11.Maaf - 2

24 6 0
                                    

HAPPY READING!

🌹🌹🌹

"Dimas! Rio! "panggil gadis tersebut dengan seorang gadis lainnya di sampingnya.

Rio dan Dimas serempak menoleh dan mendapati dua gadis sedang berdiri tak jauh dari mereka.

"Allesia?Sofia?"ucap Dimas saat mengetahui gadis yang memanggilnya tersebut adalah Allesia dengan Sofia disampingnya.

Allesia menarik tangan Sofia untuk sedikit mendekat ke arah dua pemuda itu.

"Ngapain disini?"tanya Rio.Dia tau rumah Allesia jauh dari rumahnya dan rumah Dimas.

"Serah gue dong!Kalian juga ngapain cuma berduan gitu?kayak orang pacaran aja,"Allesia berucap demikian.

"Suka suka kita lah,emang cuma anak cewe yang boleh berduan sama temennya?Ya gak Dim?"sahut Rio menanggapi ucapan Allesia.

Dimas mengangguk tanda menyetujui ucapan Rio.

"Dari mana Sof?Ga mungkin kan kalian kesini cuma iseng doang,gue tau rumah kalian berdua jauh dari sini."Tanya Dimas kemudian.

"Kita dari rumah Callum,ngambil flashdisk,sekalian jalan-jalan kesini."sahut Allesia.

"Gue nanya Sofia padahal,"gumam Dimas sedikit terdengar oleh Allesia.

"Apa lo bilang!?"sentak Allesia.
Dimas terkesiap,lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Enggak kok,bukan apa-apa."

Sementara Rio terdiam,matanya sesekali melirik Sofia yang sama diamnya.Lalu Rio berdehem.

"Ekhm!Gue mau ngomong sesuatu.."ujar Rio dengan wajah yang terlihat serius.

"Ngomong ngomong aja kali,sok serius lo,"Allesia menyahuti.

Rio menatap Sofia,"Sof,maafin gue...Gue bener bener minta maaf,maafin gue Sof,"

Sofia tersenyum,lalu mengangguk anggukkan kepala."Iya Rio,aku udah maafin kamu."

"Makasih,"cicit Rio.

"Kesambet apa lo minta maaf ke Sofia?"tanya Allesia dengan lirikan mata yang tajam.

"Al,udahlah.Rio kan udah minta maaf,"Dimas mencoba menenangkan Allesia.

Sementara Rio hanya tertunduk diam saja.Tak tahu harus menjawab apa.

"Santai kali,canda doang gue,"ucap Allesia memdorong bahu Rio pelan seraya terkekeh.

Rio tersenyum karena Allesia tidak serius dengan ucapannya.

"Btw,kemarin lo kenapa?Ngapain nangis sambil merem merem gitu?"tanya Allesia.

Rio terlonjak kaget.Kenapa Allesia malah membahas ini?.Rio kelimpungan untuk menjawab.

"Enggak,enggak deh.Gue gue gak gue gak nangis."Kilah Rio cepat.

"Heh?Serius lo nangis?"tanya Dimas mendengar pertanyaan Allesia pada Rio.

Rio menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Enggak,apaan sih!"Rio merengut sebal.

"Ngaku aja apa susahnya sih?"tekan Allesia.

Rio tak bisa mengelak lagi,mereka menekannya.

"Huft,iya iya gue nangis,"ucap Rio dengan sangat lirih.

Setelah pernyataan Rio tersebut,Allesia dan Dimas tertawa terbahak-bahak.Sementara Sofia hanya terkekeh kecil.

"Bhwaahahaha,anjir,kek anak kecil lu tau gak?mewek?hahaha anjay,"ejek Dimas.

"Tau,kelamaan menjomblokah anda?"timpal Allesia kemudian.

Rio menggaruk tengkuknya,hendak mencari pembelaan pada Sofia dia malu.

"Ya ga sampek gitu,gue cuma ngeluarin air mata doang,"Rio beralasan.

"Alasan aja lu!"ujar Dimas.

"Udah udah,kasian Rio. "Sofia menghentikan Dimas yang terus terusan mengejek Rio.

Keempatnya pun larut dalam obrolan ringan di sore hari itu.

*******

Keesokan harinya,Dimas yang berangkat bersama Rio berpapasan dengan Sofia dan Allesia di depan gerbang sekolah.Mereka pun saling menyapa dan berjalan bersama menuju kelas.

Saat didepan kelas VII A,terlihat Vina dari arah berlawanan.Vina yang melihat keempat orang itu langsung mempercepat jalannya.

"Woy!"sapa Vina dengan semangat.

"Hai!"
"Hei!"
Sahut Allesia dan Sofia bersamaan.

"Hai Vin!"sapa Dimas.

Sementara Rio diam saja karena semenjak Vina pertama kali masuk,mereka tidak pernah saling berkomunikasi.Tapi satu hal yang Rio tahu,Vina memiliki sikap cukup cuek dan jutek pada teman laki-lakinya.Karena hal itu,Rio hanya diam saja tanpa menyapa Vina.

Vina menatap tajam ke arah Rio.Kenapa dia bersama Sofia dan Allesia?Bukannya beberapa hari yang lalu dia sangat terlihat benci pada Sofia.Dan yang dia tahu,Dimas juga sedang berselisih dengan ketiga temannya.Jadi sangat mencurigakan jika saat ini Rio berada di sini bersama para temannya.

"Ngapain lo bareng mereka?Ga punya temen?"tanya Vina dengan sinisnya.

Rio mulanya hanya terdiam,lalu kemudian berdehem singkat sebelum menjawab pertanyaan Vina.

"Ada yang salah?Dimas kan temen gue,gue juga udah minta maaf sama Sofia,Allesia juga ga ada masalah tuh gue disini,"Sahut Rio dengan nada menantang.

Vina mengerutkan kening,"Sof,lo serius maafin dia?Al!gimana sih lo,dia udah keterluan sama Sofia!Sof,lo gampang banget gitu maafin dia?!"

Allesia mengangkat telunjuknya di depan mulut Vina agar berhenti untuk berbicara.

"Vin,gue tau Rio salah,tapi yang ngelakuin itu kan Cahya,Rio cuma ngasih ide.Lagian dia minta maaf dengan tulus kok,Kita kan harus saling memaafkan,"

Vina berdecak kesal,"Tapi dia yang ngasih ide! Dia juga salah kan!"

"Iya gue tau,Dia udah minta maaf,gue tau dia minta maaf dengan tulus.Kita kasih kesempatan buat dia,kalau nanti dia berbuat kesalahan yang sama,gue ga akan maafin dia,maafin dia ya?"Allesia lagi lagi memberi pengertian pada Vina.

Rio mengulurkan tangannya di depan Vina sebagai permintaan maafnya.
"Maaf,gue bener bener nyesel udah nyuruh Cahya ngelakuin itu ke Sofia,"

Vina menghela nafas panjang,lalu membalas uluran tangan Rio,menjabatnya lalu melepaskan tangannya.
"Iya,Tapi awas aja kalo lo ngelakuin itu lagi!Abis lo ditangan gue!"

Rio mengangguk semangat,"Gue janji ga bakal ngelakuin gitu lagi,"

Akhirnya mereka menuju ke kelas bersama-sama.

***
Bersambung.....

Vote and comment,

Maaf kalo ada typo🙏

Terima Kasih,
Davita.

FRIENDSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang