01-00

338 83 24
                                    

01-00 - PAST: 2009

"Plis, plis, KEY!"

"Gila apa lu?"

"Enggak! Ini beneran! Dia gak mau berhenti gangguin gue, coba lu alihin perhatiannya sebentar supaya dia berhenti, plis Key ..."

"Maksudnya, lu mau gue jadi tumbal?!"

"Enggak gitu!"

"Ya tapi apa?!"

"ALMIRA!!!"

Almira atau Mira atau Al, panik saat mendengar suara yang amat besar dan merenggut perhatian satu kelas. Tangannya mengenggam tangan Keyka makin erat, matanya berbinar namun kilatan panik tak terhindarkan juga dari pandangan Keyka yang belum lepas dari tatapan sahabatnya.

"Gue gak pernah setuju sama perjodohan konyol ginian, tapi Seokjin suka sama gue. Nothing can stop him unless he stop himself."

Kepala Keyka pening. Mengapa ketukan sepatu Seokjin makin jelas saat pemuda berseragam itu berjalan menuju meja mereka berdua. Almira seperti melakukan sistem get-all-your-shit-together, siap melakukan akting di depan calon suami---meski semua orang tidak tahu fakta yang itu, tapi tahu kalau Seokjin saking cintanya sama Almira---dia berdiri akhirnya menghadap Seokjin, menggandeng tangannya keluar dari kelas.

Tidak masuk akal? Oh, jelas.

Gila? Bukan Keyka, bukan Almira, bukan juga Seokjin si juragan Rumah Makan Padang, tapi orang tua mereka yang gila. Masa iya perjodohan masih eksis sampai sekarang? Klasik parah?

Mengapa pula Almira tidak suka dengan Seokjin? Toh, anaknya tinggi, tampan itu relatif tapi kalau mendengar adik kelas yang hampir kejang-kejang gara-gara disenyumin balik Seokjin sepertinya orang-orang juga tidak bisa mengelak kalau Seokjin memang ganteng apa adanya, keluarganya makmur, tapi ya ... minesnya, berisik.

"Seokjin?"

"Lho? Keyka? Kok gak sama Mira?"

"Dia ... ke kamar mandi." Keyka mengangguk-angguk, meyakinkan dirinya sendiri, padahal dia tahu kalau Almira kabur dari pandangan Seokjin. "Gue mau ngomong, boleh?"

"Boleh dong?"

"Gue suka sama lo."

"Hah?"

"Gue tau ini salah, salah banget malah. Tapi maaf, gue gak rela tahu-tahunya lu suka sama Mira dan ... mau nikah sama dia, it's kinda hurt, tapi ya ... gue belajar menerima." Keyka menarik satu tarikan nafas. "Supaya gue gak beban lagi, jadi gue bilang ini."

"O-oh ..." canggung datang ... Seokjin menggaruk belakang kepalanya yang kelihatan sekali tidak gatal, oke Keyka tahu hal kecil seperti itu. "Makasih, Key. Buat ... pernah suka."

Keyka mengangguk. Mengambil satu langkah lebih dekat, tangannya sampai ke pinggiran seragam Seokjin dan membawa dirinya sendiri untuk memeluk pemuda itu. Demi Tuhan, jangan tanya keadaan mental Keyka. Pokoknya Almira harus dia jambak. Harus. Seokjin tidak membalas apa-apa saat Keyka mundur setengah langkah untuk melihat wajahnya, tapi yang jelas matanya membulat sebelum Keyka menghampiri bibir Seokjin.

Iya, iya, jangan tanya lebih.

Ini buat Almira.

gule ayamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang