1 : Call Me Daddy

27.1K 1.8K 67
                                    

Call Me Daddy

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Call Me Daddy

"Besok lusa Ibu akan ke Seoul, kau harus ikut."

Kalimat itu terus berdengung di dalam telinga seorang gadis dengan selimut menutup tubuhnya hingga bahu. Wanita yang ia panggil dengan sebutan-Ibu, pagi tadi menarik selimut dan menyiramkan segayung air ke wajahnya hingga basah kuyup.

"Seoul?" Oh shit! Ia sama sekali tidak yakin dengan rencana aneh ini. Tapi semuanya sudah terbukti bersama dua koper warna putih-di atas lantai satu. Sedangkan wanita yang ia panggil-Ibu itu, sedang menulis sesuatu pada catatan berwarna kuning.

Demi apapun! Ia bosan melihat buku itu setiap hari.

"Jangan bercanda Ibu," ucap gadis itu sambil meletakkan bokongnya di atas sofa. Matanya menatap tidak suka terang-terangan terhadap koper sialan tersebut.

Mata wanita itu memicing tajam. Terdengar desisan kecil lalu sebuah ballpoint melayang mengenai tepat di keningnya. Gadis itu meringis menahan rasa sakit sambil tangannya tanpa henti mengusap bekas hantaman kecil barusan. Masih terasa berdenyut.

Sejujurnya, ini sering terjadi jika ia lagi-lagi bergadang demi sebuah film horor lalu menangis di tengah malam karena takut. Bullshit! Ia terlihat seperti gadis cengeng jika begini. Kemudian dipagi harinya, gadis itu akan terlambat bangun seperti pagi tadi. Ibunya tentu akan marah jika anak gadis satu-satunya bertingkah demikian.

"Tentu saja. Kau pikir Ibumu suka berbohong seperti dirimu?" sindirnya.

Demi Tuhan! Kalimat itu seketika menyentil harga diri Yu Hyejin yang setinggi gunung Everest. Kepalanya jelas ingat, dua hari lalu ia berbohong dengan mengatakan ingin membantu Nyonya Jung untuk mengerjakan beberapa pekerjaan rumah karena wanita dua anak itu sedang sakit.

Tapi setan tak berwujud di dalam kepalanya mengajak berbelok arah hingga menuju ke gunung bersama teman-temannya. Alhasil setelah pulang Ibunya memberikan hadiah istimewa, tangan yang ia simpan di balik tubuh gemuk nya beralih untuk mencubit paha hingga memar keunguan.

Sialan! Itu memalukan untuk gadis dewasa seperti dirinya.

"Kau harus mengemasi barang-barangmu juga," ucapnya lagi.

Hyejin menghela napas panjang lalu mengembalikan ballpoint melayang tadi kepada wanita tersebut. Jelas dirinya tidak mungkin ikut-ikutan marah dengan melakukan hal yang sama. Oh tidak! Tujuannya bukan pada sang Ibu, melainkan setan sialan yang menghasutnya kegunung kala itu.

"Aku tidak mau!"

Okay! Mungkin kalimat itu membuat amarah wanita bermarga Lee itu menggebu hingga melototkan mata sipitnya. Hyejin berani bersumpah, jika wanita itu tidak menggunakan kacamata rabunnya, bisa saja sinar laser keluar dari anak matanya.

"Sok pintar!" wanita pertengahan empat puluh itu menjeda ucapannya. Hyejin tersenyum miring, mungkin saja, ibunya membiarkan dirinya kali ini. "Tidak ada uang sedikitpun hingga aku pulang."

Call Me Daddy!; KTH ✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu