18.Don't Know Me

20 5 1
                                    

.

"Perpisahan itu ga ada artinya buat lo ya?"

.

     Wajah Allesia sedari tadi cemberut.Dia kesal.Ayahnya akan pergi ke Surabaya saat ini,urusan pekerjaan.Dia hanya ditinggal berdua dengan bundanya.Sebenarnya ada kakak sepupunya yang juga tinggal dirumahnya,namun sekarang sedang berada di Bali,berlibur bersama teman-temannya.Dia tidak suka kesepian.Bisa saja dia meminta Callum untuk menemaninya,namun Callum sekarang sibuk dengan jabatan Ketua Osisnya itu.Bundanya juga kurang sehat.

"Ck,ayah kenapa pergi sekarang sih?!"sungut gadis itu kesal.

Ayahnya tersenyum memaklumi,"Ayah kerja kan juga buat kamu sama bunda.Jagain bunda ya sayang,jangan manja terus.Kamu udah gede.Callum,jagain Allesia ya?"

Callum memang berada disana,karena Papa Callum yang akan mengantar Ayah Allesia.

"Siap om!"seru Callum semangat.

Ayah Allesia mencium kedua pipi anaknya lalu keningnya juga.Allesia lalu bersalaman pada ayahnya.

"Baik baik dirumah,ayah pergi dulu. Assalamualaikum.."setelah berucap,ayah Allesia segera memasuki mobil sahabatnya untuk berangkat.

Allesia menatap kepergian ayahnya dengan nanar.Callum disampingnya mengamati gerak gerik Allesia.Tak lama setelahnya,Allesia masuk ke dalam kamarnya.

Tes!

Air matanya turun mengalir di pipinya.Siapa yang tidak akan sedih saat ditinggal pergi oleh ayah sendiri,meskipun hanya untuk beberapa bulan.Sebenarnya Allesia sudah sering ditinggal kerja jauh seperti ini,meskipun hanya di luar kota.Namun,sepertinya kali ini berbeda.

Callum mengintip dari pintu kamar Allesia yang tidak di kunci,hanya ditutup sekenanya.Allesia menangis sesegukan.Callum kembali menutup pintu kamar Allesia rapat.Membiarkan gadis itu menuntaskan kesedihannya.

"Lucu kalo lagi nangis,gue gemes..."gumam Callum sembari terkekeh geli.

.

.

Di kamarnya,Sofia tak henti hentinya memikirkan pemuda yang berwajah mirip Cahya itu.Rasa penasarannya tak bisa dihentikan.Meski sudah beberapa kali menghalau pikiran itu,namun tetap kembali terpikirkan.

"Aduh!kenapa masih mikirin dia sih?"rutuk Sofia menggeleng gelengkan kepalanya.

"Sof ?ngomong sama siapa?"tanya bundanya saat memasuki kamar anaknya,mendapati putrinya berbicara sendiri.

"Enggak bunda,ikutin buku ini.."Sofia beralasan agar bundanya tidak curiga.

"Oh ya udah,bunda minta tolong ya?"pinta bundanya.

Sofia mengangguk,"minta tolong apa bunda?"

"Tolong ke minimarket,beli susu formulanya adik,sama roti tawar sekalian."ujar bundanya seraya menyerahkan beberapa lembar uang pada Sofia.

Sofia mengangguk patuh,lalu meninggalkan rumah untuk membeli apa yang diminta bundanya.Jarak minimarket yang dituju dekat,hanya beberapa meter dari rumahnya.Jadi ia memutuskan berjalan kaki.

FRIENDSHIPWhere stories live. Discover now