Bagian 10.

4.9K 502 38
                                    

.....

Tap,

Sasuke berdiri termenung di depan pintu kamar rawat Hinata.

Ia melihat gadis Hyuuga yang sedang terbaring lemah melalui jendela kaca di pintu.

"Cepat bangun cebol, mau sampai kapan kau tertidur huh?" Gumamnya kesal.

Sasuke baru saja ingin membuka pintu di hadapannya, jika saja sebuah suara nyaring dari belakang tidak membuat dirinya mengurungkan keinginan kuat itu.

"Sasuke? Kau sedang apa?"

Sasuke berbalik menghadap belakang untuk melihat empu pemilik suara sialan yang sudah membuatnya gagal menjenguk Hinata.

Saat itu juga tatapan dinginnya kembali mucul kepermukaan. "Oh.. kau.."

"Aku hanya ingin melihat keadaan Hinata." Jawab Sasuke amat pelan.

Sakura melihat sekilas ke belakang Sasuke, lalu ia kembali menatap pria Uchiha itu.

"Aku heran, apa sebelumnya kalian sudah dekat?"

"Aku merasa jika kalian memiliki hubungan spesial... Benar begitu??" Sakura menatap Sasuke dengan serius tanpa berkedip sedikitpun saat mengucapkan pertanyaan barusan.

Sasuke sedikit tersentak, namun ia kembali menetralkan ekspresi wajahnya.

"Bukan urusanmu." Jawabnya dengan intonasi yang semakin dingin.

Lalu setelahnya, Sasuke berbalik pergi.

Pria itu benar-benar mengurungkan niat utamanya untuk menjenguk Hinata.

"Ck, lihat saja. Cepat atau lambat aku akan mengetahui hubungan kalian." Sakura mengehentakkan kakinya sebal lalu pergi dari koridor kamar rawat Hinata.

........


.....

"Yo. Sasuke," Kakashi mengangakat sebelah tangan dengan senyum dibelakang maskernya.

Ia berjalan cepat menghampiri Sasuke yang sedang berada di kedai ichiraku.

"Hn," Jawab Sasuke.

"Hah, kau masih saja begitu ya... Paman aku ramen jumbo satu." Kakashi menghela nafas kesal lalu ikut duduk memesan ramen.

"...." Sasuke tidak menjawab ocehan Kakashi dan memilih meneruskan kegiatan makannya.

"Hahaha, sebulan ini aku hampir mati jika kau ingin tahu," Kakashi tertawa renyah sembari melipat kedua tangannya.

Sasuke hanya melirik sebentar mantan pelatihnya itu tanpa berkata apapun.

Karena Sasuke tak peduli. :v

"Minggu pertama aku hampir babak belur dihajar Kazekage. Lalu minggu kedua oleh Kiba, Shino, serta adik Hinata. Dan minggu ketiga, aku hampir merenggang nyawa di tangan Hiashi-sama...."

"Hahaha, aku hebat sekali bukan? Masih hidup sampai detik ini setelah di serang dengan mengerikan seperti itu." tawanya lagi, tentu saja masih tanpa tanggapan dari Sasuke. Lagi.

Jujur saja, Sasuke sempat menghentikan tangannya mendegar kalimat terakhir yang diucapkan Kakashi. Tapi hentinya itu tak lebih dari satu detik.

"Jadi...apa kau akan tetap melakukan pengikatan benang dengan gadis itu walau dengan keadaan seperti ini?" Kakashi menerima ramennya dan mulai makan.

Sasuke meletakkan sumpit yang telah ia gunakan diatas mangkuk dan lagi-lagi mengeluarkan jawaban yang bagi Kakashi tak cukup memuaskan sama sekali.

Baru saja Kakashi ingin menyuap ramen yang baru datang tadi, tiba-tiba saja sebuah tangan memegang bahu kanannya.

Reflek saja Kakashi menoleh kebelakang, begitu juga Sasuke.

"Gadis mana yang akan diikat benang?" tanya orang yang memegang bahu Kakashi tadi.

"Oh, kau rupanya..." Kakashi tersenyum di balik masker hitamnya.

Ia cukup terkejut dengan kemunculan tiba-tiba makhluk merah ini, bahkan dia berdiri di hadapannya tanpa pengawalan apapun baik dari ninja Konoha maupun Suna.

"Gaara..." Gumam Kakashi.

Gaara ingin melontarkan kembali pertanyaan yang sama, namun tertahan karena Sasuke langsung pergi begitu saja dari kedai.

Kakashi yang tahu suasana jadi tak enak karena tindakan Sasuke langsung angkat bicara.

"Hahaha, ada urusan apa yang membawamu kemari Kazekage?" tanya Kakashi yang mencoba mencairkan suasana.

Gaara mengerutkan keningnya, menatap Sasuke yang berjalan menjauh dengan raut tak suka.

"Aku juga ingin mengikat benang dengan seseorang..." Jawabnya.

......

Bersambung.....

Black BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang