15-Beberapa Waktu Lalu

73 31 23
                                    


Lima Belas

--------

Dua minggu masa liburan sekolah. Kenzo seakan sudah berpindah rumah, beberapa barang pribadi miliknya sudah berpindah ke rumah Radhit. Meskipun terkadang barang itu berharga bagi Kenzo, tetapi bagi Radhit itu hanyalah sebuah barang-barang yang menyesakkan membuat seisi kamar Radhit semakin sesak dengan barang-barang.

Di rumah Radhit terdapat dua kamar mandi, yang satu terletak di dekat dapur dan satunya lagi ada di dalam kamar orang tuanya. Alarm sudah berbunyi beberapa kali, setelah shalat subuh, keduanya melanjutkan aktivitas pentingnya—tidur lagi—selesai melakukan ibadah.

Alarm berbunyi beberapa kali memekakkan seisi ruangan yang saat ini dihuni oleh dua orang remaja pria itu. Ayah dan ibu Radhit masih liburan di kampungnya, kedua orang tuanya masih ingin berlama-lama menikmati indahnya suasana kota Medan. Sedangkan Radhit sendiri memang harus mempersiapkan diri untuk belajar, dua minggu sebelum masuk sekolah Radhit sudah kembali ke habitatnya.

Radhit membuka mata, tubuhnya yang semua dibaringkan di atas kasur mendadak bergerak berdiri.

"Mampus! Udah jam berapa nih!" ucap Radhit panik.

Dilihatnya jam beker yang di letakkan di atas bahan jati berbentuk petak yang terletak tepat di samping ranjang tidurnya.

"Woi! Bangun!" ucap Radhit membuat Kenzo yang semula tengah berada di dunia khayalannya seketika terlonjak kaget.

Kenzo menatap Radhit kesal.

"Udah jam setengah tujuh," ucap Radhit pada lawan bicaranya.

"Terus kenapa? Kita kan masuk jam tujuh," jawab Kenzo santai.

"Kita mandi juga belum," ucap Radhit. "Apa nggak usah mandi aja ya?" tanya Radhit.

"Kalo lo mau nggak mandi serah deh, gue tetep mandi."

"Ya kalo lo mandi sama aja gue bakalan telat juga."

"Ya udah, mandi bareng kita," jawab Kenzo lagi-lagi masih dengan nada yang santai.

"Idih, ogah gue mandi satu kamar mandi sama lo."

"Yang bilang mau satu kamar mandi sama lo siapa Ge eR. Lo mandi di kamar nyokap lo sana, gue mandi di kamar mandi belakang."

⁎⁎⁎

Setelah keduanya bersiap-siap, mereka pun bergegas untuk berangkat ke sekolah. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.55. Artinya lima menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Heh, secepat apapun mereka mengendarai motor, tetap saja sudah pasti mereka akan terlambat. Jarak rumah Radhit menuju sekolah bisa memakan waktu hingga lima belas menit Sedangkan saat ini waktu yang dimiliki tinggal lima menit lagi, belum lagi mereka mengenakan sepatu dan memanasi kendaraan yang akan mereka bawa ke sekolah.

Akhirnya kegiatan yang tadi dilakukan Radhit secepat mungkin hanya berbuah sia-sia. Gerakan yang semula cepat tiba-tiba menggunakan metode melambat. Kenzo tampaknya masih terlihat santai, bahkan terlihat sedikit malas.

"Kenapa lo?" tanya Radhit melihat muka ogah-ogahan yang ditampilkan Kenzo.

"Masih ngantuk gue Dit," jawab Kenzo jujur.

"Makanya jangan begadang."

"Tumben lo mau berangkat cepat. Biasanya juga kalau telat biasa aja."

"Gue mau liat Danita, rindu udah lama nggak jumpa. Mau nggak telat, eh gagal rencana gue," jawab Radhit malas.

"Kan lo tiap hari stalking instagramnya, masa masih rindu."

"Iyalah. Itu semua nggak cukup, lihat secara langsung lebih enak."

"Lo kira makanan enak."

"Udah yuk lah. Otw, lo yang bawa motor ya."

"Lo mau mati!" jawab Kenzo.

"Maksudnya?" tanya Radhit.

"Kan gue udah bilang, gue ngantuk. Lo aja yang bawa motornya."

"Oke bentar, gue ambil masker dulu."

⁎⁎⁎

Vecchia Storia [Sudah Terbit]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang