18. Pulang ke Bandung

61.9K 2.8K 59
                                    

“Jadi?” Aileen melepaskan pelukan Aladri dan berbalik menghadap ke arahnya.

“Aileen gak usah ke rumah sakit”

“Makasih ka” Senyum Aileen mengembang saat Aladri melontarkan kalimatnya yang membuat Aileen langsung memeluk Aladri.

“Aileen jangan bilang gitu lagi ya?” Aladri membiarkan tangan yang satunya membalas pelukan Aileen, dan yang satunya mengelus rambut sang adik.
Aileen hanya menganggukan kepalanya yang masih setia menempel pada dada bidang Aladri.

“Ehm kakak gak dipeluk nih, padahal tadi hampir kena bogem loh” Perkataan Keenan membuat Aileen melepaskan pelukannya dan membuat Aladri menatapnya datar.

Aileen memeluk Keenan dengan hangat saat Keenan sudah merentangkan kedua tangannya.

“Makasih ya kak, nanti kalo Kak Ladri nakal bilang aja sama Aileen yaa” Sontak saja perkataan Aileen membuat yang lain tertawa, sedangkan membuat Aladri menatap tajam adik-adiknya.

Akhirnya Aileen memeluk mereka satu persatu, mereka selalu memperebutkan Aileen, mempermasalahkan yang sebenarnya tidak perlu dijadikan masalah. Tapi hanya Aladri yang bisa dikatakan memonopoli Aileen. Di tambah Aileen juga sepertinya lebih nyaman dengan Aladri.

-----*-*-----

“Mah, kapan Aileen masuk sekolah?” Aileen menghampiri Zailine yang sedang berada di kamarnya dengan Mahendra. Karena ini hari sabtu, jadi semua anggota yang bekerja beristirahat.

“Tanya papah, tadi papah yang urus semuanya”

“Pah” Aileen menghadap Mahendra untuk bertanya.

“Nanti senin sayang” Aileen tampak berpikir sejenak “Emmm kalo gitu boleh gak Aileen pulang dulu ke Bandung?”
Zailinie langsung terkejut saat mendengar pertanyaan putrinya itu, apa putrinya itu akan meninggalkannya lagi?

“Kok pulang? Aileen gak betah ya tinggal disini sama Mamah Papah?” Suara Zailine terdengar lesu.

“Eh engga gitu Mah, Aileen cuman mau ketemu temen-temen Aileen aja soalnya kan waktu itu Aileen gak pamit sama mereka, sekalian hp Aileen juga ketinggalan”
Zailine dan Mahendra saling berpandangan, seolah bertukar pikiran hanya dengan lewat tatapan mata saja.

“Kapan?” Sekarang giliran Mahendra yang bertanya.

“Sekarang gimana? ”

“Boleh, kamu mau sama siapa?”

“Sendiri juga Aileen bisa Mah

“Engga boleh sendiri, kalau kamu sendiri mending gak usah sekalian” Keluar sudah sifat protektif Mahendra.

“Eh iya-iya. Aileen ajak kakak yang lain dulu deh” Aileen pergi meninggalkan kamar kedua orang tuanya dan berjalan mencari para kakaknya.

Aileen berjalan menyusuri mansion itu sendirian sampai akhirnya dia melihat Aladri keluar dari ruang kerjanya “Kak Ladri” Aileen berlari menghampiri kakaknya itu.

“Kenapa sayang?”
“Emmm kak itu, Aileen ma-“ Perkataan Aileen terpotong karena suara panggilan dari handphone Aladri.

“Bentar ya sayang”

“Maaf ya sayang kakak ada urusan” Aladri mengecup kening Aileen sebelum pergi berjalan meninggalkannya. Sebenarnya Aileen ingin mengajak Aladri tapi sepertinya Aladri sedang sibuk.

“Kak Keenan” Panggil Aileen saat melihat Keenan turun dari tangga.

“Bentar ya Aileen Kakak buru-buru” Keenan berjalan dengan terburu-buru menuruni anak tangga, sepertinya memang ada urusan yang lebih penting.

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang