- C H A P T E R 29 -

1.7K 70 0
                                    

-

"Woy, Azka" panggil Arkan.

Azka berbalik melihat siapa yang memanggilnya. "Apaan?" tanya Azka.

"Gue nebeng lo ya, motor gue lagi di bengkel" melas Arkan.

"Yaudah, ayo" balas Azka melangkah mendahului Arkan.

Arkan membuntuti Azka, menuju parkiran sekolah dimana sepeda motor para siswa-siswi yang ada di sekolah ini diletakkan disini.

Mereka menelusuri jalanan kota yang cukup ramai dalam diam. Yang terdengar hanya suara kendaraan yang sedang berlalu lalang.

"Dimana rumah lo?" tanya Azka saat mereka sudah memasuki wilayah kompleks perumahan Arkan.

"Ntar belok kanan ketemu pager putih, itu rumah gue" tunjuk Arkan.

Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di pekarangan rumah Arkan.

"Mampir dulu, ayo" ajak Arkan.

"Enggak deh, lain kali aja" tolak Azka.

"Udah, ayo. Bentaran juga nggak apa-apa" paksa Arkan.

Azka pasrah, ia turun dari motor melepas helm dan mengikuti langkah Arkan memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Arkan ketika memasuki rumah.

"Assalamualaikum" ucap Azka pelan.

"Waalaikumsalam" jawab seorang wanita paruh baya dari arah dapur.

"Eh, anak mama udah pulang" ucap sang mama menghampiri Arkan.

"Hehe, iya ma. Bang Arga belum pulang, ma?" tanya Arkan sambil menyalimi tangan sang mama.

"Belum, palingan bentar lagi juga pulang" balas sang mama.

"Eh, ada tamu. Temennya Arkan ya?" tanya Ais--mama Arkan--begitu melihat keberadaan Azka.

Azka tersenyum kikuk dan menyalimi tangan mama Arkan. "Iya tante"

"Nama kamu siapa?"

"Azka tante"

"Yaudah, duduk dulu. Tante ke dapur dulu buatin minum untuk kamu"

"Nggak usah repot-repot, tante"

"Enggak kok" balas Ais melangkah menuju dapur untuk membuatkan Azka minum.

"Gue tinggal bentaran nggak apa-apa ya, Ka" ucap Arkan.

"Iya" jawab Azka.

Setelah mendapat jawaban dari Azka, Arkan melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua untuk mengganti seragam sekolahnya.

Tak butuh waktu lama, mama Arkan datang membawa nampan yang berisi dua gelas air. Ia meletakkan minumnya di atas meja, dan menyuruh Azka meminumnya.

"Ayo diminum, Azka"

"Eh, iya tante" balas Azka menengguk minumnya hingga sisa setengah.

"Rumah kamu dimana?" tanya Ais.

"Kamu temen barunya, Arkan?"

"Iya tante"

Arkan menuruni anak tangga menghampiri sang mama dan Azka yang sedang berbincang. Ia duduk di samping sang mama.

"Dia anak baru di sekolah aku, ma, sekitar 4 bulan yang lalu lah. Pindahan dari Jakarta, susah diajak ngobrol makanya baru aku ajak kemari" jelas Arkan.

"Oh gitu" balas Ais manggut-manggut mendengarkan cerita Arkan.

"Yaudah, kalo gitu mama balik ke dapur lagi kalo gitu"

"Iya, ma"

"Iya, tante"

Arkan dan Azka berbincang mengenai beberapa masalah, tiba-tiba pintu rumah terbuka menampakkan sosok laki-laki memakai seragam putih abu-abu.

"Assalamualaikum" ucap Arga memasuki rumah.

"Walaikumsalam" sahut Arkan dan Azka berbarengan.

Arga yang melihat Arkan sedang duduk bersama seorang remaja laki-laki yang ia yakini mungkin itu temannya angkat bicara.

"Temen lo, Kan?" tanya Arga pada Arkan.

Arga menghempaskan bokongnya di sofa sebelah Azka duduk. Ia melepaskan sepatunya dan mengambil minum yang ada di hadapan Arkan.

"Minta minum lo dong, gue haus" ucap Arga mengambil minum yang ada di hadapan Arkan.

"Eh, kok lo minum sih, bang. Punya gue juga, ambil di belakang sono" sewot Arkan.

"Capek gue" balas Arga mengambil ponselnya yang ada di saku celana karena mendapat telpon.

"Hmm, kenapa, Dho?" tanya Arga pada orang di seberang telpon.

"..."

"Oh, oke. Ntar gue kasih Arsen sama Revan, lo kasih tau Agatha sekalian ntar lo aja yang jemput"

'Agatha' batin Azka.

"..."

"Oke"

Sambungan terputus. Arga bangkit dari duduknya menuju kamar untuk mengganti pakaian.

"Abang lo sekolah dimana, Kan?" tanya Azka penasaran.

"SMA Cendekia, kenapa?"

"Nggak apa-apa" balas Azka.

"Boleh gue minta nomor abang lo?"

"Oh, boleh" balas Arkan.

Azka mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan memberikan ponselnya kepada Arkan. Setelah selesai mengetikkan nomor di ponsel Azka, Arlan mengembalikan ponselnya pada sang empunya.

Setelah itu, Azka berpamitan pulang pada Arkan.

...



AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang