Day 3

176 29 5
                                    

Aku belum berani berkata kalau semuanya sudah kembali seperti semula, karena masih ada yang tertinggal. Namun, perlu diakui hari ini semakin banyak hal baik. Dia tidak lagi menghindar dan jelas tidak lagi dengan sengaja memberikanku sejuta tampang sangarnya. Dia hampir menjadi dia yang lalu. Dan, aku semakin menjadi penasaran akan batas yang akan kulalui.

"Kapan terakhir kita ketemu?" tanya dirinya dengan pandangan masih terfokus pada papan permainan di lantai.

Untuk siang ini, kita belum ada rencana pasti untuk pergi. Lantaran kemarin, energi sudah hampir terkuras habis. Jadi, di sinilah, aku dan dia bermain permainan papan dikarenakan yang lain sedang tertidur pulas di kamar.

"Lupa juga, intinya udah lumayan lama," jawabku sambil mengambil sebuah dadu darinya. "Kalau nggak salah, waktu itu aku yang main ke rumah kamu."

"Ada aku?"

Pertanyaannya sempat membuatku bingung, hingga akhirnya ragu-ragu aku mengingat-ingat. "Ada? Memangnya kamu kemana?"

"Nggak tau juga, aku banyak lupa."

Belum sempat aku membalas perkataannya, dia seketika saja mengalihkan pembicaraan. "Loh!" sahutnya sambil menunjuk bidak merah punyaku. "Sejak kapan ini udah keluar? Memangnya kamu ada dapat enam?"

"Ih, itu barusan tadi enam, ya!" jelasku membela diri.

"Mana?"

Secepat kilat aku mengambil dadu yang baru saja dilontarkan itu. Ingin menutupi bukti permainan licikku. Dia yang sedaritadi memperhatikanku pun langsung mengeluarkan inisiatif baru. Tanpa perlu waktu lama, gerakan tangannya meruntuhkan semua pamor angkuhnya itu. Tidak ada keraguan, ia menarik kedua tanganku seperti yang lalu. Menggenggamku dengan erat, tapi begitu lembut. Hampir saja aku kehilangan kata, karena inilah kali pertamaku kembali menyentuhnya.

"Hidih, curang!" serunya dengan seringai yang sudah jarang kulihat itu....

Hanya sekadar info, ternyata tembok kecanggungan itu mudah diperbaiki.

Di hari ini, kita mengisi waktu dengan membongkar memori-memori lama. Hingga teringat akan sebuah permainan. Keinginan untuk kembali mengulang sejarah membakar semangat hingga tak sabar. Jadi di sinilah kita, berdua, kembali bermain permainan sederhana bernama ludo.

Permainan yang dulu sering aku mainkan bersamamu. Membuat semua kenangan indah yang dulu pernah terjadi, kini kembali terulang.

Canda dan tawa sepanjang permainan ini berhasil mengusir kecanggungan.

Dan aku, kembali berhasil mengembalikan senyum dan tawamu seperti dulu.

Senyum dan tawamu adalah sesuatu yang selama ini aku rindukan.

Stuck by You #1Where stories live. Discover now