

"Kenapa? Apa yang kamu suka dari paus?"

" Paus itu hewan paling kesepian didunia, tapi hebatnya lagi, paus juga hewan yang paling pemberani karena dia mampu menyelami luasnya samudera sendirian, Apalagi paus 52 Hertz paus yang paling kasian menurut ku, dia mampu menyelami samudera demi mencari pasangannya namun yang paling sedih ga ada satu-pun yang bisa memahaminya, seperti diriku yang menyelami dunia sendiri dan gak ada yang mampu memahami diriku" Kini sorot mata itu menatap Erika begitu dalam.

"Tapi, ketika kamu kembali didalam dunia ku seketika sirna. Kamu bagai matahari, kehadiranmu mampu membuat duniaku lebih bersinar cerah, kamu juga membawa kebahagiaan dan keceriaan tersendiri bagiku, maybe untuk semua orang yg dekat denganmu juga pasti akan merasakan apa yg aku rasakan. Hanya dengan memandangmu saja, ternyata membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupanku, kamu mempu memberikan energi positif--"

"--You're my sunflower." Katanya sembari tersenyum, senyum yang begitu mendalam dan hangat. Senyum yang mampu membuat jantung Erika berdentum sangat keras.

Mungkin bagi kalian terdengar cringe, bucin, alay dan lain sebagainya, namun tidak dengan Erika, ia menyukainya. Laki-laki yang mampu membuat hidupnya seperti menaiki wahana roller coaster.

📌 Yogyakarta, 27 Juni 2020

🕊️ 🕊️ 🕊️

Selamat malam minggu teruntuk kalian semuaa!
Terima kasih sudah berkenan membaca💚

PAUS & MATAHARI  [ SELESAI✔️ ]Where stories live. Discover now