chapter 50

1.8K 242 21
                                    

 
"Kenapa kau tidur di sini?" Seseorang bertanya seperti itu sambil menggoyang-goyangkan tubuh Jisung yang sedang meringkuk kedinginan di depan sebuah toko yang sudah hangus.

Jisung membuka matanya dengan berat.

"Sia...pa?" ujar Jisung dengan suara serak. Ia bangun dari tempatnya dan melihat sosok yang sangat familiar.

"Sesuaikan dulu pandanganmu, Han Jisung. Kau tidak mungkin tidak mengenal sosok sahabatmu sendiri," kata sosok yang perlahan-lahan mulai jelas di mata Jisung itu.

Jisung menyipitkan matanya sebentar, kemudian ia terperanjat di tempatnya melihat sosok yang mengaku sebagai sahabatnya itu ada di depannya sambil menatap kasihan padanya.

"Kau! Seo Changbin! Bagaimana bisa kau mengetahui keberadaanku di sini?"

Changbin mendesis, "Kau tidak perlu bertanya tidak penting seperti itu padaku. Kenapa kau menjadi gelandangan seperti ini? Apa kau tidak mempunyai tempat tinggal—"

Changbin segera menutup mulutnya kembali ketika melihat Jisung tertunduk. "Uh, maaf... Aku lupa kalau rumahmu sudah... Begitulah, maafkan aku."

Jisung mengangguk kecil kemudian berusaha untuk berdiri dengan menyingkirkan koran bekas yang menjadi selimut dadakannya itu.

"Kau tidak kembali ke desa pemberontak?" tanya Jisung.

Mata Changbin menelusuri penampilan dekil Jisung. Padahal ia yakin baru beberapa hari terpisah dari temannya itu semenjak pergi dari persembunyian mereka di Pulau Shinki, tetapi penampilan Jisung seperti baru pulang dari pengungsian yang kumuh.

Sebenarnya, salah Jisung sendiri yang tidak mengatakan kalau ia masih memiliki tempat tinggal atau tidak. Dan semuanya akan mengira kalau Jisung akan mendapatkan bantuan dari Hyunjin. Tetapi, terakhir kali Changbin berkomunikasi dengan sahabatnya itu, Hyunjin mengatakan kalau ibunya melarang dirinya untuk berhubungan dengan Jisung sementara waktu.

"Mengapa kau tidak menghubungi Hyunjin saja kalau keadaanmu lebih menyedihkan daripada seseorang dari kasta delapan?" sindir Changbin.

"Jangan, aku tidak bisa mengatakannya. Itu hanya akan membebaninya atau mungkin saja keluarga istananya akan keberatan dengan keberadaanku di sana," Jisung mengendikkan bahunya.

"Tapi kau tidak mesti tinggal di istana, kau bisa..." Changbin menggantungkan kata-katanya dan memperhatikan Jisung sekali lagi.

"Sudahlah, kau ikut saja denganku. Kau bisa tinggal di rumahku—atau lebih tepatnya rumah Felix. Keluarganya sudah kembali menerimanya dan menerimaku juga. Kau bisa kujadikan—apa kau ingin menyamar menjadi Han Jimin lagi agar bisa mendapatkan pekerjaan sebagai dayang atau pelayan di sana?"

Jisung mendesis kesal mendengarnya dan meninju lengan berotot Changbin. Lelaki yang terkena pukulan itu berpura-pura kesakitan dengan mengerang keras.

"Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah kembali menjadi sosok bernama Han Jimin itu. Butuh waktu lama bagiku untuk lepas dari trauma menyamar menjadi seorang wanita. Aku tidak ingin orang-orang menemukan kembali Han Jimin yang sudah mati menjadi hidup."

Mendengar itu, Changbin terkekeh geli. Ia pun segera menuntun Jisung untuk memasuki mobil mewahnya. Jisung sempat mengejek lelaki itu yang pada akhirnya menaiki kasta beberapa tingkat setelah pembersihan nama Lee Felix di mata keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil dan supir yang membawa mereka menuju kediaman khusus Lee Felix, Jisung terdiam sambil memperhatikan jalanan di luar jendela.

"Selesai," Jisung menoleh kepada Changbin yang sedang melambai-lambaikan ponsel hologramnya kepada Jisung.


"Apanya?" tanya Jisung heran.

THE SELECTION (hyunsung ver) || ENDWhere stories live. Discover now