chapter 23

1.9K 307 12
                                    

"Apa kau tidak ada pekerjaan lain selain dari meneleponku, Han Jisung? Sana, pergilah! Aku kira semenjak kau masuk enam besar kontes Seleksi, kau akan semakin sibuk. Tapi, apa-apaan ini?"

Suara omelan itu tidak henti-hentinya mengalir setiap kali Jisung mencoba menelepon sahabatnya itu. Bagaimana lagi, ia tidak tahu harus melakukan apapun.

Semenjak pihak kerajaan atau lebih tepatnya Lee Hyori menghukumnya tidak keluar dari Hanok-nya selama tiga minggu, Jisung harus mati kebosanan menjalani hukumannya itu. Pada akhirnya, setiap harinya yang ia lakukan adalah menonton televisi, membaca buku-buku yang terdapat di rak ruang tengah Hanok-nya-kebanyakan isinya tentang kerajaan dan politik, menghadiri kelas private yang dikirimkan pihak kerajaan padanya, tidur dan menelepon sahabatnya itu.

"Temani saja aku sebentar lagi, Somi-ah. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Hampir seluruh buku yang ada di rak buku itu sudah kubaca dan semuanya membosankan. Astaga, aku merasa benar-benar di dalam penjara. Tidak, lebih parah lagi. Penjara di dalam penjara."

"Huh?"

Dari nada suara Somi yang bingung, Jisung segera menyesali perkataannya tadi. Sudah seminggu lebih dirinya dikurung di dalam Hanok, tidak pernah sekalipun Jisung menyinggung tentang hukuman dirinya itu. Alasannya simpel, ia tidak mau sahabatnya itu khawatir.

"Han Jisung, jangan bilang kau sedang berada di penjara sekarang?! Astaga! Apa yang sudah kau lakukan?! Apa penyamaranmu ketahuan?! Lalu, bagaimana kau bisa memakai ponsel di dalam penjara?!" panik Somi.

Jisung menghela nafas. Tidak ada cara lain selain dari menceritakan yang sesungguhnya.

"Tidak, Jeon Somi, aku tidak dipenjara-uh, lebih mirip di penjara sebenarnya, hanya saja penjaraku berbeda dari yang kau bayangkan," jelas Jisung.

"Astaga, apa kau terkena masalah? Siapa yang mengetahui penyamaranmu?"

Jisung melirik ke arah pintu kamarnya, kedua bodyguard-nya sedang berjaga di depan kamarnya, beruntung ia tidak menyalakan video callsekarang, ia hanya perlu memelankan suaranya.

"Aku dihukum dikarenakan rumor yang beredar. Ada seseorang yang memfitnah diriku bahwa aku telah menggoda Pangeran dengan cara yang tidak seharusnya."

"Omo!" jerit Somi tertahan di sana. "Kau... Jisung-ah, kalau begitu penyamaranmu-"

Jisung sekali lagi menghela nafasnya, "Cobalah untuk tidak memotong penjelasanku, aku belum selesai. Aku tidak melakukan apapun dengan Pangeran Hwang Hyunjin. Tidak ada yang tahu penyamaranku selain dari mantan bodyguard-ku yang bernama Seo Changbin itu dan kekasihnya Lee Felix."

"Kau tidak pernah bercerita padaku kalau kekasihnya mengetahui penyamaranmu," kata Somi.

"Maafkan aku. Aku tidak sempat bercerita dikarenakan wanita itu mengetahui penyamaranku saat ia hendak diasingkan. Kau tahu sendiri begitu down-nya saat aku mengetahui dua orang itu dihukum secara tidak manusiawi di depan mataku pula."

"Lalu, bagaimana mereka bisa membuat rumor seperti itu?" Somi rupanya lebih tertarik dengan permasalahan Jisung sekarang.

"Mereka melihatku dan Hyunjin masuk ke dalam Hanok berduaan. Aku melupakan peraturan yang seharusnya peserta Seleksi dilarang membawa lelaki manapun termasuk Pangeran masuk ke dalam Hanok . Ah, kecuali bodyguard."

"Apa kamera pengaman tidak menangkap keberadaan kalian?" tanya Somi lagi.

"Mereka melihat kami! Ya, tentu saja video dari kamera pengintai itulah yang membuatku di hukum seperti itu. Astaga, padahal kami di dalam Hanok hanya sekedar berbincang-bincang. Seandainya mereka melihat video kami berbincang-bincang di ruang tengah, mungkin hukuman yang mereka berikan padaku lebih ringan. Sekarang mereka menghukumku untuk tidak keluar dari Hanok selama tiga minggu."

THE SELECTION (hyunsung ver) || ENDWhere stories live. Discover now