04-03

212 67 11
                                    

04-03 - PAST: 2009

Pokoknya semenjak hari itu, Keyka tiap minggu akan meminta Seokjin untuk makan gule ayam. Berkali-kali dibilang kalau makan santan rutin itu gak bagus bagi kesehatan. Jadi, Keyka kurangi dari satu minggu sekali menjadi dua minggu sekali. Seokjin bagai arus ombak yang menerjang ombak lain, perhatiannya terpusat pada Keyka meskipun beberapa kali Almira ada disampingnya. Bisa saja curi pandang atau memberi kedipan sebelah mata (kadang-kadang lelaki ini juga terlalu obvious), Keyka tidak mengerti. Almira kerap berkali-kali berterima kasih banyak pada Keyka yang membuat progres besar-besaran.

"Bukannya harusnya jalan sama Mira?" tanya Keyka termakan penasaran saat Seokjin menggandeng gadis itu mengelilingi taman.

"Hush, bisa gak sih kamu gak ngomongin Mira? Kan akunya lagi ngapel sama kamu."

"Abisnya aneh."

"Tapi kamu tetep sayang kan?"

Cheesy banget, sumpah. "Iyain aja."

"Aku udah bilang sama Ibu dan Bapak," kata Seokjin kemudian, merenggut atensi Keyka seketika. Matanya memandang Seokjin yang tersenyum lucu. "Semuanya gak jadi, aku gak mau, aku dan Almira ... udah selesai, kayaknya?"

"Iya?"

"Iya."

"Seneng?"

"Lega, sebenernya." Koreksi Seokjin. "Mau tahu sesuatu lagi gak?"

"Apa?"

"Kamu menang." Seokjin menyengir bangga. Salah, ya? Harusnya Keyka yang berlagak seperti itu. Kesenangan, gitu, tapi Seokjin yang kelewat senang hingga membawa tangan Keyka yang digenggam ke bibirnya untuk dikecup sayang. "You win me. Selamat ya, Cinta."

Cinta. Secepet itu ya, Jin?

Memutuskan untuk memberi sedikit senyuman hangat atas kerja keras yang dilakukan pacar jadi-jadiannya (Keyka menganggapnya begitu), Keyka bertanya, "Hadiahnya dong berarti?"

"Mau hadiah?"

"Iya, yang kerja keras soalnya aku."

"Di mobil hadiahnya, mau?"

"Itu kamu yang keenakkan."

"Kamu kan juga suka?"

"Pak, terakhir kita make out di mobil aku minta kamu buat jangan bikin hickey, tapi kamunya maruk." Keyka berdecak sebal, melirik Seokjin yang terkikik geli. "Dih, malah ketawa lagi. Mikir orang mah."

Rambutnya tertiup angin bersamaan dengan tawa kecil yang semakin menggelegar dari mulur Seokjin, wangi Seokjin tercium sampai hidung Keyka berpadu dengan wangian kaos longgarnya. Kalau diperhatikan lagi, Seokjin memang boyfriendable, Keyka gak bohong kalau dia sedikit bangga menggandeng cowok disebelahnya dan diberi tatapan beragam oleh gadis-gadis lain yang kebetulan ada disini. Barangkali saling berbagi bisik-bisik iri, "Ih cowoknya ganteng banget." Keyka sama sekali tidak komplain soal itu. Ada nilai plus juga untuk Seokjin.

Berhenti tertawa, ia menawarkan, "Mau gule ayam?"

"Mau."

"Tapi nanti kiss, ya?"

"Ah, bacot banget kenapa sih?"

"Hehe, sayang Keyka."

"Hm."

"Seokjin sayang Keyka."

"Iya."

"Kalau Keyka sayang siapa?"

"Kamu, Kim Seokjin. Bisa diem sekarang?"

"Bisa, hehe."

--

[1] ngapel : pacaran // nyamperin pacar buat berduaan

[2] maruk : gak tau diri, ngambil banyak, menang banyak.

gule ayamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang