"Ketika aku memutuskan move on, seperti mendownload aplikasi ukuran besar, menunggu proses yang sangat lama. Namun, ketika ada hambatan di tengah jalan, tepat 99% proses itu malah kembali 0%. Menyakitkan."
~Zea~
👻👻👻
Selama tiga hari berturut-turut, seorang Azzam beristirahat setelah kepulangannya dari Bali. Bahkan sang ayah rela pulang pergi dari pekerjaannya demi merawat putera kesayangannya. Arvind tidak bisa mengandalkan pembantu rumahnya, pasti ada saja yang ganjal jika dia tidak melihat buah hatinya. Dengan Hara dan istrinya yang di sana pun Arvind meluangkan sedikit waktu melakukan panggilan video.
"Den, bukannya Tuan masih nyuruh Aden istirahat?" Bi Iyem mencegat pergerakan tuan mudanya yang ingin sekolah.
Azzam tersenyum singkat. "Sudah sembuh."
"Tapi—"
"Saya gakpapa."
"Nanti Tuan marah sama saya, Den."
"Sudah bilang sama Ayah."
Bi Iyem mengangguk sopan, ia pun tak bisa memaksakan jika memang Azzam sudah bersemangat untuk kembali ke sekolah meski kakinya masih diperban.
Tak berapa lama, tibalah Azzam di sekolahnya diantar oleh sopir pribadi.
"Mau saya bantu, Den?"
"Gak usah."
Hanya mengenakan sandal, Azzam menuruni mobil dengan hati-hati. Dia rindu sekolah, rindu berinteraksi dengan teman-temannya yang hanya seberapa, rindu dengan pelajaran serta gurunya, bahkan rindu ekskul karatenya yang sempat ia tunda.
Mungkin hanya minoritas orang seperti Azzam, ketika mayoritas memilih untuk bermalas-malasan, membolos pelajaran yang membosankan, memilih lari jika guru memanggil, tapi sangat suka jika guru menghukum, dan yang dinanti adalah guru rapat, jam kosong, lalu pulang cepat.
Warga Airlangga mengakui bahwa seorang El-deran Azzam Farabi adalah siswa yang unik dan pantas dijadikan panutan.
"Nah, ini! Saking semangatnya sekolah sampai kesehatan aja gak dipikirin," sambar Dana yang baru tiba bersama Pak Dartha.
Cowok itu membantu Azzam berjalan, tidak terlalu parah meski luka di kaki Azzam belum sepenuhnya pulih.
"Ke mana?" tanya Azzam kala ia sadar Dana membawanya tidak menuju kelas.
"Bokap gue mau ngomong sama lo bentar. Ntar gue sama Mike jemput lo lagi."
"Oke."
Di dalam ruangan berudara dingin karena AC, Azzam duduk tegap menghadap kepala sekolahnya, Pak Dartha. Hening cukup lama dan Azzam hanya membisu memerhatikan pergerakan jemari Beliau mengetuk-ngetuk meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIEL [Completed]
Mystery / Thriller{BOOK 3 OF LIMBAD SERIES} 13+ "Onschuldige Ziel. Verraden Ziel. Heilige Ziel. Ziel wordt vervangen door Ziel." ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Namanya Zea. Akan selalu ada anak indigo di muka bumi ini dan Zea adalah salah satunya. Cewek aneh, itu julukan u...