Mungkin nanti, begitu katamu.
Ah lagi-lagi aku mengalah. Tidakkah sekali anganmu ingin mengatakan "baiklah" tanpa perlu mencari celah?
Aku tidak mengerti bagaimana hitungan 1 hingga 10 berubah menjadi entah.
Aku tidak tau jika jawabanmu membuatku makin resah dan gundah.
Aku tidak tenang, dan kemudian kamu berkata "baiklah" bersamaan dengan letusan kembang api yang menggelora di dadaku.
Gemetar.
Tidak kumengerti sedikit bagian dari kepastianmu.
Tapi aku tidak tertawa,
Atau bertanya.
Rasanya terlalu banyak omong kosong
Benar?Fizah
12 Mei 2019
09.09Gabut je laaa😅
![](https://img.wattpad.com/cover/125519804-288-k874273.jpg)
YOU ARE READING
Kita
PoetryHanya rangkaian kata putus asa perihal aku yang telah kehilanganmu. Tentang bagaimana rindu menyiksaku sedemikian rupa,hingga berkhayal tentangmu dapat menyebabkan delusi berkepanjangan. Aku terluka, tetapi begitu sulit mengatakan padamu. Karena aku...