OLIVER

48 10 6
                                    


Oliver mulai kebingungan dan tak tahu apa yang harus Ia lakukan.
Ustadz memberi isyarat pada Ozy untuk diam dan tidak berisik.

"Namanya bukan Oliver, tapi Fahad" Ujar salah seorang santri yang duduk di dekat Grayhan, Ozy dan Rayan.
Mereka saling bertatapan, bingung.

"Fahad? " Ozy memastikan, Salah seorang santri tadi hanya mengangguk yakin.

"Gue yakin itu Oliver, bukan Farhan!" Rayan berbisik pada Ozy.

"Fahad kali yan, bukan Farhan" Tegur Ozy mengingatkan.

"Ah, ya itu lah pokoknya. Gue yakin banget dia Oliver" Rayan menatap tajam ke arah laki - laki yang tengah berorasi didepan sana.

"Hmmm...  Siapa tau emang mirip" celetuk Grayhan tiba - tiba.

"Nggak... Kali ini gue yakin banget dia Oliver yang bawa lari duit kita" Rayan sangay yakin dengan feelingnya bahwa laki - laki itu adalah Oliver.

"Heh! Udah... Jangan diungkit lagi napa. Pamali yan, pamali" Ozy menegur Rayan sekali lagi.

"Hiiih, apaan sih..  Emang iya kan? Kita sampai kelaperan. Untungnya kita nggak sampai busung lapar" timpal Rayan.

"Ssssts... " salah seorang Santri menegur mereka bertiga karena suara mereka terdengar semakin kencang.

****

"Ma... " Fla duduk di sisi ranjang,  menyentuh lengan Mama pelan.

"Mama sebaiknya rawat inap di rumahsakit aja ya ma.. Fla nggak bisa jagain Mama full seharian, Fla harus kerja Fla harus ke rumahsakit. Nanti kalau Mama rawat inap di rumahsakit.. Mama bisa dijagain sama suster - suster lainnya juga.. Ya ma? Biar kondisi mama juga semakin baik"

Fla sedang membujuk Mama-nya. Fla sangat khawatir dengan kondisi Mama yang semakin lemah. Penyakit diabetesnya sudah lumayan parah sehingga membuat Mama terus merasa lelah dan penat.

"Hmmm..Mama nggak apa - apa kok sayang. Mama istirahat di rumah aja, cukup.. " Mama mengangguk, memastikan bahwa keadaannya baik - baik saja.

"Ma... "

"Ini Mama mau minum obat, terus istirahat. Insyaallah besok sudah baikan kok sayang.. Kamu jangan khawatir" Mama membelai rambut gadisnya.

Fla masih dengan perasaan cemas. Ia menatap lekat - lekat mata Mama. Ia sangat khawatir dan tidak ingin kehilangan Mama dalam waktu dekat.
Fla terdiam, kemudian menghela nafas sekejap.

"Okelah... Mama harus rajin minum obat... Banyakin istirahat ya ma. dan jangan capek - capek" Fla pun mengambilkan obat dan segelas air mineral untuk Mama.

****

Selama tahfidz berlangsung, Grayhan dan kedua temannya tetap diam dan membolak - balik halaman Al - Qur'an.

"Gue lupa cara bacanya gimana" Rayan menggaruk tengkuknya.

"Sama gue juga" sahut Ozy.

Grayhan masih diam dan menatap halaman pertama dalam Al-Qur'an.
Bibirnya sedikit komat - kamit membaca halaman tersebut.

Rayan dan Ozy mengamati gerak gerik temannya itu. Meteka saling berpandangan dan merasa takjub dengan Grayhan.

"Gray, lu masih bisa baca Al Qur'an? "
Ozy mencolek lengan Grayhan.

Grayhan menggeleng pelan. Tapi masih dengan raut muka yang sangat serius membaca Al - Qur'an.

INTENTIONWhere stories live. Discover now