HANIN

62 22 2
                                    

*Flashback Mode On*

   Grayhan mengantar Hanin kembali ke rumah, tanpa meminta izin kepada Andrev terlebih dahulu. Karena memang tidak seharusnya mereka meminta izin kepada Andrev. Karena jelas saja lelaki itu tidak akan mengizinkan Grayhan membawa pergi Wanita-nya.

"Gue Grayhan!" Grayhan berinisiatif untuk memperkenalkan dirinya pada Hanin.

Mereka tengah berjalan menyusuri koridor utama sekolah,

"Lo udah... Tau nama gue?  Kan? " Hanin tahu bahwa Grayhan pasti sudah tahu siapa dia sebenarnya.

"Hanin... " Sebut Grayhan.

Hanin tersenyum mendengar Grayhan menyebutkan namanya.

"Lo keeper cadangan team futsal kan? Eh btw sejak kapan lo gabung di team futsal? " Hanin membuka obrolan,

"Baru sih, gara - gara coach liat gue ngga sengaja nangkepin kelapa dari truck di pasar kapan tau itu.. "

Mata Hanin terbelalak ketika Ia mendengar kata 'Pasar'.

"Hah? Maksudnya? "

"Ya tadinya gue kerja sambilan jadi kuli angkut gitu di pasar. Lumayan tambah uang saku.. Gue kan ga ada Orangtua jadi harus Strong!! " Tandas Grayhan sambil menunjukkan lengannya.

Seketika Hanin mendadak tak enak hati karena telah mengingatkan Grayhan kepada orangtua-nya.

"Sorry Gray.. "

"Gapapa ini,  dari kecil juga gue udah di Panti.. Ga kenal gue ama yang namanya pelukan orangtua.. Perhatian orangtua dan semacemnya. Ga pernah kenal.. Hehe" Grayhan terkekeh,

Namun tidak dengan Hanin, Ia tersenyum pahit.

"Oh iya Gray, btw thanks ya tadi.. Lo udah nyelametin gue dari Andrev. Tapi serius, lo ga perlu antar gue ke rumah.. Gue pastiin bakal pulang ke rumah dengan aman"

Hanin mengacungkan jempol-nya. Ia tak ingin merepotkan Grayhan. Sedangkan Grayhan terus menggaruk tengkuk, keberatan.

"Serius? " tanyanya tak yakin.

"Iya serius. Ini nomer handphone gue..  Entar gue kabarin kalo uda sampai rumah" Hanin menuliskan nomer ponselnya pada telapak tangan Grayhan.

"Eh... "

"Eh apa? Andrev ngga bakal tahu kalau kita chat. Ok? "

"Maksud gue.. Gue ga ada Handphone nin.. " Ucap Grayhan dengan ekspresi memelas.

Hanin semakin merasa bersalah.

"Ummm.. Ok, sorry.. Kalau gitu, goodbye Gray! " Hanin melangkah dari gerbang dan meninggalkan Grayhan secepat kilat.

***

Kisah Grayhan, Hanin dan Andrev tak hanya sampai disitu. Singkat cerita, Grayhan dan Hanin semakin dekat sedangkan Andrev semakin tersulut emosinya karena perihal itu.

Performa-nya dalam menjaga gawang semakin terpuruk. Hal itu membuat Coach tidak segan - segan menggantikan posisinya dengan Grayhan. Sebab Grayhan dipastikan lebih mampu dan handal dibandingkan Andrev yang performanya selalu menurun pada setiap pertandingan.

Sejak saat itu Andrev menjadi semakin dendam pada Grayhan. Terlebih ketika Hanin benar - benar memutuskannya.

Apalagi ketika....

***

Malam itu, Hanin mengajak Grayhan jalan - jalan mengelilingi kota. Sebab malam ini adalah malam minggu. Maka Grayhan punya akses untuk keluar panti.

Terlebih, Hanin memberikan Handphone bekas miliknya kepada Grayhan agar mereka dapat berkomunikasi.

"Coba gue misscall ya.. " Ucap Hanin sambil memencet tombol telefon kepada Handphone bekas miliknya yang akan ia berikan pada Grayhan

"Dial Up? " tanya Grayhan polos

"Jangan - jangan. Reject aja" ucap Hanin tergesa - gesa. Mungkin Ia takut pulsanya akan habis dengan cuma - cuma.

Malam itu, hanya berjalan kaki menyusuri tiap jengkal kota, dan sekali naik angkot untuk menjangkau sisi kota lebih jauh lagi.


Namun suatu kejadian na'as menimpa mereka. Ketika mereka hendak menyebrang, Hanin yang berada dibelakang Grayhan terserempet Mobil Container. Terseret beberapa meter hingga darah terkucur dimana - mana.

Grayhan sempat tak sadar dengan apa yang terjadi beberapa detik lalu. Namun kemudian ia menyadari apa yang sedang terjadi.

Dunia sontak sepi dan hening seketika melihat Hanin terkulai dengan bersimbah darah tanpa daya.

Grayhan tak berani mendekati ataupun menanyai keadaan Hanin. Ia tak berani pun sekedar menengok memastikan kondisi Hanin.

Maka Ia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Hanin dikerumuni orang - orang di seberang sana.

Wanita yang mengajaknya menyusuri kota itu telah celaka beberapa saat yang lalu. Ia mendengar orang - orang berkata bahwa nyawa-nya tak dapat tertolong.

Grayhan semakin tak tahu apa yang harus Ia lakukan. Ia memilih untuk menjauh dari kerumunan dan berpura - pura tidak mendengarnya.

Namun tiba - tiba Handphone pemberian Hanin beberapa jam yang lalu.. Tiba - tiba berdering..

HANIN KODALINE incoming

'Jangan Dial up. Reject aja' Kalimat Hanin terngiang - ngiang dalam kepalanya. Maka Ia menolak panggilan itu.

Sudah dipastikan, itu adalah panggilan dari orang yang berusaha mencari informasi tentang orang terdekat Hanin. Mereka mencoba menelfon siapa saja orang - orang yang barusaja Hanin hubungi dalam 10 jam terakhir.

Tak lama Ambulance datang. Hanin dibopong naik ke dalam Ambulance. Sedangkan Grayhan hanya menatapnya tanpa membuntuti laju Ambulance.

"Woy! Jangan lari! " suara Andrev.  Ya, itu suara hasky khas milik Andrev. Lelaki itu berteriak menukik, membuat langkah Grayhan tertahan.

"Lo kan yang bikin Hanin kaya gini?" Andrev menarik kerah baju Grayhan.

Grayhan bungkam. Ia tak tahu harus menjawab apa. Kemudian ia berusaha melepaskan cengkeraman Andrev dan segera kabur sejauh mungkin dari tempat itu.

Sejak saat itu Grayhan sangat trauma dengan tempat itu. Dan itulah sebab mengapa Grayhan "kabur" dari Panti.
Sebenarnya pada awalnya Ia memang kabur, bukan di usir atau bagaimana.

Hingga pihak Panti menemukannya kembali dan meletakkan Grayhan pada Asrama SMAS Ghiffry disaat tahun ajaran baru.

Dan sebab itu lah Andrev terus mencari - cari kebaradaan Grayhan untuk membalaskan dendam-nya....

INTENTIONWhere stories live. Discover now