-Yang Lama Mati-

48 11 0
                                    

Sesampainya dirumah,Gita langsung pergi ke kamarnya dan memainkan ponsel nya.Tak lama,ada pesan whatsapp yang masuk.

Tring..

Gita membuka pesan itu,dan ternyata itu pesan dari bu Oneng,guru bahasa indonesianya.

"Gita,ibu mau ngasih tahu,kalau bulan april nanti ada olympiade bahasa indonesia di UPI,ibu daftarkan kamu disitu sebagai calon peserta lomba puisi.Jadi besok sepulang sekolah,ibu tunggu kamu di lab bahasa.terimakasih."

begitu isi pesan dari bu oneng yang membuat Gita terkaget kaget.

"Ya tuhan...ngedadak banget sii.april,itukan sebentar lagii.." ucapnya dalam hati

"Tapi ini kesempatan aku,buat buktiin kalo puisi puisi itu gak kuno,puisi itu sastra dan rasa manusia..aku harus ikutan,aku harus lolos.." ucapnya bersemangat.

Setelahnya,Gita langsung membuka buku yang biasa ia pakai untuk menulis puisi,ataupun untuk menuliskan apapun yang ia rasakan sehari harinya..

"Puisi..puisi..puisi..puisi Gitaaaa!!!" teriaknyaa sendiri.

"Duh,bingung nih..gak ada mood banget buat bikin puisinya jugaa.." ucap Gita sambil membenamkan mukanya di meja belajar.

"Ah..jalan jalan aja kali ya,mumpung belom sore sore banget.Siapa tau dapet inspirasi buat bikin puisi dijalan.." ucapnya tiba tiba.

Gita segera bersiap siap,ia memang gadis yang bisa dibilang sangat sederhana.Bahkan ia tidak bisa make up sama sekali.Tak lama ia keluar dari kamarnya,menggunakan celana bahan panjang warna merah maroon,dan menggunakan kaos pendek bermotif bunga matahari,tak lupa menggunakan cardigan panjang berwarna hitam,dan hijab berwarna senada dengan celananya.Ya,itu Gita.Gadis sederhana asal Bandung.Gadis yang tidak suka keramaian,tidak suka jalan jalan ke mall,dan tidak suka barang barang mewah.Menurutnya,hal sederhana saja bisa membuatnya bahagia.Jadi,untuk apa bermewah mewah kalo kita gak bahagia.

Setelah menutup pintu kamarnya,ibu nya datang dan bertanya kepada Gita.

"Loh,kamu mau kemana ta?sudah sore begini..." ucap ibunya.

"Eh ini bu,Gita mau keluar sebentar mau foto foto kota Bandung aja sore sore,kayanya bagus.." ucap Gita.

Ini kebiasaan Gita,memfoto apa saja yang menurutnya indah,gedung gedung,jalan,kendaraan,pasar,atau pemandangan pun senang sekali ia foto.Menurutnya yang indah itu perlu diabadikan,agar bisa dinikmati setiap saat.

"Ya sudah,jangan pulang malam malam,hati hati ya.." balas ibunya

***

Kini Gita ada di pinggir jalan raya,ia sedang menunggu bus transBandung yang sering ia naiki.Tak lama bus pun datang,dan Gita pun segera masuk dan mencari tempat duduk.Didalam bus ia memilih tempat duduk yang berdekatan dengan seorang nenek yang sudah tua,tangannya penuh keriput,begitupun wajahnya.Tapi nenek itu masih terlihat sangat cantik dengan shall berwarna coklat muda yang melingakar di lehernya.Gita tersenyum saat akan duduk di sebelah nenek itu.

"Permisi nek.." ucapnya.
"Silahkan geulis.." balas nenek itu.

"Neng,ai eneng teh dek kamana?" tanya nenek itu tiba tiba.

"Oh ini nek,saya lagi cari inspirasi buat bikin puisi.Lagi bingung soalnya.." ucap gita.

"Oh..si eneng teh suka buat pusisi?sama atuh sama nenek,dulu nenek sering buat sajak sajak kaya gitu.." Ucap sang nenek dengan nada bahagia..

"Bagus neng,tingkatkan ya,jangan sampai anak anakmu nanti pada gatau puisi atau sajak sajak lama,karena yang nenek lihat sekarang puisi puisi itu sudah jarang sekali yang membacanya.." Lanjut sang nenek

Gita pun merenung sejenak,dalam batinnya berkata..

"Iya ya,anak anak seumuranku masih banyak yang tidak suka baca puisi,mereka lebih memilih baca caption orang di instagram daripada baca buku,atau buku puisi..hm..aku harus buat puisi puisi itu hidup lagi,aku harus buat puisi puisi itu lebih menarik untuk di baca."

mungkin itu yang jadi pikiran gita sekarang,membuat sastra puisi kembali bisa dikenal oleh banyak orang.Tentu saja setelah mendengar kata kata nenek itu,gita jadi berpikir bahwa puisi puisi yabg dulu ada itu harusnya kembali melegenda.

"Ya sudah nek,gita turun duluan ya.."

Tidak terasa gita sudah sampai ditujuannya,ya alun-alun Bandung merupakan tujuan gita sore ini,tempat mencari inspirasi untuk puisinya sore itu.

Gita pun turun dari bus dan berjalan sambil melihat lihat keramaian alun-alun pada sore hari.Setelah lama mengelilingi alun-alun,gita duduk di bangku taman yang ada di pinggir jalan.Gita mengeluarkan sketch booknya.Ya,ia biasa menggunakan buku itu untuk menulis puisi ataupun hanya sekedar menggambar apa saja yang ia lihat,dan apa saja yang bisa ia gambar.

Ia melihat hari semakin larut,senja berwarna orange pun sudah menghiasi kota Bandung,seakan akan tuhan sedang melukiskan warna di langit kota Bandung saat itu.
Gita memejamkan matanya,merasakan angin sore yang menerpa wajahnya,yang ia pikirkan saat itu hanya hal hal indah.Tidak lama,ia membuka matanya,gita tersenyum.Ia terlihat bahagia ditengah tengah orang yang berlalu lalang dihadapannya.Entah perasaan apa yang ada di diri gita saat itu,yang pasti ia sangat bahagia.

"Yess..akhirnya dapet nih inspirasinyaa.."
Ucap gita bahagia.

"Rasakan gita,rasakan yang selama ini terpendam..." ucapnya didalam hati

"Oke..ini puisinya.." lanjutnya sambil menuliskan satu puisi di atas keras..


Baru kali ini aku menyadari
Bahwa arti dari semua kata kata dihati.
Mereka ingin dimengerti,mereka ingin dipahami...

Seperti puisi-puisi pak sapardi..
Yang selalu mempunyai arti tersembunyi.Mereka ingin hidup kembali,mereka ingin menjadi puisi yang abadi..

Seperti semua perasaan didalam diri,

Mereka ingin punya teman,
walau di dalam sepi...Mereka ingin hidup.

Hidup dengan semua kata-kata,yang lama
telah mati,oleh si pemilik hati itu sendiri.

-BandungGita19-

DANUGITAWhere stories live. Discover now