Bagian 6.

6.4K 613 101
                                    

"Dari mana?"

Hinata tergelojak kaget ketika mendengar suara berat mengintrupsinya.

Ya, Hinata baru saja pulang dari kedai bersama Gaara, tapi pria itu berkata ada urusan mendadak dan tidak bisa mengantarnya pulang.

"Sedang bertahan hidup." Jawab Hinata ketus.

Gadis itu berbalik kembali dan memasuki penginapan tanpa menghiraukan Sasuke lagi di belakangnya.

Ia sudah muak dengan sifat sok keren rekan timnya itu.

Toh, tak ada untungnya juga menjadi baik didepan Sasuke, dia pasti tak akan peduli dengan Hinata.

"Ck," Sasuke berdecak saat mendapatkan jawaban ketus dari Hinata. Dan gadis itu berani sekali memasuki penginapan tanpa izinnya.

"Awas saja kau," Gerutu Sasuke entah pada siapa.

Sasuke segera memasuki penginapan saat Hinata benar-benar tak berbalik untuk minta maaf kepadanya.

"Apa yang telah setan merah itu lakukan sehingga Hinata berani sekali menentangnku?"

Sasuke membuka pintu penginapan dengan perasaan dongkol, ia ingin sekali membuat perhitungan pada Gaara.

Kedekatannya dengan Hinata membuat Sasuke teramat kesal.

Dan yang paling mengesalkan lagi.

Ketika Sasuke memasuki penginapan, ia melihat pemandangan yang begitu menusuk matanya.

Hinata tidur di sofa berselimutkan jubah Kazekage.

Ntah sejak kapan gadis itu membawa jubah Gaara, namun Sasuke dapat menjamin itu didapatkan Hinata saat berada di kedai ramen beberapa saat tadi.

Gaara benar-benar sedang menguji kesabaran Sasuke.

Sasuke berjalan melewati Hinata dengan memasang ekspresi sedingin mungkin. Ia tak mau terlihat konyol dan tak mau keinginannya diketahui oleh Hinata.

Brak,

Sasuke menutup pintu kamar dengan kecang, hingga membuat Hinata lagi-lagi tergelojak.

"Huh, sebenarnya Uchiha itu kenapa sih.." Hinata menatap pintu kamar di sampingnya terheran-heran.

Hinata mengendikkan bahu, lalu menarik jubah pemberian Gaara hingga menutupi lehernya bak selimut. Lagipula, jubah itu sangat besar nan hangat. Hinata cukup menyukainya saat Gaara memaksa Hinata untuk membawanya tadi.

.

.
.

.
.

.

"Kami akan kehutan sekarang,"

"Kau kirimkan bantuan saat kami mengirim sinyal nanti jika saja mendapat masalah." Sasuke berkata seperti itu tanpa menatap Gaara sama sekali.

Lebih tepatnya memunggungi Gaara.

Tidak ada yang terkejut, mereka paham dengan sifat dingin dan angkuh khas Uchiha terakhir satu ini.

"Hm, akan aku tunggu kabar dari kalian." Gaara menatap punggung Sasuke sekilas, lalu beralih menatap Hinata yang terlihat cemas.

"Hati-hati, disana banyak tanaman beracun," Ucap Gaara pelan.

Hinata mengangguk menanggapi ucapan dari Gaara.

Sasuke mendengus samar melihat tingkah Gaara, lalu memilih melompat dari pagar atap kantor Kazekage, disusul Hinata yang sempat berpamitan dengan Gaara.

Black BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang