4. Amnesia or Continue

27 9 0
                                    

"Jika ingin berhenti dari game ini sekarang juga, silakan. Dari awal tidak ada paksaan untuk memainkan game ini. Jadi apa pilihan kalian? Tetap bermain hingga selesai atau amnesia?"

Hampir semua orang yang berada di dunia game virtual itu sangat terkejut mendengar penjelasan si creator, termasuk Alex yang nampak berpikir sejenak. Setelah menyimak penjelasan tersebut, dia langsung mempertimbangkan hal itu dan berupaya mengambil keputusan sebijak mungkin. Memilih antara tetap bermain game tanpa tahu kapan akan selesai, atau berhenti bermain dengan risiko amnesia.

Selama ini disadari ataupun tanpa disadarinya, Alex sudah sering lupa dengan hal-hal sepele atau bahkan yang paling fatalnya lagi, lupa dengan hal-hal penting. Kalau tiba-tiba dia amnesia dan banyak memori yang hilang di otaknya, apa akan berdampak dengan kecerdasannya? Tiba-tiba saat bangun dari tidurnya nanti dia malah akan mengatakan "Ini dimana? Kenapa? Ada apa? Aku siapa?" Karena itulah, akhirnya Alex lebih memilih bertahan di game ini daripada hilang ingatan di dunia nyata. Apalagi setelah perjuangannya yang rela mengantri seharian dan membobol harta satu-satunya di celengan hanya untuk membeli game ini. Juga rasa penasarannya yang membuatnya semakin bersemangat untuk menyelesaikan game ini, sudah cukup menjadi alasan untuk tetap bertahan di dunia virtual ini.

Meskipun begitu, sempat terlintas perasaan sesal di hati Alex. Ternyata sedikit keteledoran saja bisa membahayakan dirinya. Dia masih ingat sekitar dua puluh menit yang lalu sebelum memainkan game ini, harusnya dia membaca inform consent dengan benar. Bukan asal menekan tombol skip seenaknya dan mengisi data-data ala kadarnya. Harusnya dia lebih teliti lagi dan tidak langsung asal setuju. Tapi biar bagaimana pun jadinya, tetap saja dia akan memainkan game ini sampai akhir.

"Ini kan cuma game, nggak ada alasan untuk melarikan diri." ucap Alex dalam hati. Selama ini dia sudah berkecimpung dengan game online sejak zaman kelas empat SD, jadi lari sebelum mencoba sama saja dengan pengecut. Itulah prinsip Alex. "Pokoknya aku harus menang" optimis Alex yakin akan menang.

"Sak, lo milih keluar?"

Saka hanya menggeleng seraya berkata, "Gue takut amnesia, Lex"

"Sama, gue juga." cengir Alex. Itu juga salah satu alasan yang enggan disebutkan Alex.

Lain halnya dengan Reynald, mualaf berwajah Indo-Cina itu berpikiran lain. Yang dia pikirkan sekarang hanya ingin mengkaji Islam lebih mendalam. Dia sangat berharap dengan mengikuti game ini hingga selesai, dia mendapatkan banyak pengetahuan dan wawasan mengenai islam. Game ini bisa menjadi simulasi mengenai gambaran kehidupan muslim yang belum tentu didapatnya langsung di kehidupan nyata.

Berbeda pula dengan Windy, tentu saja dia ingin tetap bermain di game ini. "Aku tetap akan memainkan game ini. Apapun yang nanti akan terjadi padaku, aku tidak peduli" ucapnya dalam hati.

Beberapa menit telah berlalu setelah pengumuman yang menghebohkan para pemain PTO. Lima menit sepertinya cukup untuk mempertimbangkan apa yang terbaik menurut mereka. Entah itu melanjutkan game ini dengan menanggung berbagai konsekuensi di waktu mendatang atau berhenti dengan risiko amnesia parsial. Banyak yang masih bertahan, namun tidak sedikit juga orang-orang yang ingin melarikan diri dari dunia virtual ini. Satu demi satu orang-orang yang mengerubungi Monas menghilang. Ada yang bersamaan dan ada pula yang bergantian. Mereka lenyap tak berbekas, seperti perpindahan antar dimensi dalam hitungan sepersekian detik.

Mendadak di sekitar Alex tampak lengang. Yang sebelumnya berjejal, penuh dengan para pemain sekarang nampak tenang. Alex benar-benar takjub dengan sistem dalam game ini. Melihat orang-orang yang seolah-olah seperti berteleportase dan lenyap di depan matanya itu benar-benar keren. Apalagi teknologi itu juga bisa menghapus memori seseorang. Hanya teknologi mutakhir saja yang bisa seperti ini. Ada rasa syukur dan puas bisa memainkan game ini. Awalnya saja sudah secanggih ini, pasti tahapan selanjutnya pasti lebih menarik lagi, pikir Alex. Dia semakin tidak sabar untuk bisa memainkan game PTO.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pesan-Trend-OnlineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang