2. Raden sayang Nayu

101 17 2
                                    

Nayu memberikan tatapan anehnya melihat Raden, yang tak kunjung membuka helm-nya.

"Raden! Lo lupa atau emang bego?!" Cibir Nayu.

Raden menjitak jidat Nayu. "Enak aja lo bilang gue bego! Gue cerdas tau! Secerdas Albert Einstein! Gue make helm supaya gak ada yang kenalin kita! Kalau ada kan gawat! Nanti langsung ada berita lagi 'seorang cowok yang taat aturan ternyata menjalin kasih dengan cewek barbar tingkat akut',"

"Oh, jadi lo malu pacaran sama gue, iya?!" Nayu berujar sewot menunjuk Raden.

"Bukan gitu Nayu."

"Terus apa?!"

"Yang gue sebutin tadi cuma becanda. Karena Raden sayang Nayu apa adanya. Jadi alasan gue pake helm supaya gak ada yang bisa liat gue, nanti kalau ada cewek yang liat gue terus langsung terpikat kan bahaya, nanti lo bully orang lagi," ujar Raden percaya diri yang langsung mendapat pukulan dari Nayu pada helm yang masih ia pakai di kepalanya.

"Untung ada helm," gumam Raden yang masih bisa didengar oleh Nayu.

Nayu bertolak pinggang. "Dasar sok ganteng! Lo kalau mau pake helm tuh bukan lagi jalan di mall tapi lo pake pas lo naik motor di jalanan! Yang ada lo bikin gue malu! Nanti orang ngira gue pacaran sama orang buta yang gak bisa bedain mana jalanan sama mall!" Nayu memarahi Raden yang terlihat tak terlalu memperdulikan omelannya.

"Ya udah! Kalau gitu gue buka helm-nya!" Ujar Raden tegas dan membuka helm-nya dan menyimpannya kesal di atas jok motornya.

"Awas aja lo marah kalau ada yang liat gue, atau gak gue yang liatin cewek! Lo kan tau sendiri adanya mata buat ngeliat dan di dalam mall pasti banyak cewek, kalau gue gak sengaja liat sampe lima menit gimana? Lo pasti marah!" Lanjut Raden memperingati Nayu.

"Yah! Lo jangan liat anjir!"

"Gue punya mata!" Ujar Raden tak mau kalah.

"Sekarang lo milih, lo mau gue liat cewek dan cewek liatin gue atau lo malu punya pacar yang buta gak bisa bedain mana mall sama jalanan?!" Lanjut Raden.

"Oke, sekarang kita pulang!" Putus Nayu yang membuat Raden menatapnya tak percaya.

"Nayu, tadi lo bilang mau beli buku! Dan sekarang lo mau pulang, bahkan sebelum kita masuk ke dalam mall?!" Raden berujar kesal sembari menunjuk pintu masuk ke dalam mall.

"Lupain soal buku! Gue gak mau lo liat cewek selain gue lebih dari lima menit dan gue juga gak mau punya pacar yang buta gak bisa bedain mana mall sama jalanan! Yang ada image gue jatuh! Jadi sekarang kita pulang!"

"Nayu! Jadi kita datang ke sini cuma buat debat di area parkiran mall, gitu?! Ya ampun Nayu, kalau gue tau gini mending gue latihan! Lo buang waktu gue tau gak!" Kesal Raden yang bukannya membuat Nayu merasa bersalah, malah membuat cewek itu marah.

"Oh gitu?! Jadi setiap waktu yang lo habisin sama gue itu cuma buang-buang waktu lo, gitu?! Terus yang lo anggap penting itu cuma latihan, gitu?!"

"Tuh kan, lo emang gak mau salah yah! Udah salah, lo malah nyalahin!" Raden menatap jengah ke arah Nayu, sifat Nayu yang tak disukai Raden adalah cewek itu selalu tak mau salah, dan selalu menutupi kesalahannya dengan menyalahkan orang lain. Untung sayang! Kalau gak, kata putus sudah lama terucap oleh Raden.

Nayu menatap Raden tak terima akan apa yang dikatakan cowok jangkung itu. "Yang salah di sini itu lo! Lo gunain semua waktu lo buat latihan, latihan dan latihan! Bahkan gue harus buat onar dulu baru lo ada waktu buat gue! Yang sebenarnya pacar lo disini itu gue atau karate lo, hah?!" Nayu meneriakki Raden.

Akibat teriakkan Nayu membuat beberapa pasang mata yang kebetulan berada di area parkiran mencuri pandang menonton perkelahiannya dan Raden.

"Nayu, sekarang ayo kita pulang!" Raden yang menyadari bahwa dirinya dan Nayu menjandi tontonan, memberikan helm pada Nayu agar ia bisa pergi dari sana. Jika tidak, masalahnya akan semakin larut dan ia tidak ingin karna ini hubungannya dan Nayu terbongkar.

"Gak usah! Gue bisa pulang sendiri! Dan lo bisa latihan sepuasnya, kalau perlu lo latihan sampai ajal menjemput!" Ketus Nayu menolak helm yang diberikan Raden.

"Nayu! Jangan kekanak-kanakan! Kita lagi diliatin orang! Sekarang ambil helm ini dan kita pulang! Nanti pas kita nyampe di rumah, lo bebas mau marah sampai mulut lo berbusa dan menciptakan gelembung-gelembung yang terbang indah menuju angkasa!" Raden berujar penuh penekanan dengan suara yang agak dipelankan.

"Memangnya kenapa kalau kita diliatin?! Emang mereka yang kasih kita makan?! Lagian yang liatin kita gak tau rumah kita di mana jadi mereka gak akan bisa permaluin kita!" Nayu meninggikan nada suaranya sembari mengedarkan pandangannya menatap sinis tiap pasang mata yang melihat ke arahnya dan Raden.

Sedangkan Raden hanya bisa mengelengkan kepalanya, percuma saja ia menceramahi Nayu, yang ada cewek itu akan semakin gencar melakukan sesuatu yang dilarangnya. Menyebalkan bukan?

Dan kenapa Raden harus terjebak menjalin hubungan dengan Nayu? Yang sayangnya adalah pemilik hatinya, dan entah karena apa Nayu bisa memikat hatinya. Ia benar tak tahu alasannya mengapa.

Yang Raden tahu hanyalah alasan mengapa ia harus menghindari Nayu untuk sementara waktu, karena sikap cewek itu yang kelewat barbar.

RADENAYUWhere stories live. Discover now