GAMERS 01|

42.2K 2.1K 87
                                    

Aku menggerakkan tanganku dengan cepat. Mencatat catatan pelajaran biologi yang entah sudah berapa lembar kuringkas. Tak ada cara lain. Otakku agak lemah dipelajaran ini. Dengan rajin mencatat yang pasti berguna saat ujian nanti akan menambah nilai dari guru. Aku menambah kecepatan menulisku kala mendengar bel istirahat berbunyi.

Selesai. Aku pun membereskan buku yang berada di atas meja dan memasukkannya ke dalam tasku dengan rapi. Naina, teman kelasku memanggilku.

"Mau ikut ke kantin, Ya?" tanyanya.

"Duluan aja, Na! Gue ada urusan bentar!" jawabku dengan senyum tipis.

Naina mengangguk, "Makan, Ya! Jan diet-diet mulu! Tinggal tulang lo ntar!" candanya.

"Ah, lo bisa aja, Na! Lo tuh yang banyak-banyak makan!" balasku mengundang tawa kami. Ia pun pamit ke kantin bersama teman lainnya.

Tepat saat mereka pergi, ponselku bergetar. Tanda ada pesan masuk. Tak salah lagi. Pasti dari cowok yang baru beberapa minggu ini mengganggu pikiranku. Pasalnya ia menembakku secara tiba-tiba. Padahal aku tak mengenalnya.

Aku pun bangkit dari kursiku lalu berjalan keluar kelas menuju rooftop setelah membaca pesan darinya.

Noel Pradipta

Ke rooftop ya Ray? Temenin aku!

🎮🎮🎮

Namaku Raya Nandini. Biasa dipanggil Raya. Aku orang yang biasa-biasa saja. Kehidupanku monoton. Pergi ke sekolah---sekolah---pulang---berangkat ke kafe untuk kerja---pulang---pergi ke sekolah. Selalu seperti itu. Aih, kalian pasti tidak mau tahu tentangku kan. Baiklah, aku akan menceritakan bagaimana pacarku, Noel memperlakukanku.

Noel, cowok dengan muka yang selalu datar itu.. Membingungkanku. Aku pernah bilang kan kalau kami tidak pernah tegur sapa sebelum pacaran? Sampai sekarang aku masih penasaran apa alasannya menjadikanku pacar. Aku sudah menanyakan pada teman-teman sekelasnya. Aku takut ia dan teman-temannya menjadikanku barang taruhan. Seperti yanh ada di novel yang kubaca kemarin. Syukurlah, dugaanku salah. Teman-temannya bahkan kaget saat tahu dulu Noel menembakku. Mereka pun menceritakan sedikit tentang pacarku itu.

Noel itu, seorang gamers. Ia tak bisa jauh-jauh dari ponselnya yang berwarna hitam. Baru-baru ini aku tahu ia suka bergadang. Nampak dari kantung matanya yang menghitam. Aih, pipiku memerah kala mengingat kejadian itu.

^ Saat aku sedang duduk berhadapan dengannya. Aku memperhatikan wajahnya lekat. Saat itu, aku tidak memakai kacamata. Karna memang sedang dirumah. Ya, Noel mengunjungi rumahku kala itu. Ia bilang, ingin ditemani main game nya. Aku hanya pasrah sekaligus gugup. Gugup karena dirumah itu hanya ada kami berdua. Ditambah saat itu kami sedang dikamarku. Katanya kamarku itu nyaman.

Kembali kuperhatikan wajahnya dari dekat. Astaga, aku baru sadar ia sangat tampan. Noel tengah fokus dengan game nya saat itu. Mataku menajam kala melihat sesuatu di bawah matanya. Tanpa sadar ku mendekatkan wajahku dan hampir mengenai pipinya.

Aku juga tak sadar saat Noel menghentikan permainannya dan menatapku dengan tatapan heran. Ia juga tersenyum geli karna aku yang masih saja penasaran ada apa di bawah matanya.

Saat aku tahu itu kantung mata. Aku mulai berpikir sejenak tanpa memundurkan kepalaku. Saat aku pikir mungkin itu karna ia tidak tidur aku terkejut. Pasalnya sesuatu yang kenyal dan basah mengenai pipiku dengan cepat. Aku dengan ekspresi kaku ku membuat cowok dihadapanku ini terkekeh kecil. Aku pun dengan cepat memundurkan kepalaku. Lalu memegang pipi bekas ciumannya tadi. Mataku mengerjap menambah tawa dimulutnya.

"Ngapain sih?" tanyanya sambil tersenyum geli.

"Ja-jangan tiba-tiba kayak gitu dong!" ujarku pelan.

Alisnya terangkat, tangannya merangkulku membawa kepalaku ke dekapannya. Aku yang mungkin lemah atau memang kekuatannya yang kuat pun pasrah.

"Aku kira kamu minta dicium." ujarnya menoleh ke arah ku. Aku pun melotot seraya berusaha melepas pelukannya. Ia kembali tedtawa kecil. ^

Tak terasa  langkahku sampai di rooftop. Aku pun memegang kenop pintu dan membukannya. Semilir angin menerpa wajahku. Udaranya sejuk.

Aku melangkah ke tempat terbuka itu. Mencari keberadaan Noel.

Cowok itu ternyata duduk bersandar dinding yang mengarah ke lapangan bola sekolah. Aku melangkah mendekatinya dan duduk disampingnya.

Tak ada suara dari mulut kami. Hanya ada suara yang berasal dari ponsel Noel. Yah, seperti biasa, cowok itu cuek padaku. Mungkin ia hanya memintaku menemaninya. Dan tidak mempedulikanku. Itulah yang aku rasakan belakangan ini. Tiga minggu usia hubungan kami. Dua minggu sebelumnya ia memberi banyak perhatian padaku. Satu minggu sebelumnya perhatian mulai mengurang diiringi dengan muncul sifat aslinya. Dan beberapa hari ini ia sangat acuh padaku.

Awalnya aku panik kala ia mendiamiku. Aku mulai berfikir apa kesalahanku. Setauku aku sudah melakukan sebisaku. Bahkan aku sudah mencoba membuka hatiku untuknya. Tapi ternyata ia tidak marah. Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Ia hanya 'sedikit' berubah.

"Noel?"

"Iya?" balasnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Kamu udah makan?"

"Udah."

Aku bingung ingin membuka topik apa. Ia bahkan tak bertanya balik padaku. Hanya fokus ke gamenya. Aku kangen dia yang dulu. Yang masih perhatian padaku. Ya, walaupun jujur, ia tidak pernah menanyakan keadaanku. Hanya bertanya beberapa setelah aku bercerita tentang aktivitasku.

Aku pun tersenyum kecut. Tak tahu harus bagaimana.

"Aku ke kelas dulu ya?" aku mulai beranjak lalu tertahan kala ia menahanku. Dengan cepat ia mem pause gamenya. Lalu menarikku untuk duduk kembali.

Aku menoleh ke arahnya. "Jangan! Temenin aku disini!" pintanya.

Aku tak bisa menolak. Wajahnya sangat tampan dari dekat. Aku bahkan tak bisa berkata apa-apa kala ia merubah posisi.

Ia mendudukanku didalam kedua kakinya. Menarik pundakku untuk menyandar kedadanya. Entah aku yang terlalu kecil atau dia yang terlalu tinggi. Pucuk kepalaku hanya sampai rahang bawahnya. Ia pun mengukungku dengan tangan yang memeluku dari belakang. Ia menaruh dagunya di bahu kiriku membuat pipi kami bersentuhan.

"Aku selesain ini dulu, ya! Sebentar aja! Nanti aku antar ke kelas!" ucapnya datar namun lembut. Lagi-lagi ia mencium pipiku cepat. Lalu melanjutkan kembali permainan perangnya itu.

Pipiku memanas tuhan. Aku gugup. Detak jantungku berdetak kencang. Ini salah satu sifatnya yang membuatku tak bisa berkutik. Rasanya kesalku hilang karena perilakunya.

🎮🎮🎮

[PS #1] My Boyfriend Is A Gamers (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang