4. Ujian hidup Raden

85 11 2
                                    

"Lo lama banget sih! Ini udah jam berapa Nayu?!" Raden memarahi Nayu yang baru keluar dari rumahnya.

"Raden yang katanya sepintar Albert Einstein! Lo pake jam tangan buat pajangan doang? Udah jelas-jelas di sana lo bisa liat ini udah jam berapa! Atau lo pake jam tangan rusak? Lo bilang, supaya nanti gue beliin jam tangan yang ukuran angkanya lebih gede supaya lo bisa liat dengan jelas jam berapa dan lo gak capek nanya-nanya lagi!" Ketus Nayu mengambil helm yang di ulurkan oleh Raden.

Sedang Raden hanya menghela napas pasrah, ujiannya hari ini mungkin akan terasa panjang dan menguras tenaga dan kadar kesabaran yang dimilikinya.

Dan Nayu memang tak merasa bersalah sedikitpun karna telah sudah membuat Raden menunggu. Asal kalian tahu saja, sebenarnya Nayu sudah siap sedari tadi, namun cewek itu mengulur waktu, sengaja membiarkan Raden menunggu.

Sekali-sekali Nayu ingin membuat Radennya terlambat. Lagian dengan begini ia dan Raden bisa terlihat bersama di sekolah karna dihukum. Kapan lagi Nayu bisa terlihat bersama Raden di sekolah? Biasanya Raden selalu mewanti-wantinya untuk menjaga jarak dan tidak melakukan hal yang bisa membuat hubungan mereka diketahui.

Jika Raden berusaha untuk menyembunyikan hubungan mereka, maka Nayu juga akan berusaha untuk memberitahu pada semua orang jika Raden dan dirinya menjalin hubungan.

Bagaimana Nayu tak bersikap demikian? Gadis pemilik hati Raden itu, sudah sangat geram dengan banyaknya cewek ganjen yang mendekati Radennya. Jika terus dibiarkan bisa-bisa Radennya meninggalkannya nanti, akibat godaan dari sederetan cewek ganjen yang dandanannya menor udah ngalah-ngalahin dandanan ibu-ibu ke kondangan!

***

Dan kali ini tuhan memang berpihak pada Nayu. Tak henti-hentinya cewek itu tersenyum kala dirinya dan Raden dihukum.

Sedangkan Raden? Sedari tadi cowok itu hanya bisa diam, pasrah dan mencoba sabar untuk kali ini.

Ini pertama kalinya ia berangkat ke sekolah dengan Nayu, bukan? Jadi biarkanlah hari ini ia terlambat, besok-besok ia harus membuat Nayu agar lebih cepat, secepat kelinci dan tak selambat kura-kura.

Kring...kring...kring...

Bel tanda istirahat berbunyi, menandakan proses belajar mengajar di istirahatkan sejenak.  Dan begitupun dengan hukuman Nayu dan Raden berakhir.

Duk.

Saat hendak kembali ke kelas masing-masing, Nayu menjatuhkan dirinya ke lapangan, membuat badannya yang tadinya sehat walafiat kini terasa ngilu.

"Nayu!!!" Raden dengan cemas langsung menggendong Nayu ala bridal style. Karena berat badan Nayu yang tak seberapa bagi Raden, membuat Raden sedikit berlari tergesa menuju UKS.

Raden mengabaikan segala tatapan siswa yang mengarah padanya yang tengah menggendong Nayu.

Untuk kali ini, dan pertama kalinya. Raden membiarkan satu celah terbuka untuk siapa saja mencurigai apa yang selama ini ditutupnya rapat-rapat.

Raden dan Nayu terbilang terkenal di kalangan sekolahnya.

Raden yang merupakan satu diantara most wanted di sekolahnya yang terkenal akan sikap dinginnya dan sifat tega-nya membuat banyak siswi yang mengejarnya patah hati bahkan sebelum memulai perjuangannya. Kadang ada yang mempertanyakan, Raden itu normal atau bagaimana?

Dan Nayu yang terkenal sebagai nenek sihir. Hei, jika kalian mengira Nayu tak begitu terkenal, maka kalian salah besar. Karena Nayu-lah sebagian besar sumber dari keributan di sekolahnya. Bagaimana tidak, setiap siswi yang berani mendekati Radennya, maka Nayu akan memberikan pelajaran habis-habisan pada cewek itu. Dan sampai sekarang tak ada yang menyadari mengapa Nayu sering membully, kecuali Raden.

Sesampainya di dalam UKS, Raden langsung menidurkan Nayu pada salah satu brankar yang ada di sana.

Raden yang hendak pergi dicekal pergelangan tangannya oleh Nayu. Sebenarnya Nayu tak benar-benar pingsang, ia hanya berpura-pura, agar hari ini ia bisa bersama dengan Raden lebih lama.

"Mau kemana?" Nayu bertanya dengan suara yang diserak-serakkan agar terdengar seperti orang yang benar-benar sakit.

"Nayu, gue mau beliin lo makanan dulu, lo pasti belum sarapan kan? Makanya lo pingsan?" Raden mengelus lembut tangan Nayu menahannya.

"Gak usah! Lo disini aja nemenin gue!"

"Nayu, gue bakal nemenin lo, tapi gue harus beliin lo dulu makan, supaya keadaan lo sedikit membaik,"

Nayu mendengus. "Lo suruh aja siapa kek yang ada di luar, suruh beliin gue makan, dan lo gak usah kemana-mana,"

"Lo jangan kebiasaan main nyuruh-nyuruh orang Nayu, tuhan kasih kita kaki sama tangan masa gak dipergunain! Dan lo cukup baring dan tunggu gue datang bawain lo makan, gue gak lama," Raden berusaha untuk tetap tenang memberi penjelasan pada Nayu.

"Tuhan ciptain banyak manusia, masa gak bisa dimintai bantuan!" Suara Nayu tak seserak tadi, dan agak meninggi dibandingkan tadi.

"Nayu, lo pura-pura pingsan yah?!" Seketika Nayu gelagapan ketika Raden mencurigainya.

Sebenarnya Raden sudah tahu jawabannya. Raden sewaktu menggendong Nayu memang merasa ada yang janggal, tapi cowok itu hanya diam membiarkan Nayu---jika benar hanya berpura-pura pingsan--- merasa senang karena merasa telah berhasil membuatnya cemas.

Tak mengapa kali ini Raden membuat Nayu merasa senang, anggap sebagai ucapan permohonan maafnya untuk kejadian kemarin malam. Namun, sifat menyebalkan Nayu membuat Raden ingin segera mengakhirinya, sungguh Nayu benar-benar menyebalkan hari ini. Entah apalagi yang akan dilakukan cewek itu, untuk membuat hari ini menjadi hari ter-menyebalkan bagi Raden.

RADENAYUWhere stories live. Discover now