chapter 25

1.8K 274 28
                                    

"Kau masih mencintainya?"

"Kau mempercayainya setiap apa yang kukatakan?"

Ditatapnya mata itu dalam-dalam, mencoba menyelami setiap sudut kebenaran yang ada di sana.

"Ya, aku mempercayainya."

"Kalau begitu..." Ia berhenti sambil menjilat bibir bawahnya. Ketika ia mengalihkan pandangannya, di sanalah Jisung merasa ada sebuah keraguan yang muncul dari diri Hyunjin. Sekali lagi, Jisung harus menelan pahit-pahit kenyataannya.

"Tidak, aku tidak mencintainya lagi. Kau tahu, caramu agar membuatku jatuh cinta mujarab. Aku sudah melupakan perasaan itu."

Jisung mencondongkan badannya, tetapi lelaki itu mundur dari tempatnya dan menatap ke arah lain, bukan matanya. Di sanalah Jisung menyimpulkan bahwa Hyunjin masih belum miliknya sepenuhnya.

"Kau tahu, Hyunjin?" panggil Jisung setelah meredakan kecanggungan yang sempat terjadi. "Aku cemburu pada cinta pertamamu itu."

Jisung mengatakannya sesungguhnya. Ia bisa saja cemburu pada siapapun yang mendekati Hyunjin, baik itu peserta Seleksi maupun cinta pertamanya, karena perhatian yang Hyunjin berikan kepada mereka tidak sama dengan yang diharapkan Jisung setiap kali momennya bersama Hyunjin.

Hyunjin bergumam, "Oh ya? Memangnya kenapa?"

Kalau Jisung mengatakan bahwa Hyunjin adalah hanya miliknya, egoiskah dirinya?

Tentu! Sekalipun dirinya hanya satu kali jatuh cinta, ia tahu bahwa dirinya harus egois, mempertahankan apa yang memang menjadi miliknya agar tidak direbut oleh orang lain.

"Karena aku cemburu. Kau tahu sendiri, bukan, bagaimana perasaan seseorang melihat kekasihnya mengumbar perhatian ke orang lain? Terkadang, kau memberikan sesuatu yang lebih kepada mereka yang tidak kau berikan padaku. Aku tidak memilikinya seperti yang mereka miliki."

"Mereka? Apa yang kau maksud di sini adalah peserta Seleksi? Taemin juga?" Hyunjin justru kembali bertanya padanya.

"Ya..." ujar Jisung pelan sekali.

Tanpa disangka-sangka, Hyunjin kembali menatapnya membuat Jisung harus menahan nafasnya beberapa saat. Ia tidak sanggup mengalihkan pandangannya dari wajah tampan Hyunjin dan fokus pada manik coklatnya.

"Kalau kau merasa tidak memiliki seperti yang dimiliki peserta lain atau cinta pertamaku, katakan saja padaku. Aku akan memberikannya."

Hyunjin mengucapkannya seolah enteng sekali permasalahan mereka saat ini. Padahal masalah itu sudah mempertaruhkan hubungan yang mereka miliki.

"Baiklah... Kalau begitu, sampai pada saatnya kau sudah sepenuhnya jatuh cinta padaku, aku harap kau memberitahuku."

Hyunjin terdiam di tempatnya. Senyum itu tidak lagi menggantung di bibirnya, ia menunduk sebentar kemudian kembali mengangkatnya. Ia kembali mendapatkan senyum itu, tetapi sayangnya Jisung mengetahui bahwa senyum yang dipasang Hyunjin adalah palsu. Entah sudah keberapa kalinya Jisung harus memaafkan sifat dua wajah lelaki itu.

"Aku tahu... akan kuberitahu itu tepat pada saat aku menyadarinya."

Jisung bisa saja mengeluh karena harus menunggu lagi. Tetapi, itulah satu-satunya harapan yang ia miliki. Lagipula, Hyunjin sudah berjanji padanya, bukan?

Xxxxxx

"Han Jimin-ssi, jangan bercanda. Hanya karena aku dan Pangeran dekat, lantas kau menyimpulkan bahwa Pangeran jatuh cinta padaku? Itu sama sekali tidak mungkin."

"Mungkin saja!" tandas Jisung. Matanya hampir melotot marah sampai membuat Jeongin terkejut, memundurkan sedikit badannya. Jeongin nampaknya masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jisung.

THE SELECTION (hyunsung ver) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang