52: HARI-HARI BERAT

1.1K 74 4
                                    

Melody memeriksa laci mejanya sebelum kembali ke rumah. Dirabanya laci lalu tangannya terhenti saat ada sebuah kotak seukuran kotak cincin di lacinya.

Siapa yang meninggalkan kotak ini di lacinya?

Aldi. Satu nama yang terlintas di pikirannya saat ia melihat kotak itu. Ia tersenyum kecil ketika memikirkan jika memang benar Aldi yang meletakkannya disini.

"Na."

Ayna dan Viola menoleh disaat yang bersamaan. "Kenapa, Mel?" sahut Ayna.

"Lo gak ada bawa kotak atau semacamnya kan hari ini? Ada yang ketinggalan gak?" tanya Melody.

Ayna langsung memeriksa kantongnya lalu melihat isi tas nya. "Gak ada."

"Kenapa, Mel?" sambung Viola.

Melody kembali tersenyum malu-malu. "Ada kotak seukuran kotak cincin gitu di laci. Gak tau deh dari siapa."

Penasaran, Ayna langsung menyenggol Melody. "Mau liat dong." Tangannya menarik-narik pelan tangan Melody sambil menyender di bahu Melody.

Viola langsung menarik gadis berambut pendek itu dari sebelah Melody. "Ayo balik. Privasi tau, makanya punya pacar dong. Buka di rumah aja, Mel."

"Ih kan sama temen sendiri. Liat ya ini tanggal 16 September, sampe akhir bulan gue pasti punya pacar." ujar Ayna dengan wajah cemberut. Ia pun menghentakkan kakinya manja lalu pergi berjalan duluan. Melihat itu Melody hanya terkekeh.

Mereka berjalan menuju lobi utama. Aldi meminta Melody untuk menunggu di mobil. Karena rapat jadi Aldi tidak bisa menjemput ke kelas dan memilih memberikan kunci mobilnya kepada Melody agar gadis itu bisa menunggu di dalam mobil.

"Guys, temenin gue ke ruang musik bentar dong. Kak Arkan nyuruh gue ngambil sesuatu. Habis itu kita ke parkiran." ajak Viola.

Mereka akhirnya pun pergi menuju ke ruang musik untuk mengambil sesuatu yang dimaksud Viola. Sampai di sana Viola langsung mencari sebuah kertas di rak tempat buku-buku musik.

Melody yang tidak bisa kalau tidak menyentuh tuts piano saat melihat piano langsung menuju ke arah piano. Dirabanya tuts lalu ditekannya hingga menghasilkan beberapa bunyi. Kebiasaan Melody sebelum bermain piano adalah menekan dua tuts secara bersamaan dari ujung ke ujung.

Saat menekan dua tuts putih paling akhir secara bersamaan tiba tiba tangannya terhenti saat menemukan sebuah kertas terselip diantaranya.

Ia mengambil kertas itu lalu melihatnya. Ada sebuah tulisan kecil di kertas itu. Tampaknya itu bukan tulisan tangan.

Mata Melody membulat sempurna saat membaca tulisan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata Melody membulat sempurna saat membaca tulisan itu. Ia kira kertas yang terselip ini isinya berupa not piano atau kertas coretan asal. Tapi kenapa di kertas ini tertulis namanya. Sebentar, beri Melody waktu untuk berfikir sebentar.

BBS [1] Repitiendo [COMPLETED]Where stories live. Discover now