54. Penyakit

36.1K 1.9K 182
                                    

"Lo sebenernya kenapa sih?" Aksa bertanya pada Rea saat mereka sedang di kelas dan pelajaran sedang kosong.

"Gue gapapa"

"Udah dua minggu terakhir ini lo berubah sikapnya sama Aileen, Kak Keenan juga gitu"

Rea menggigit bibir bawahnya, Aksa tidak boleh tahu.

"Ada yang lo sembunyiin dari kita?" Aksa mengamati tingkah Rea yang terlihat tidak nyaman dengan pertanyaan Aksa.

"Apaan sih lo gak usah ngarang. Gue biasa aja kok"

Drrttt Drtttt

Ponsel Aksa bergetar. Ada pesan masuk dari Aileen.

-Kak Aksa, Aileen ada tugas kelompok terus mau ngerjain di rumah temen. Kakak sama Kak Rea pulang duluan aja, hati-hati pulangnya. Gak boleh ngebut, gak boleh ngelamun. Fokus dijalannya-

"Tumben bawel banget" Aksa sedikit tersenyum melihat pesan Aileen.

"Kenapa lo?"

"Engga, ini Aileen nyuruh kita pulang duluan"

"Jalan lagi sama Delio?"

"Apaan bawa-bawa gue?" Delio menghampiri meja Aksa dan Rea saat mendengar namanya di sebut.

"Bukan, Aileen ada tugas kelompok. Jadi gak bisa pulang bareng"

"Ooohhh" Rea mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

"Kok dia gak bilang sama gue?" Delio bertanya pada dirinya sendiri.

"Emang lo siapanya?" Arsen tersenyum meremehkan.

"Calon pacar" Jawaban Delio membuat Rea tersenyum miris. Apa Delio memang sangat menyukai Aileen?

"Lo suka sama Delio?" Aksa bertanya saat mereka dalam perjalanan pulang. Aksa bertanya, namun matanya masih fokus pada jalan.

"Lo nanya apaan sih? Gak usah ngarang deh Haha" Rea tertawa dengan canggung, bagaimana Aksa mengetahui perasaannya.

"Aileen makin deket sama Delio, dan disitu sikap lo berubah. Malah sekarang Kak Keenan malah ikutan bersikap aneh"

"Apaan? Orang gue biasa aja. Gak usah aneh-aneh deh mana mungkin gue suka sama si tembok"

"Gue harap yang lo omongin barusan itu jujur"

Hening, tidak ada lagi pembicaraan. Rea menatap keluar jendela. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia ingin Aileen bahagia, tapi ia juga ingin bahagia. Ia menyesal telah memberitahu perasaannya pada Keenan.

-----*-*-----
Aileen melangkahkan kakinya menuju ruangan Dokter Vano, sebenarnya ia telah tes lab 4 hari yang lalu, dan Dokter Vano tadi menghubunginya jika hasil lab telah keluar. Ia hanya ingin memastikan, apa penyakitnya memang sesuai dengan dugaannya selama ini atau bukan. Ia harap bukan. Tapi kembali lagi, harapan tetaplah sebuah harapan. Hanya Tuhan yang dapat memutuskannya.

Tok Tok Tok

"Masuk"

Aileen membuka pintunya perlahan setelah mendapat ijin dari Dokter Vano.

"Ohhh kamu Leen, ayo duduk"

Aileen menatap perawat yang juga ada di ruangan Dokter Vano. Seolah mengerti, Dokter Vano menyuruh perawat itu untuk keluar.

"Emmm Dok, gimana hasilnya?"

Dokter Vano hanya tersenyum dan mengambil sebuah amplop dari laci mejanya, mengeluarkan selembar kertas dan menatap Aileen sebentar.

My Possessive Brother's (TELAH TERBIT) (Part Of Possessive)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora