PART 16 - PEMBENCI (II)

400 37 1
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote dan comment ya...

________

Sudah hampir seminggu berlalu sejak insiden waktu itu, hubungan Tasya dan Elea semakin merenggang. Tasya masih enggan menyapa Elea, sedangkan Elea masih takut untuk menyapa Tasya. Sebenarnya Elea tidak ingin hubungannya dengan Tasya berakhir seperti ini, tapi mau bagaimana lagi... Jika dirinya menjadi Tasya dia juga pasti akan marah, kecewa dan merasa dikhianati.

Setelah mengambil pesanannya, Elea menengok ke kanan kiri untuk mencari meja yang masih kosong. Tapi nihil, tidak ada meja kosong yang tersedia karena hampir semua siswa-siswi sedang memenuhi kantin. Tiba-tiba Lala memanggilnya dan menyuruhnya duduk dibangku kosong dihadapannya.

"Lea..." Lala melambaikan tanganya agar Elea dapat melihatnya. "Duduk sini, Ya." tunjuk Lala pada kursi didepannya.

Elea melihat ada tiga orang yang sedang duduk dimeja itu dan Tasya salah satunya, dengan ragu Elea melangkah kearah meja tersebut. Belum sempat Elea duduk, Tasya sudah menggebrak meja tersebut dan membuat beberapa orang disekitarnya terkejut. Ketika Tasya hendak beranjak dari duduknya dengan membawa piring dan gelasnya, hal itu terhenti karena tangan seseorang menahannya.

"Lo gak usah pergi, biar Elea aja yang pergi."

Orang itu adalah Arthur, ketika baru saja memasuki kantin tatapannya langsung jatuh pada Elea yang sedang berjalan kearah teman-temannya. Arthur sempat tersenyum melihatnya tapi senyum itu langsung luntur ketika melihat Tasya yang hendak pergi dari meja tersebut. Arthur memegang tangan Elea dan mengajaknya pergi dari meja tersebut.

"Ayo, kita duduk disana aja."

Hal tersebut tak luput dari pandangan semua orang yang ada di kantin. Lala dan Linda hanya bisa melihat kepergian Elea. Lala hanya bisa mengucap kata 'maaf' tanpa suara dan Elea hanya menjawabnya dengan anggukan, sementara Tasya hanya melanjutkan makannya dengan hati yang... kacau.

Arthur menarik kursi untuk di duduki Elea, lalu dia duduk disebelahnya, diikuti oleh ketiga sahabat Arthur.

Arthur menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah Elea kebelakang telinganya.

"Udah dimakan gih somaynya, nanti keburu dingin."

Elea masih diam.  Arthur mengambil alih sendok Elea lalu menyendok somay.

"Ayo aku suapin. Aaaa..."

Elea nampak terkejut dengan perlakuan Arthur begitu pun ketiga sahabat Arthur yang lain. Ini adalah hal yang langka untuk teman-teman Arthur, selama berteman dengan Arthur mereka tidak pernah melihat Arthur memperlakukan seorang cewek seperti ini dan ini pertama kalinya Arthur melakukan hal demikian.

"Ayo buka mulutnya." dengan ragu Elea menerima suapan Arthur.

"Thur, Thur..." Arthur menoleh pada Ivan.

"Apaan ?"

Ivan memberi isyarat untuk melihat sekelilingnya. Dan benar saja Arthur lupa jika mata para penonton masih tertuju kearahnya.

"Ngapain lo semua lihatin gue ?!" bentakan Arthur sukses membuat para penonton terkejut dan mengalihkan pandangannya dari dua orang yang sedang menjadi trending topik itu.

Tak lama kemudian pesanan Arthur dan kawan-kawan pun datang, dan mereka segera memakan pesanannya.

***

Bruk

Elea meringis kesakitan ketika tubuhnya terpelanting ke didinding karena ulah Luna.

"Aw..."

ELEA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang