17. Membuka hati

62 12 2
                                    

Terkadang, orang lain lebih memilih 'melihat sekilas' daripada 'mengamati'.

***

Happy Reading!♡

Meysaandrn_

Mey, kok mati?

Kamu gapapa kan?

Mey?

Read [00.00]

Rega semakin dibuat khawatir oleh Meysa. Bagaimana tidak khawatir coba, kalau orang yang lagi galau terus dikasih nasihat lewat telepon tiba-tiba sambungannya terputus?

Apalagi, ini tengah malam. Yang lebih menghawatirkan dan menakutkannya lagi, Meysa menutup telepon dan melihat pesannya tepat pada pukul 00.00.

Gimana kalau dia kenapa-napa?

Gimana kalau ada mbak kunti yang gangguin Meysa?

Rega bergidik ngeri, lalu menggelengkan kepalanya.

Amit-amit!

Dia harus segera mengabari Bang Wildan!

Bang Wildan

Bang?

Meysa gpp kan? Soalnya,
pas tadi gue telepon tiba-
tiba teleponnya mati.

Bang?

Meysa gapapa kan?

Bang?

Bang?

Bang?

Ceklis dua.

Gak mungkin kalau Bang Wildan udah tidur, soalnya tadi pas main PUBG, dia main bareng sama Bang Wildan.

Huft, kedua kakak-beradik itu bikin khawatir.

Apa dia telepon saja ya?

Ah, iya mending ditelepon saja.

"Woy, apaansih telepon gue?! Gue lagi main ni ah! Kampret! Lo ganggu aja!" teriak Wildan geram, lalu mematikan sambungan teleponnya.

Astagfirullah,
Astagfirullah,
Astagfirullah,
Kasar.

Apa ini karma dari Meysa tadi?

Rega menghela nafasnya, gusar.

Bodo amatlah.

Urusan Meysa, mending tanya aja besok pas berangkat sekolah!

***

"Meysa, subscribe dulu chanel abang!"

"Iya nanti, sekarang udah ada yang jemput!"

"Gak ada nanti-nanti! Sekarang, Memey!"

"Plis deh, ini mau berangkat sekolah, ntar kesiangan Bang!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reliance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang