chapter 3

84 26 32
                                    

Berbagi memanglah mudah,tetapi jangan buat saya kecewa.karna hakikatnya senyummu itu milik ku, tidak lain hanya untuk ku.

*****

Setelah kejadian kemarin Dea memutus untuk tidak lagi mengingat nya dan mengetahui surat dari siapa itu.? Karna bagi nya surat itu tidak akan dia terima lagi toh pasti orang yang mengirim surat tersebut beranggap itu hanyalah mainan.

Bel istirahat di sambut gema sukacita. siswa siswi meninggalkan kelas nya masing masing dengan wajah sumringah,koridor yang tadi nya lenggang kini terlihat ramai, tempat tempat seperti kantin,lapangan, dan taman menjadi tempat favorit untuk di kunjungi.

Sama halnya dengan dua gadis ini, pergi kekantin untuk mengisi perut yang sendari tadi sudah keroncongan , berniatan untuk meredakan cacing cacing yang sudah demo

"Dea, liat deh kakak yang lagi duduk sama kak anna itu.!" tunjuk meida menggunakan dagu nya. sambil memakan batagor yang dia pesan

"lalu,?"

"kata orang orang sih dia penyebab kak anna nolakin cowok,"

"memang itu siapa kak anna,?"

"dia temen kak anna dari kecil, namanya kak Danu tapi kak danu itu cuman nganggep kak anna temen doang" balas meida menjelaskan

"kak danu,?" tanya ku

"iya kak danu,yang duduk di depan kak anna itu,tapi kak anna nya masih aja nungguin kak Danu walupun kak danu cuman ngaggep dia temen"

"kan nyesek" lanjut meida

"boleh duduk disinii.?" ucap seseorang,

menyadari ada seseorang yang datang aku dan meida pun menoleh

"eh rian,boleh kok" kata meida spontan

"jadi boleh tidak De,?" balas Rian menatapku sambil menaikan satu alisnya

Aku tersenyum simpul lalu menggangguk, tanpa di sadari oleh Rian .aku mengijak kaki meida sambil menunjukkan muka masam, meida yang nyeri di kakinya langsung berteriak

"aduh..."

"eh, kamu kenapa mei" tanya Rian khawatir

"hehe,,tidak papa,tadi batagorku masih panas. jadi kaget deh" balas meida sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.aku yang melihat itu hanya senyum senyum bahagia

"De, nanti pulang dengan siapa"

Aku pun menoleh ke arah rian yang duduk di sebelah ku, " pulang di jemput abang" jawab ku

"oh, kirain gak di jemput" sambil tersenyum

"ekhmm,, yan ngomong ngomong kata anak anak ekskul futsal mau turnamen ya" kata meida, yang bisa kutebak merasa tidak enak karna di kacangi

Memang, kata meida kemarin Rian itu memang anak futsal malah jadi ketua nya, dia sebetul nya ganteng, tinggi, pintar,gak pernah bikin ulah, baik pokoknya bisa di bilang kriteria cewek cewek jaman now.

Tapi aku yang melihat itu, tidak ada perubahn sama sekali seperti biasa biasa saja,tidak terjadi seperti apa yang cewek umum rasakan, tertarik sedikitpun tidak.

"oh, iya jangan lupa nonton. lagian turnamen nya juga di sekolah jadi gak perlu repot repot pergi jauh jauh.!" timbal rian sambil menatap ku dan meida bergantiaan

"lawan sama sekolah apa memang,?" ucap ku penasaran

"sama sekolah merah putih,cakrawala,merpati masih banyal lagi deh gak ke itung"

JOGJA A PERFECT LOVEWhere stories live. Discover now