Bagian 7.

5.8K 570 82
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

......

"Nggh..." Gadis Hyuuga itu melenguh saat kesadaran mulai menghampiri dirinya.

"Ah!" Dia tergelojak cepat saat merasakan sesuatu mengikatnya dengan kuat.

Bukan.

Bukan sebuah tali atupun benda panjang lain yang sedang melilit tubuhnya.

Melainkan sebuah cakra biru gelap yang terlihat amat kuat.

Cakra yang belum pernah Hinata lihat sebelumnya. Namun ntah mengapa terlihat tak asing baginya.

"B-bagaimana i-ini...!" Hinata bergerak gelisah ketika tenaganya tak berguna untuk mengikis cakra itu.

Ia berusaha mengeluarkan setengah dari cakranya. Namun anehnya cakra yang ia miliki tak mau dikendalikan sama sekali.

Sepertinya cakra miliknya sudah dilemahkan. "K-kami-sama.. tolong bantu a-aku, hiks.." Air mata hampir saja lolos dari pelupuk matanya.

Ia mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan yang terasa agak pengap itu.

Semua buntu.

Tak ada jalan keluar selain pintu besi kumuh di kegelapan yang terletak beberapa meter di depannya.

Hinata menggigit bibir bawahnya.

Gadis itu benar-benar tak menyangka egonya akan menjadikan dirinya berakhir di tempat mengerikan seperti ini.

Grak,

Hinata buru-buru menoleh kearah sumber suara yang berasal dari pintu besi.

"Oh,"

"Kau sudah sadar rupanya..."

Hinata tersentak ketika mendengar suara berat mendekat dari arah pintu di kegelapan.

Ia beringsut mundur menggunakan kakinya.

"Tenang saja. Aku tak berniat melukaimu." Muncul sesosok pria berparas tampan dari kegelapan dan mendekat perlahan ke arahnya.

Pria itu makin mendekat hingga jarak 2 meter dari Hinata.

Dia langsung duduk di hadapan Hinata dengan tenang.

"K-kau b-bandit?!" Hinata kembali menjauhkan tubuhnya dari pria asing yang terlihat menghela nafas lelah itu.

Hinata ingat betul, pria di depannya inilah yang saat itu menarik dirinya kedalam ruang kosong serta membekap mulutnya lalu temannya yang lain mengancam Hinata dengan jutsu medis.

"Kubilang aku tak akan melukaimu."

"Yang aku butuhkan hanyalah si Kazekage sialan itu." Ucapnya santai sambil melipat tangannya di depan dada.

"L-lau mengapa k-kau malah m-membawa aku!" Teriak Hinata histeris.

Pria itu berdecak sebal menghadapi Hinata. "Ku katakan alasannya-pun kau tak akan bisa mengerti." Cibirnya.

Black BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang