Hati yang Retak

2 0 0
                                    

Meski teman - temannya sudah menduga semua itu akan terjadi, tapi mereka tak menyangka akan secepat itu. Toh perlahan semua menerima dengan senang. Tommy yang masih sering iseng, tetap mencibir tapi tak lagi berani menganggu. Shinta sudah mengultimatum putus jika Tommy berbuat ulah lagi. Bagaimanapun, Shinta senang, bukan dia yang jadi sasaran cinta Andre, meski diakuinya Andre menarik. Namun julukan banci dan hoby balet, bukanlah pilihan bijaksana untuk pria pendampingnya, sang icon Gadis Kampus.

*********

Tak biasanya, Andre nampak tak begitu peduli melihat lembar IPK nya yang lagi-lagi nilai sempurna. Ia begitu gelisah, ingin segera mengajak Adelina ke studionya.

"Ada apa sih?" Adel mengelus pipi Andre. Bukan biasanya Andre terlihat begitu bingung. Selama ini, ia mengenal sosok Andre yang sebenarnya ramah dan sangat suka bercanda dibalik tampilan seriusnya. Itu sebabnya ia tak peduli julukan apapun Andre di kampus, karena dalam keseharian yang ditemuinya sungguh sosok pria idaman.

"Ada masalah ya?" Kali ini Adel tak sabar. Ditatapnya lekat mata coklat kelam yang indah itu. Mata yg selalu ceria dan tersenyum untuknya.

Andre diam.. menarik nafas panjang dan berat. Disentuhnya rambut Adelina perlahan.

"Aku sayang sekali padamu.. Demi Tuhan.."

"Iih.. iya, aku Tahu Ndre.. Tapi ada apa? Kamu dijodohin? Disuruh menikahi siapa?"

"Bukan Del.."

"Lalu ada apa?"

"Aku.. aku.. dapat beasiswa..", lirih nyaris tak terdengar suara Andre. Disodorkannya sebuah amplop bergambar menara Eifell, lengkap dengan stempel kedutaan besar Perancis.

Adelina menatap heran, dibukanya kertas berbahasa Perancis itu, ia menggeleng tak mengerti.

"Aku mendapat beasiswa sekolah balet di Perancis.. hanya 10 orang sedunia tiap tahun.."

Ahh... Adelina yang kini kehilangan senyum. Ia ingat, ini adalah cita-cita Andre. Dia juga yang mendorongnya mengajukan beasiswa itu dulu. Siapa tahu beruntung dan bisa mendalami balet di negeri indah itu. Tapi itu dulu, saat Andre belum menjadi bagian hidupnya. Sekarang?.. Artinya, Andre akan pergi, meninggalkannya ke Perancis selama paling tidak 4 tahun. Empat Tahun??? Lama sekali... Adel merasa matanya memburam, hangat.

"Selamat ya Ndre.. kamu memang pantas dapat beasiswa hebat ini.."

"Sayang, dengar... kalau kamu tidak ijinkan aku berangkat, aku tak akan pergi"

"Tidak sayang, ini cita-citamu. Ini impianmu. Kita pernah bicarakan itu kan?. Aku tak ingin, jalan langka yang telah terbuka lebar ini, tertutup hanya gara-gara ke egoisanku.."

"Bukan egois Del. Aku juga tak ingin jauh darimu.."

Adel tak sanggup lagi menahan airmatanya yang ditumpahkan ke dada Andre.

**********

Pada akhirnya, setelah Adel menguatkan hatinya sendiri untuk mendukung kekasihnya, Andre berangkat juga. Berat sekali rasanya bagi Adelina untuk melepas kepergiannya. Walau Andre terus meyakinkan bahwa ia pasti segera kembali. Adik Ayah Andre juga tinggal di Paris, sehingga ia yakin tak akan kesulitan apa-apa. Adelina melepaskan lelaki yang telah menitipkan hatinya padanya itu dengan senyum yang terbaik. Dielusnya guratan A bekas luka di kelingking Andre yang mencium keningnya dihadapan kedua orang tuanya yang mengantar ke Bandara.

"Sudah takdir, Andre untuk Adelina", bisik Andre menunjukkan guratan kelingkingnya. "Akan kusempurnakan Balade Pour my Adeline, dan akan kutampilkan pertama kali di hadapanmu. Aku janji.."

Balade Pour AdelineKde žijí příběhy. Začni objevovat