Bagian 8.

4.9K 515 47
                                    

.
.

"Hei, bangun. Kita harus pergi." Suan menepuk pelan pipi Hinata yang masih terlelap.

Hinata yang merasakan tepukan di wajahnya mengerjap perlahan, menyesuaikan cahaya matahari yang mengenai wajahnya tiba-tiba.

Gadis itu amat kebingungan saat sadar dirinya telah berada di atas sebuah gerobak kayu yang ditarik bergerak oleh dua ekor kuda.

"K-kita mau kemana? A-ada apa??" Hinata melihat sekelilingnya yang nampak asing.

Sekitarnya penuh dengan hiruk pikuk manusia berlalu lalang. Sepertinya mereka sedang melewati pusat desa.

Padangan Hinata beralih ke lengannya ketika tidak merasakan lilitan apapun disana. Tak ada ikatan maupun cakra untuk menahan pergerakan.

Ia tak di tahan sama sekali!

"Tenang saja." Ucapan Suan barusan membuat Hinata sontak menoleh kearah pria di sampingnya.

Suan menarik sudut bibirnya, "Jika kau heran mengapa kami tidak mengikatmu, itu karena Komaru sudah memasang segel padamu." Celetuk Suan saat menyadari raut kebingungan di wajah Hinata.

Hinata tersentak mendengar itu dan menatap tak percaya Komaru yang sedang mengendalikan kuda.

Komaru sadar, lalu menoleh disertai anggukan. "Itu benar,"

"Jadi, kau tidak akan bisa lari hehehe. Jika kau kabur sesaat saja dari kami, maka segel di lehermu itu akan mencekik kau kuat-kuat sampai kau berubah pikiran dan kembali!" Komaru tersenyum lebar kearah Hinata.

Hinata yang ditatap seperti itu oleh Komaru bergidik ngeri sambil memegangi leher bawahnya, segel itu terletak tepat diatas dada.

"Mulai sekarang kau tidak akan bisa lari dari kami Hinata.." Suan mengusap puncak kepala Hinata pelan.

Pria itu bahkan memperlakukan Hinata jauh dari kata tawanan. Dan itu amat membuat Hinata heran sekaligus bingung.

Sebenarnya apa tujuan mereka ini..

"Mengapa k-kalian membawaku k-kabur?" Tanya Hinata terbata.

"Ya apalagi kalau bukan karena si Kazekage dan Uchiha terakhir yang menyusahkan itu?" Komaru kembali berbalik untuk mengendalikan kuda.

"Huh, kalau saja mereka tidak mencari-cari kau, mungkin kami sudah mengambil alih semua cakra besarmu itu! Padahal tadi prosesnya tinggal sedikit lagi." Suan melipat kedua tangannya dan terlihat kesal.

Hinata kembali gemetar mendengar penuturan Suan barusan.

Apa tadi?

Mengambil alih cakra miliknya?

Artinya, jika cakranya di ambil keseluruhan..

Maka..

Hinata akan menjadi ninja buangan, dan akan dikucilkan dari klan karena tak mampu lagi memproduksi cakra!

Hinata menggeleng kuat-kuat memikirkan hal itu. Ia bergerak gelisah, memikirkan kuat-kuat cara agar bisa menyelamatkan diri.

Dan cara satu-satunya agar lepas dari dua orang bandit gila di sampingnya adalah dengan kabur sebaik mungkin.

Tapi,

Jika ia berusaha kabur, maka nyawanya-pun akan lenyap akibat segel sialan di lehernya ini.

"G-gaara-kun.." Bisik Hinata pelan.

Ia termenung, berharap agar angin dapat menyampaikan permintaan tolongnya pada Gaara.

.
.
.
.

Black BloodWhere stories live. Discover now